Gong Yoo, Aktor Bukan Tampan ‘Anime’: 4 Alasan Selalu Bikin Penasaran Fans


Gong Yoo merupakan aktor Korea Selatan yang kharismatik. Menurut hasil kekepoan saya, dia selalu mampu bikin penasaran fans agar setia menunggu kiprahnya. Aktor ini sukses menghipnotis fans lewat karya aktingnya. Aktor yang saat tersenyum, bahkan tertawa ngakak waktu proses dibalik layar sangat memperlihatakan wajah ‘humanis’, bukan wajah tampan ala ‘anime’ yang manis-manis unyu gitu.

Gong Yoo tampan istimewa dan kharismatik

Nama Panggung Yang Mudah Diingat

Gong Yoo adalah nama panggung dari aktor multi talenta, Gong Ji-cheol. “Gong” diambil dari nama akhir ayahnya, sedangkan “Yoo” merupakan nama akhir ibunya.

Aktor kharismatik kelahiran 10 Juli 1979 ini merupakan satu-satunya aktor Korsel yang wajah dan namanya langsung nempel di kepala saya setelah melihat aktingnya di salah satu drakor.

Aktor Korea satu ini juga membuat saya sebagai penikmat film dan drakor pemula dipaksa menjelajah internet secara sukarela demi menemukan rekam jejaknya 😳 .

[Bukan Pecinta] Film & Drakor, Alternatif Tontonan Masa Pandemi

Saya termasuk ‘tukang’ nonton, tak dibatasi genre film, serial, atau drama. Semua yang menurut mata saya menarik untuk disimak dan sepadan dengan waktu menikmatinya, maka akan saya tonton. Tapi baru setahun belakangan ini saya mulai menonton drama Korea dan film-nya.

Semua tentu ada alasannya πŸ™‚ .

Pada September 1997 silam saya sudah bekerja di perusahaan Korea. Waktu itu juga punya teman yang sangat suka drakor. Kala itu harus membeli VCD dulu untuk bisa menonton drakor.

Walaupun saya bersedia mendengarkan teman yang selalu berbagi cerita tentang keseruan nonton drakor, saya tidak tertarik untuk ikutan nonton.

‘Drama dunia kerja’ dengan orang Korea saat itu membuat saya sudah merasa ‘penuh’. Jika ditambah lagi dengan hal-hal yang berbau Korea diluar kerjaan, takutnya malah membuat saya ‘muntah’. Hidup masih terus berlanjut, jika suatu saat saya dihidangkan ‘makanan’ yang sama, saya seharusnya masih bisa mengunyahnya secara perlahan dan tidak membuat saya diare πŸ™‚ .

Saya sangat menyadari bahwa saat itu salah satu sisi kemanusiaan saya tidak mempan disentuh oleh tontonan ala drakor.

Saya lebih menikmati menonton anime atau serial fantasi ala-ala Disney atau Cartoon Network sebagai hiburan pengisi waktu.

Semenjak memiliki blog pada 2010 silam, saya pun berpapasan dengan teman-teman bloger yang menyukai drama Korea, mereka mengulasnya secara apik dan konsisten. Di FB juga bersileweran pembahasan mengenai drakor yang lagi seru-serunya. Saya masih bergeming.

Butuh waktu hampir 14 tahun setelah mengucapkan salam perpisahan untuk bisa jalan bersisian lagi dengan hal-hal yang berbau Korea. Tidak benci, tidak terikat rasa, tapi juga tidak membuat dada sesak. Cukup bisa menghirup nafas tanpa tersendat sambil tersenyum dari kejauhan 😳 .

Pada suatu hari, sekitar tahun 2019, menjelang magrib, saya mengubah-ubah chanel TV, mata saya sempat melihat cuplikan salah satu drakor ‘100 days my prince’ yang sedang tayang di salah satu stasiun TV swasta. Cuplikan saat itu, pemeran utama cowok yang wajahnya tampak tanpa ekspresi mampu membuat saya penasaran.

Mungkin sudah waktunya saya berakrab-akrab lagi dengan yang berbau-bau Korea πŸ˜† .

Saya pun berselancar untuk menonton drakor tersebut, ternyata saya betah mengikutinya secara maraton episode per episode hingga selesai. Setelahnya, saya juga sempat googling nyari info pemeran utama cowok, ternyata D.O. EXO (di situ saya juga baru tahu kalau ada grup K-POP bernama EXO πŸ˜† ).

Ya sudah, sampai di situ saja.

Setelah nonton drakor pertama itu, saya sempat menonton beberapa drakor lain, bukan yang baru, tapi yang lama, yang muncul di beranda FB dan menarik menurut versi saya. Ada yang ditonton runut, ada yang loncat setelah episode sekian, ada yang setelah nonton episode terakhir kemudian balik lagi melanjutkan episode yang belum selesai. Tapi, saya tidak pernah sengaja berselancar mencari tahu tentang pemerannya karena gagal move on setelah nonton drakor tersebut :mrgreen: .

Hingga pada satu waktu, mungkin sekitar bulan Juni 2020 *baru banget*, mata saya tanpa sengaja melihat cuplikan drakor Goblin yang diperankan oleh Gong Yoo. Saya langsung penasaran dan terpesona oleh tatapan cintanya πŸ˜† . Mungkin karena drama itu bergender fantasy romance?Entahlah.

Padahal, saat tayang dan heboh di akhir 2016 silam, saya lempeng aja membaca status ataupun cuitan teman-teman. Saya bukan tipikal yang ikut menyukai atau membenci sesuatu karena lingkungan πŸ™‚ .

Usai menonton Goblin, saya gagal move on dari akting pemeran utamanya. Tentunya saya bakal browsing untuk memuaskan rasa ingin tahu itu. Biasanya, setelah browsing dan membaca beberapa informasi atau melihat beberapa foto atau video, ya sudah, saya ga tertarik lagi untuk kepo.

Browsing mencari info tentang Gong Yoo malah membuat saya makin penasaran. Penasaran yang menjadi ‘racun’.

Saya ketemu foto dan video Gong Yoo saat awal-awal memulai karirnya. Foto dan video Gong Yoo ketika masih berusia 20-an. Ekspresi wajahnya ada tampang-tampang sedikit ‘badung’, terkesan sedikit ‘liar’ dan juga slengek-an. Bukan foto atau video yang manis-manis gimana gitu *dasar perempuan πŸ˜› *.

Gong Yoo pesona muda

Jadilah saya lanjut menonton serial televisi dan film yang dibintanginya :mrgreen: .

Pesan moralnya: Jika kau sempat bersinggungan dengan sesuatu dalam bilangan tahun, tentunya banyak kebiasaan yang tanpa sengaja menyentuh hati dan menjadi kenangan.

Jangan terlalu keras menarik diri dari kebiasaan tersebut hanya karena merasa kecewa dengan tiga dua orang, dengan mengatakan tak tertarik. Sebab, kau tidak tahu sosok dalam kemasan seperti apa yang bakal muncul, serta bersinggungan lagi dengan hidupmu dan membuatmu menjadi ketergantungan πŸ™‚ .

4 Alasan Gong Yoo Selalu Bikin Penasaran & Karyanya Ditunggu Fans

Gong Yoo mulai meniti karir sebagai aktor pada tahun 2001 lewat drama televisi. Pada tahun 2003 ia juga mulai main film My Tutor Friend dan Spy Girl (2004).

Ia mendapat peran utama drama televisi pada tahun 2005 lewat drama ‘Hello My Teacher‘, disusul dengan drama One Fine Day pada 2006.

Karir akting Gong Yoo dalam drama Coffee Prince pada 2007 semakin mengukuhkannya sebagai pemeran utama pria. Bahkan kepopuleran drama tersebut bukan hanya di Korea, tapi juga di Asia dan di luar Asia. Drama itu mengantarkannya menjadi bintang ‘hallyu‘ (Korea wave) *kalau dulu saya mengistilahkannya ‘penjajahan’ kebudayaan oleh Korea lewat ekspansi K-Pop secara masif*.

Beda dengan aktor yang sedang berada di puncak ketenaran pada umumnya, Gong Yoo memilih ‘menepi’ sejenak dengan mengikuti wajib militer pada 14 Januari 2008 hingga 8 Desember 2009.

Dia kembali menyapa fansnya di dunia entertainment lewat film Finding Mr.Destiny (2010).

Film Train to Busan (2016) dan Drama Goblin: Guardian The Lonely and Great God yang ditayangkan di tvN (3 Des 2016 – 21 Januari 2017) mengukuhkan kemampuan aktingnya sebagai aktor pemeran utama.

Dari awal karir 2001 hingga 2020, Gong Yoo terlibat dalam 13 drama televisi dan 13 film. Karakter dalam drama dan film serta alur cerita yang diperankannya pun beragam.

Walaupun lumayan lama vakum dari serial televisi, Fans setia Gong Yoo di berbagai belahan negara tetap mengapresiasi semua kegiatannya. Kenapa aktor yang sudah tidak berusia muda, walau tampak awet muda ini seperti mempunyai magnet untuk menarik kutub mata yang berbeda untuk melihat? 😳 :

1. Tidak Mempunyai Media Sosial

Saya pribadi sebagai penikmat tontonan, salah satu cara agar bisa move on dari karakter yang diperankan si aktor adalah dengan mengintip media sosial miliknya.

Pasti bakal ketemu satu dua postingan yang akan membuat saya tersadar bahwa si aktor juga manusia biasa.

Atau kalau si aktor lagi ‘apes’, kita malah bisa ketemu postingan yang membuat kita berhenti mengidolakan si aktor/artis tersebut saat itu juga. Karena masing-masing kita punya ambang batas toleransi. Kita bisa tidak tertarik menonton karyanya lagi. Betapa besarnya efek sosmed terhadap karir seseorang. Atau sebaliknya, fans yang kurang bisa membedakan mana realita dan pekerjaan akan mengikuti tanpa filter diri.

Sepertinya, Gong Yoo memahami ‘kegilaan’ fans yang super kepo. Dia sangat bijak untukΒ  tidak memiliki akun medsos. Dia cukup dikagumi dan selalu ditunggu kehadirannya. Sehingga karya yang bahkan iklan yang dibintanginya menjadi ekslusif.

Sehingga fans setia menggilai karyanya lewat jejak akting di film, drama televisi, kegiatan sosial resmi dan juga semua iklan yang dibintangi.

2. Sosok Humanis, Tampak dari Video Jumpa Fans, Wawancara & Dibalik Layar yang beredar.

Rata-rata foto atau video Gong Yoo yang beredar di dunia maya adalah potongan dari film, drama atau iklan yang dibintanginya. Video jumpa fans, dibalik layar, wawancara juga menunjukkan sosoknya sebagai pribadi yang humble. Senyum, ngakak, dan bahkan isengnya tampak alami.

Mungkin itu efek dari ga punya medsos, sehingga dia ‘menghadirkan’ semua dirinya secara utuh pada setiap acara yang dijalani, bukan bercabang dengan pemikiran untuk segera ‘update‘ status di medsos 😳 .

Satu lagi, kalau menonton acaranya saat menerimaan penghargaan, diusia matangnya terlihat kentara bahwa Gong Yoo masihlah seorang anak bagi kedua orangtuanya. Nilai tambah bagi penggemar.

3. Selektif Memilih Peran

Aktor Gong Yoo sepertinya tidak memanfaatkan ‘aji mumpung’ ketika memutuskan untuk ikut terlibat dalam sebuah project drama atau film.

Kisah cinta drama yang dimainkannya terbilang tidak umum. Bukan kisah cinta romantis ala-ala, tapi kisah cinta yang melibatkan pertentangan bathin. Baik dia sebagai pemeran atau feedback dari penonton saat drama tersebut tayang.

Kalkulasi pertimbangannya bukan hanya sebatas dia akan semakin terkenal karena mendapat respon bagus, tapi juga efek sosial di tengah masyarakat setelah dramanya ditayangkan.

Gong Yoo aktor kharismatik

Sepak terjangnya bisa kita telusuri, mulai dari drama Hello My Teacher. Gong Yoo memerankan karakter seorang anak SMA pemberontak karena kesepian ditinggal mati ibunya saat masih kecil. Dalam kenangannya si ibu mati karena kesepian menunggu bapaknya yang sibuk bekerja. Akibatnya dia tidak bisa menoleransi kehadiran ibu sambungnya.

Kemunculan seorang guru cewek tangguh yang kebetulan juga mantan siswi ‘bandel’ mampu mengisi kekosongan hati anak cowok SMA pemberontak itu. Dia jatuh cinta.

Cinta beda usia itu ditolak dan diremehkan lingkungan, bahkan oleh guru cewek yang dicintai itu. Dikira cinta pertama anak cowok SMA itu akan hilang seiiring pertambahan usia. Akan tetapi begitu cinta itu diberi kepercayaan, justru mampu dan ‘memaksa’ anak cowok SMA itu menjadi seorang pria yang bertanggungjawab, baik terhadap pendidikan, wamil, hingga meilih pekerjaan yang cocok untuk masa depannya, menjadi seorang guru juga.

Sedangkan kisah cinta dalam drama One Fine Day tak kalah peliknya. Penonton pada masa tayangnya sepertinya berhasil dibuat gregetan di setiap episodenya :mrgreen: . Jatuh cinta ketika masih bocah, saat masih berstatus adek kakak karena pernikan kedua orangtua, hingga terpisah jarak bilangan tahun tanpa kabar. Perjuangan untuk bersatu perlu kesetiaan dan kesungguhan, agar bisa menjalaninya ditengah permasalahan yang baru terkuak, serta godaan cinta lain di kedua belah pihak.

Dan dalam drama Coffe Prince, pecinta drakor tentu semua sudah tau karakter dari kisah cinta yang harus diperankan Gong Yoo, penuh pertentangan bathin, dikira cinta terhadap sesama jenis. Yang jelas, kisah cinta terhadap sosok gadis yang nyaru jadi pria itu begitu fenomenal. Bahkan setelah 13 tahun berlalu, usai masa tayang, para pemainnya di bulan September 2020 ini melakukan shooting reunian. Penayangannya sudah ditunggu-tunggu fans.

Begitupun dengan karakter dalam drama Big. Kisah cinta yang dialami oleh jiwa yang tertukar. Walau endingnya mendapatkan kritikan dari penonton, tapi secara keseluruhan dramanya oke.

Hanya penonton dibuat mikir, kok tampilan fisik tokohnya jadi persis sama diakhir cerita. Walaupun karakter yang dimainkan memang kembar identik menurut ilmu kedokteran, hanya kelahirannya berjarak 12 tahun. Hanya saja, ketika perpindahan jiwa ke fisik masing-masing tidak diperlihatkan prosesnya, penonton jadi bertanya-tanya. Tampilan fisik yang awalnya beda jauh, kok ujug-ujug diakhirnya sama persis. Hanya pikiran penonton yang terbiasa dengan science fiction yang dapat memahami endingnya :mrgreen: .

Pada drama Goblin, karakter yang dimainkan Gong Yoo untuk mencari pengantinnya dalam penantian hampir 1000 tahun juga membuat penonton jatuh cinta. Padahal awalnya dia sempat menolak terlibat dalam drama Goblin. Tapi setelah diskusi dari hati ke hati dengan penulisnya, dia pun sepakat. Penonton pun menikmati suguhan drama yang fenomenal.

Setelah empat tahun absen dari layar kaca usai kesuksesan serial Goblin, Gong Yoo bakal menyapa penonton lewat drama terbarunya The Silence Sea yang akan tayang di Netflix. Bocorannya, drama ini bercerita tentang masa depan bumi yang kehabisan sumber daya utama, yaitu air. Krisis kekeringan akan melanda bumi. Dapatkah para ahli menyelamatkan krisis tersebut? Penasaran.

Begitupun dengan film-film yang dimainkan. Semuanya sarat oleh pergolakan emosi yang beragam. Setelah tayang, film-filmya memberikan berpengaruh pada kehidupan berkeluarga, sosial dan bernegara di Korsel sana.

Sebut saja film Silenced (2011) yang berkisah tentang guru gambar yang memilih mendampingi muridnya dari predator anak dalam mencari keadilan yang dibungkam uang dan kekuasaan. The Suspect (2013), berkisah tentang mata-mata yang dikhianati dan terpaksa dipisahkan dari istri dan anak yang belum lahir.

Film A Man and A Woman (2016) yang mengangkat isu sepinya hidup sebagai orangtua yang mempunyai anak berkebutuhan khusus tanpa dukungan pasangan. Harus mengalahkan cinta demi anak.

Film Train to Busan (2016) tentang zombie yang menguasai kota, dan seorang ayah yang sibuk, terbiasa lu-lu, gue-gue, harus berempati dengan orang lain demi menyelamatkan anak perempuannya.

Serta film Kim ji-young: born 1982 (2019), tentang suami yang harus hati-hati bersikap dalam menghadapi istrinya yang mempunyai latar belakang kurang dianggap dalam keluarga saat usia pertumbuhan dan pencarian jati diri, tapi tidak disadari dan tersimpan dalam alam bawah sadar si istri. Saat mengalami depresi gegara mengurus anak serta rumah tangga sendiri, perasaan terpendam si istri waktu muda menyeruak dan membuat bingung Gong Yoo sebagai suami.

Saya masih penasaran dengan film Seo Bok yang sudah selesai shooting di 2020 ini dan rencana tayang pada Desember tahun ini. Serta film Wonderland yang rencananya akan rilis di 2021.

4. Masih Single Di Usia Matang

Rekam jejak kehidupan asmara Gong Yoo di luar akting tidak terendus fans. Gong Yoo setiap jumpa fans selalu menunjukkan keramahan yang tulus. Tak heran statusnya yang single membuat fans merasa bahwa Gong Yoo masih milik mereka 😳 .

Dan sepertinya si ganteng ini masih memilih status itu juga untuk memikirkan kebahagian fans-nya. Tentunya terlepas dari rumor bahwa dia takut menikah dan menjadi seorang ayah karena butuh tanggungjawab seumur hidup. Jika fans cermat memperhatikan, dia merupakan sosok yang terikat kuat dengan keluarganya lho.

Saya juga sempat menonton penggalan wawancara Gong Yoo saat dia ditanya responnya terhadap tulisan di koran Tiongkok yang menyebutkan dia termasuk ke dalam empat aktor Kore Selatan yang berpengaruh.

Gong Yoo menjawab dengan lugas bahwa dia berterima kasih terhadap pilihan tersebut. Dalam empat orang terpilih tersebut dia termasuk dalam usia tua yang kedua. Harusnya dia sudah keluar dari posisi tersebut dan diisi oleh yang muda, semua berkat fans yang setia mengapresiasi karyanya. Jika namanya sudah menepi, mungkin dia akan menikah saja πŸ˜†

Tambahan dari saya kenapa Gong Yoo yang sudah berusia matang masih mempunyai fans setia, bahkan punya fans yang masih usia anak-anak cilik, itu karena dia memiliki wajah yang unik, tubuh elok, senyum, tawa dan bahkan suara yang khas. Tampan yang kharismatik serta kemampuan akting yang baik.

So, kamu yang pecinta drakor, apakah kamu temasuk fans, mengidolakan, atau sebatas terpukau oleh akting Gong Yoo? Apa alasan kamu mengidolakan ahjussi satu ini? πŸ™‚ .

Aktor adalah salah satu profesi (pekerjaan). Mengidolakan sosok mereka harus tetap dalam batas kewajaran. Sebab yang namanya manusia, selalu punya kelebihan dan kekurangan.

Iklan

11 comments

Terima Kasih Untuk Jejakmu, Temans :)

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.