Resep Rendang Daging Kerbau Empuk, Cocok untuk Menu Lebaran


Menurut tetua, dulu aslinya bahan rendang memang dari daging kerbau, makanya waktu memasaknya lebih lama. Tetapi seiring waktu, daging kerbau semakin susah didapat, maka rendang daging sapi lebih mudah ditemui.

Sementara untuk saya sendiri, memasak rendang dengan bahan dasar daging kerbau baru kali ini saya lakukan, itu karena salah beli daging, buru-buru hanya melihat penampakan daging yang terlihat bagus, tanpa bertanya. Setelah dimasak, hasilnya empuk dan enak juga rasanya. Alhamdulillah.

rendang daging kerbau empuk dan enak

Menjelang Lebaran, Pedagang Kebutuhan Dapur Menguji Kesabaran

Kemaren, Senin 8 April 2024 sepertinya stok kesabaran saya sedang diuji, mulai dari beli bumbu untuk masak rendang seperti cabe, bawang merah, dkk-nya, hingga membeli daging.

Hari menjelang lebaran gini, saya malas masuk pasar karena ramai banget, saya memilih belanja keperluan rendang di warung sayur yang ditemui di arah menuju pasar.

Di warung sayur, saya sudah selesai memilih-milih, nunggu dihitung total belanjaannya, eh si Kang Sayur seperti tidak melihat dan mendengar saya, dia terus menghitung belanjaan buibu lain.

Bahkan buibu yang datang bertanya harga sayur bayam saat saya sudah lama ngantri, belanjaannya malah dihitung duluan.

Sungguh menguji kesabaran, mau tak tinggal dan pindah ke warung lain tapi kok ya gondok, “Cok, saya nggak boleh belanja di sini apa gimana, dari tadi kok belum dihitung juga belanjaannya. Buibu barengan saya sudah beberes di rumahnya”

Tapi, emang anaknya suka membuat buibu yang jarang belanja gondok sih. Kalau nggak lagi capek, biasanya dia juga saya usilin sih, hehe.

Hitungan beres, saya beranjak, sambil diikuti keluhan buibu, “Tomat harganya gila-gilaan sekarang, si ibu belanja itu doang habis 50 rebu”.

Saya mampir ke warung yang menjual kelapa yang juga menyediakan mesin untuk dijadikan santan. Setelah memilih beberapa butir kelapa, saya pesan santan pertamanya yang murni dipisah.

Teteh yang mengerjakan melirik ke arah saya duduk, saya pura-pura tidak memperhatikan, ternyata untuk proses yang ditambah air, tidak semua parutan kelapa dimasukkan ke mesinnya, saya hanya senyum meringis dibalik masker, males komplain lagi. Hari ini suka-suka pedagang yang berjualan lah, mungkin mereka juga pada lelah.

Terakhir, saya menuju ke tempat penjual daging dadakan yang berjejer di pinggir jalan di luar area pasar resmi. Saya memilih penjual daging yang ada buibu berkerudungnya, pengalaman sebelumnya, kalau ada buibu beli daging bisa minta tolong dipotong sesuai kebutuhan.

Saya lupa kalau tinggal di daerah yang ada beberapa peternakan sapi dan kerbau, sehingga di penjual daging dadakan yang dagingnya baru dipotong itu selalu ada daging kerbau dan sapi.

Saya main pilih daging yang digantung yang nampak segar, warna merah pekat, dan sepertinya cocok untuk dimasak rendang. Harganya lebih mahal dibandingkan daging yang terlihat lebih agak pucat, tapi lebih cocok untuk dimasak gulai.

Si ibu penjual ternyata jadi ‘bos-nya’ dia memberi instruksi pada bapak-bapak untuk menyiapkan daging pesanan saya. Si bapak mengambil daging di bagian belakang digantungan yang sama dengan daging yang saya pilih, warnanya sudah pucat dan nampak tidak segar, seperti sisa daging kemarin.

Saya auto protes, “Kok daging-nya beda dengan yang disepakati harganya, Pak.”

Si Bapak mau terus melanjutkan memotong daging tersebut sambil bilang, “Sama aja ini mah.”

“Giman sama, Pak. Yang digantung di bagian depan ini masih segar, itu yang mau bapak potong kurang segar.”

Si Bapak akhirnya mengganti daging-nya sesuai dengan yang di-display.

Ketika daging pesanan saya hampir selesai dipotong, ada buibu yang menawar daging, dia juga tertarik dengan daging yang tampilannya saya pilih. Tapi, si Ibu banyak nawar dan bertanya, “Ini daging sapi kan.”

Ibu penjual mengatakan kalau daging yang warnanya menarik itu adalah daging kerbau.

Saya auto melongo, “Daging kerbau, Bu?”
Si Ibu pejual menunjukkan wajah polos, “Iya. Memangnya Ibu mau nyari daging sapi?”

Saya mengangguk sambil menggaruk kepala yang mendadak terasa gatal.Ibu penjual reflek menawarkan daging yang sudah terlanjur dipotong ukuran rendang ke ibu yang sedang bertanya, tapi saya merasa nggak enak hati, “Bu kalau dimasak rendang, daging kerbau yang ini nggak alot kan?”

Si Ibu dengan cepat menjawab, “Enggak, ini kan yang terbaik, malah bagus untuk dimasak rendang.”

Baiklah, mari kita memasak rendang daging kerbau kali ini. Alternatif olahan rendang selain rendang telur bulat dan rendang daging sapi tentunya.

Mudah-mudahan rendang daging kerbaunya empuk dan rasanya enak menurut lidah anggota keluarga.

Perbedaan Daging Kerbau dan Daging Sapi

Agar nanti tidak lupa lagi, mari kita catatkan perbedaan daging kerbau dan daging sapi. Dikutip dari website Dinas Peternakan dan Kesehatan, ada beberapa tips atau cara mudah membedakan daging kerbau dan daging sapi, di antaranya:

  • Warna, daging kerbau warnanya lebih merah pekat bahkan cendrung gelap, sedangkan daging sapi merah ceri (cerah).
  • Tekstur, daging kerbau lebih liat, sedangkan daging sapi lebih empuk.
  • Serat, daging kerbau lebih besar/kasar daripada daging sapi.
  • Lemak dan kalori, daging sapi lebih tinggi sedangkan daging kerbau lebih rendah dan kurang berlemak. Pada 100 gr daging kerbau terdapat 79 kkal, 18.7 gr protein dan 0.5 gr lemak. Sedangkan pada daging sapi 273 kkal, proteinnya 17.5 gr dan 22 gr lemak.
  • Aroma, daging kerbau aromanya lebih kuat jika dibandingkan dengan daging sapi. Tapi setelah dimasak, daging kerbau aromanya justru lebih sedap dan rasanya lebih gurih.

Cara Memasak Rendang Daging Kerbau agar Empuk untuk Menu Lebaran

Resep membuat rendang khas Minang dengan penyesuaian pada lidah masing-masing anggota keluarga, pada dasarnya sama antara menggunakan daging kerbau dan daging sapi.

Hanya saja, karena daging kerbau lebih liat, maka membutuhkan waktu memasak yang lebih lama dibandingkan merendang dengan daging sapi.

Tips agar rendang daging kerbau lebih empuk yaitu dengan merebusnya terlebih dahulu secara terpisah sekitar 1-1,5 jam sebelum diberi bumbu rendang.

Resep Rendang Daging Kerbau Enak dan Gurih

Bahan untuk rendang kerbau:

  • Daging kerbau 1 kg, potong sesuai ukuran rendang, rebus sekitar 1-1,5 jam.
  • Santan, dari 4 butir kelapa yang sudah tua.
  • Daun kunit, 1 lembar.
  • Daun salam, 2 lembar.
  • Daun jeruk, 2,5 lembar utuh (5 lembar dari satu bulatan ‘angka 8 daun jeruk ukuran sedang), buang batang daunnya.
  • Garam, 2 sdm atau sesuai selera.

Bumbu halus untuk rendang kerbau:

  • Cabe merah keriting, 200 gr (Kalau ingin pedas, tinggal ditambah).
  • Bawang merah, 20 buah.
  • Bawang putih, 8 siung.
  • Serai, ambil bagian putihnya, potong-potong, 1,5 batang.
  • Jahe, 1 ruas.
  • Lengkuas, 2 ruas.
  • Pala, 1/3 buah.
  • Cengkeh, 2 buah.
  • Bunga lawang, 1 keping.
  • Ketumbar, 1 sdm.

Cara Mengolah atau Memasak Rendang Kerbau

  • Siapkan bumbu halus. Setelah jadi, bagi dua di wadah terpisah. Satu wadah pilih yang ukurannya agak besar karena untuk dicampurkan ke daging kerbau yang sudah direbus.
  • Sembari menyiapkan bumbu halus, rebus daging kerbau sekitar 1-1,5 jam. Air untuk merebus jangan banyak-banyak, secukupnya saja.
  • Setelah daing direbus, angkat dan campurkan ke setengah bagian bumbu halus. Campur rata dan sisihkan.
  • Tuang santan ke wajan untuk merendang, masak hingga santan benar-benar matang dengan ditandai keluar sedikit minyak dibagian pinggir wajan. Karena menggunakan kompor rumahan biasa, waktu yang dibutuhkan untuk memasak santan ini sekitar lebih kurang 35 menit – 1 jam.
  • Masukkan daun kunit, daun salam, dan daun jeruk ke dalam santan. Masak lagi sebentar.
  • Masukkan setengah bumbu halus ke wajan santan, aduk rata. masak hingga bumbu matang dan air santan agak menyusut.
  • Masukkan daging kerbau yang sudah dibumbui ke dalam santan. Saat memasukkan daging kerbau, santan agak sedikit ‘meletup’, kecilkan sedikit api kompor.
  • Jika santan sudah semakin menyusut tambahkan garam. Aduk rata.
  • O iya, mengaduk rendang kerbau saat proses memasaknya tidak perlu terlalu sering, jaga agar bagian bawah wajan tidak gosong saja.
  • Masak rendang kerbau hingga santan mengeluarkan minyak dan daging kerbau empuk sempurna. Kalau saya memasak rendang, bumbunya tidak terlalu kering karena anggota keluarga di rumah maunya bumbu rendang yang masih agak basah, atau lebih agak kering sedikit dibandingkan olahan daging kalio (‘adeknya’ rendang).
  • Daging rendang kerbau siap disantap untuk salah satu menu lebaran.

Alhamdulillah, memasak rendang kerbau perdana rasanya sesuai dengan semua anggota keluarga. Mudah-mudahan aja cukup untuk hari H lebaran, hehe.

Penutup

Menjelang lebaran 2024 / 1445 H semakin diingatkan bahwa berdagang salah satu pintu rezeki yang dianjurkan, perputaran uangnya cepat. Tetapi godaan dengan berdagang dan melayani pembeli secara jujur dan adil juga berat, walau adab berdagang dalam Islam sudah diatur dengan jelas.

Selamat merayakan Hari Kemenangan bersama keluarga tercinta. Taqabbalallahu minna wa minkum.

Salam jejak #Kuliner khas daerah dari mata, rasa dan pikiran YSalma.

Terima Kasih Untuk Jejakmu, Temans :)

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.