Wanita itu usianya tidak lagi muda tapi semangatnya setiap pagi, selalu membuat saya malu *tapi masih sampai sebatas malu aja, belum ada tindakan nyata yang ku perbuat ๐ฅ *.
Ia setiap pagi menjajakan sayur kangkung atau genjer. Sayur kangkung memang hasil dari sepetak kebun dibelakang rumahnya. Tapi kalau sayur genjer, ia mendapatkannya dari situ bekas galian pasir yang berubah fungsi menjadi tempat berkembang biaknya tanaman genjer. Salah satu usaha menjemput rezki yang terserak dan mengumpulkannya menjadi berkah.
Sayuran yang dibawa hanya satu jenis setiap harinya, kalau ga kangkung ya sayur genjer. Dari pengamatan ala detektif saya di sepanjang jalan depan rumah, tidak setiap orang yang ditawarkan membeli sayurannya, hanya satu dua orang aja.
Ia menawarkan lho ya, bukan menjajakan dengan suara keras aja ,”sayur, sayur!”. Setiap pagar rumah yang tertutup, ia singgah, mengucapkan permisi, yang punya rumah keluar, ia baru menawarkan sayur. Setiap orang yang sedang di depan rumah pagi itu, baik bapak-bapak, ibu-ibu, kakek atau nenek-nenek, semua disapa, kemudian ia menawarkan sayur. Hampir semuanya tersenyum menerima sapaannya, dan hampir semuanya juga menggeleng saat ditawarkan sayuran. Setiap pagi hal yang sama dilakukannya. Pantang menyerah.
Satu dua rumah mulai menjadi pelanggan tetapnya.
Kalau saya, mungkin tak sanggup melakukan apa yang ibu itu lakukan. Mungkin hanya bertahan sampai batas menjajakan aja, bukan ‘menawarkan’ dagangan. Saya mungkin sudah langsung patah arang terhadap beberapa penolakan, kemudian menyerah pada nasib. Bahkan besar kemungkinannya saya bakal menggerutu pada orang-orang yang perlu sayur setiap hari, tapi kenapa tak membelinya aja dari orang yang sudah menawarkan dan mengantarkannya sampai ke depan pintu rumahnya.
Padahal kesabaran itu bukan hanya milik mereka yang perlu berjuang keras setiap harinya demi sesuap nasi. Kesabaran itu harus menjadi pakaian semua manusia dalam menjalani hidupnya.
Harusnya saya bukan sebatas malu aja, sudahlah punya banyak mau, tapi usaha baru sepersekian, belum menampakkan hasil seperti yang saya mau, saya langsungmenyerah. Langkah langsung terasa berat dan ingin berhenti aja. Saya perlu belajar terhadap ibu itu dalam semangat pantang menyerah terhadap nasib dan penolakan.
Ikhtiarnya bikin salut ya, Mbak.. Aku jugak belom tentu sanggup ngadepin yang namanya penolakan.. :3
SukaSuka
saya di tolak langsung keder kayaknya Beb, mental cemen.
SukaSuka
bukan hal yang mudah untuk dilakukan ๐
SukaSuka
perlu perjuangan bagi yg tak terbiasa ๐
SukaSuka
kegigihan dan kesabarannya patut ditiru, tetapi kalau mau diaplikasikan pada diri sendiri perlu juga ditambah kecerdikan (work hard, work smart). anyway, mudah-mudahan ibu tersebut selalu dilimpahi dengan rezeki yang berkah dan berkecukupan. ๐
SukaSuka
harus kerja smart ya, tapi modal tidak menyerah pada penolakan itu patut ditiru,
semoga do’anya disampaikan ke siibu ๐
SukaDisukai oleh 1 orang
iya Mbak, kalau baca kisahnya pebisnis sukses kan rata2 gitu, tidak pantang menyerah dan pantang malu meskipun berkali2 gagal atau dikritik. lalu ditambah lagi faktor inovasi, wah sudah… ultimate.
SukaSuka
[…] Ah, aku hanya baru bisa menuliskannya, belum bisa menjalaninya dengan baik. Kita sama-sama belajar, pantang menyerah pada nasib ๐ […]
SukaSuka
hebat ya siibu.. semoga rezekinya lancar..
SukaSuka
[…] baik. Setidaknya itu bisa sedikit meringankan sesak di dada yang mengalaminya. Tetap semangat dan pantang menyerah dengan situasi dan keadaan saat ini ya. Yakin bisa bangkit […]
SukaSuka