Kemaren sore mendapat undangan untuk ikutan pengajian bulanan yang diadakan oleh warga kompleks perumahan, yang rencananya akan diadakan pagi ini. Sebelumnya di tempat lain, di waktu yang berbeda, pernah mengikuti acara seperti ini yang dikelola oleh ibu-ibu. Tujuan acaranya sih bagus, tapi kalau sudah di kelola ibu-ibu, mau jenisnya acara pengajian, arisan, kegiatan lomba, separuhnya selalu diwarnai gosip π₯ .
Nah, yang namanya gosip, semakin di GOsok semakin SIP. Kebenaran dari informasi yang sampaikan patut dipertanyakan. Biasanya persentase keakuratan beritanya 5-10%, sisanya tambahan atau bumbu cerita, biar semakin enak untuk di perbincangkan.
Efek dari gosip ini bukan hanya kepada orang yang di gosipkan, yang sudah pasti namanya tercemar, pembunuhan karakter seseorang yang dilakukan dari mulut ke mulut tanpa diberi kesempatan untuk klarifikasi, secara gosip biasanya beredar di belakang orang yang di gosipkan. Kalaupun akhirnya klarifikasi, ceritanya sudah terlanjur berkembang kemana-mana. Yang memulai gosip tidak bertanggung jawab *ya iyalah*, dan yang mendengarkan sudah terlanjur jenuh dengan informasi tersebut.
Gosip juga membawa efek kepada kita yang berada di daerah gosip berlangsung, walaupun tidak ikut bergosip. Apalagi bagi yang ikutan ngegosip, banyak lah efek kurang baiknya “wuih, mau ngasih tauziah nih” *pembaca bersuara dalam hati*. Bukan, belum punya ilmunya *lha wong ikut ngaji, kupingnya kebanyakan nangkap gosip π **ditinggal kabur*.
So, maksud efek gosip bagi seseorang itu gimana?
- Dapat cap Sombong/Jaim. Ada di sekitar yang sedang bergosip, tapi ga ikutan nimbrung, alias diam aja. Apalagi kalau ditanya, kemudian tidak memberikan jawaban yang sesuai dengan yang diharapkan si penanya, tetap aja bakal disematkan sebagai pribadi yang sombong, suka jaim, sok menjaga sikap dan perilaku, bla-bla-bla. Kan repot ya. Niatnya mau memperbaiki diri malah dapat predikat baru *Hidup dalam lingkungan sosial itu harus saling berlapang dada sobat*.
- Bakal jadi bahan gosip juga. Percayalah, walau sudah nimbrung *bukan ikutan ngebahas gosipnya, cuma respon, ‘hoo, gitu ya’* Tunggu aja tanggal mainnya, bakal jadi objek yang digosipkan juga *baca poin pertama*.
- Nambah stress. Kalau sudah mendengar pergunjingan yang aneh-aneh, walau pun bukan menjadi bagiannya, sudah dapat dipastikan pikiran alam bawah sadar akan menyimpannya. Lama-lama pikiran ga bisa dikontrol supaya informasi gosip itu jangan sampai melintas sekelabatpun di kepala, eh tanpa sadar akan ngedumel sendiri. Diri langsung merasa lebih baik dari ibu-ibu yang ngegosip itu. Merasa kasian sama yang di gosipkan. Hasil akhirnya, pengajian atau perkumpulan yang diikuti untuk menjalin silaturrahim dan ‘pencerahan jiwa’, ga ada sama sekali π₯ .
- Dosa. Kalau ini tentu sudah pada tau ya. Di mana-mana, di keyakinan manapun, ngomongin kejelekan orang lain dibelakangnya, itu sebuah tindakan tidak jentelmen yang memalukan, baik di mata agama, sosial atau dilihat dari sudut pandang manapun.
Apakah hari ini saya akan mendapatkan pencerahan, atau malah menghasilkan catatan diatas? Wallahu a’lam, *sayanya juga penasaran*. Yang penting niat dipasang sebaik mungkin untuk bersilaturrahim dengan pembauran dalam pertemuan yang baik, tentunya juga menambah ‘ilmu’. Bismillah, mau ikut belajar lagi π .
Ah benaaar Mba Y, dengan diem aja waktu diajak bergosip malah dibilang sombong. Etapi tergantung orangnya lagi si Mba Y. Ada tuh temen kantor diajak bergosip diem aja tapi asik diajak becandaan. Gak digosipin juga kok. Asalkan hubungannya tetep baik sama yang lain sih kayaknya gapapa ya. Hehehe..
SukaSuka
Ada benernya juga ya,
yang gosipin jadi ga tega, ntar berkurang teman ketawa satu *ini lebih bahaya* π
SukaSuka
Ada benarnya yg uni uraikan itu … namun bagaimana lagi …karena itulah ‘pernak-pernik hidup dan kehidupan kaum ibu … begitu x ya?
SukaSuka
jaman ka udah canggih Om, harusnya kan ganti ‘gaya’, moso ibu2 identik dengan gosip mulu π¦
SukaSuka
mungkin kalau perempuan lebih banyak pergaulan gosipnya yah dibanding laki2 π
SukaSuka
iya, kalau laki paling yang diomongin ‘situasi lingkungan’, bola, politik, gitu, ga ada yg bakal membahas pribadi yg lain, kecuali udah kelewatan banget.
SukaSuka
Wah aku juga suka ngosip di tempak kerja hahaha.
tapi kalau ngumpul ma ibu ibu perum jarang paling pas arisan aja.
SukaSuka
kalau tempat kerja paling yang dibahas seputar lingkungan dan situasi tempat kerja kan, atau orangnya memang ga profesional kerjanya.
SukaSuka
Mbak Y, aku sukaaaa baca yang seperti ini. Nambah ilmu. π
Makasih ya π
SukaSuka
Hehehe, aku juga lagi belajar lagi,
nuliskan yang dialami *tau gosip, berarti kan dekat2 sama si gosip* π
SukaSuka
Bener, Mbak. Aku kalok ada reuni gitu paling males gosip-gosipan, kayak diri ini uda bener aja. Eyalaaaaah malah digosipin! Huhuhu.. π₯
Tapi akhirnya selo sik. Pasang tampang tak berdosa aja π
SukaSuka
tampang tak berdosa ditambah senyum terbaik, itu memang ampuh ya Beb
SukaSuka
mendingan ngejauh aja dch kalau ada yang ngegosip, daripada dimintain komentarnya.
(pengalaman π )
SukaSuka
serba salah soale ya Kang.
SukaSuka
ya mbak.
SukaSuka
[…] ← Mau Ikut Belajar Lagi […]
SukaSuka
Bergossip memang kegiatan yang sangat menyenangkan dan bikin ketagihan, hehe..
Tapi, bila kita memahami dampaknya, tentu kita akan berusaha untuk menghindarinya ya Uni.
SukaSuka
Iyo Nyiak, kalau dalam bahsa Minang, maota paniang talamak ndak tau batehannyo.
SukaSuka
hehehe… gosip. hati2 sama orang yang ngegosipin orang lain bisa2 ngegosipin tentang kita juga sama orang lain. <– geer banget ini sok bisa jadi bahan gosip
SukaSuka
iya-ya, ngerasa bakal digosip aja, tapi memang sukanya begitu khan *apalagi kalau memang yg gosip hobi π
SukaSuka