Beberapa bulan yang lalu, sewaktu saya BW (Blog Walking) ke blognya mbah Jiwo dan disuguhi cerita tentang makin cintanya beliau dengan Sang Rasul lewat referensi yang dibacanya di blog Elmoudy, tentang novel “Muhammad Lelaki Penggenggam Hujan”.
Saya ikut penasaran dan juga jalan-jalan ke ‘rumahnya’ Moudy. Sayangnya dengan internet saat ini yang agak lelet, saya agak kesulitan nyari linknya di kedua blog ini sekarang 😦 .
Tapi, rasa penasaran saya ya sampai di situ aja, serasa menyimpulkan, “Ahhh, paling juga ceritanya, ga jauh-jauh dengan kisah yang pernah saya baca. Apalagi ini dikemas dalam bentuk sebuah novel biografi. Pasti kurang menarik.”
Kemudian saya melupakannya.
Kebetulan, dalam bulan ini, saya juga jalan-jalan ke rumah tetangga dan ketemu dengan postingan Abi Sabila, yang membahas betapa hatinya ikut menangis menyaksikan sebuah acara yang mempertanyakan silsilah umum Sang Baginda Rasul. Umatnya ternyata banyak yang tidak tahu.
Sekali lagi, saya ikut tersentil sekali, merasa termasuk bagian yang hanya mengaku-ngaku umat beliau 😥 .
Dan, hari Sabtu kemaren, setelah paginya penasaran dengan rute bersepeda baru yang kita temukan, dan tidak mungkin dilanjutkan dengan bersepeda, kami janji kepada junior untuk menyusuri rute yang baru ditemukan tersebut setelah Magrib.
Janji itu dipenuhi. Setelah puas muter-muter melihat daerah yang baru diketahui tersebut, kita merasa kelaperan dan niat nyari camilan ke mall terdekat. Naik eskalator pertama, ketemu dengan bazar buku Mizan. Biasa, kalo emak-emak liat bazar pasti mampir.
Tapi bazarny udah bersiap mau tutup. Saya agak heran aja dan bergumam, “Malem Minggu dan masih sore, kok tutupnya cepat amat?” Ga taunya, emang sayanya yang ga liat-liat jam, kalo memang itu sudah waktunya pusat perbelanjaan tutup.
Pas, kebetulan di depan saya ada buku tebal 540-an halaman dengan judul Sebuah novel biografi, MUHAMMAD Lelaki Penggenggam Hujan, karya Tasaro GK. Deg! Yang saya cari-cari link review bacaannya di blog teman bloger. Kalau jodoh memang ketemu.
Bukunya saya ambil mau lihat-lihat, bersamaan dengan mbak penjaga bilang bahwa mereka mau tutup. Saya tanpa mikir milih bayar ke kasir, dengan diiringi protes junior, “Semua udah mau tutup, kita mau makan di mana?”
Hah?! Saya tersadar lagi akan malam, “Ntar kita cari di luar mall aja. Tapi kali ini kita dapat bacaan novel nih, makanan untuk jiwa 😉 “.
Besoknya, di sela-sela kegiatan emak-emak, saya membaca novel tersebut. Tabiat jelek saya dari dulu, kalau membaca novel menarik, saya sanggup begadang untuk cepat menyelesaikannya. Dengan pola membacanya, bagian depan, belakang, tengah, baru membaca runut secara keseluruhan.
Dan sebuah novel biografi MUHAMMAD Lelaki Penggenggam Hujan ini lah, sampai saat ini, novel menarik satu-satunya karya anak negeri yang saya baca secara runut, dari awal sampai akhir, dengan mata juga ikut berlinang dan pipi dihujani airmata.
Serasa ikut berkelana ke belahan dunia sana, dengan rentang waktu yang berbeda, dan menikmati kepemimpinan seorang pemimpin sejati yang tegas, penuh kedamaian, diakui secara elegant oleh musuh apalagi kawan. Dan seharusnya beliaulah tauladan bagi semua calon pemimpin. Ceritanya tentu dalam versi novel.
Itu yang saya rasakan setelah membacanya, bagaimana dengan teman-teman, sudah pernah membaca novel ini juga kah. Bagaimana tanggapannya?

harganya berapaan mbak.. jadi pengen baca juga ^^
SukaSuka
😦 belum baca, cuma pernah liat, dimana gt…
SukaSuka
Aku pernah liat judulnya ajah..
di Gramed gituu..
bacanya belom heheh..
SukaSuka
[…] mendung. Walaupun dihadapannya Bi Anik selalu berusaha tidak terlihat gundah. Tapi Tina bisa membaca, bi Anik memikirkan […]
SukaSuka
beneran bagus yah, mbak? aduuuhh jd mupeng pengen punya juga 😦
SukaSuka