Janji dan Telepon Umum


Dipostingan Lima Sahabat,  ysalma membuat janji ketemu dengan sahabat-sahabatnya itu, dengan memanfaatkan fasilitas telepon umum.

Yang tinggal di era Hp sekarang, ada yang kurang tau apa itu telepon umum,, monggo baca disini..

Kemudian Om trainer lewat komentnya memberi ide, kalo telepon umum dibuatkan dalam sebuah postingan akan ada hikmah yang didapat,, bisa aja idenya si Om satu ini yaa 🙂 .

Begini ceritanya,,, Sekitar pertengahan tahun 1996, saya menginjakkan kaki di P.Jawa,,,.

Daerah Bumi Serpong Damai yang sekarang penuh dengan komplek perumahan dan mall,,  dulu itu,,,  masih penuh dengan kebon karet di kiri kanannya,, mau datang dari arah Pamulang, dari Kalideres, dari Bogor,,, tetap sepiii,, banyakan hutan karetnya..

Mall masih jarang-jarang,, Blok M masih terkenal dengan tempat kongkow-kongkownya, dan wajib dikunjungi bagi mereka yang dari daerah,, jaman itu :mrgreen: . PIM baru buka,, Citraland di daerah Grogol,, pasar buku murah di Kwitang di daerah Senen.

Kita tersebar di daerah Serpong, Ciputat, Kalideres, Tomang dan Bekasi..

Sebelum berangkat dari daerah, masing-masing kita sudah mengantongi telepon rumah dan alamat tujuan masing-masing. Dan sudah tau juga nyampai di Jakartanya tanggal berapa aja,,.

Dan pada dasarnya kita-kita, walau dari daerah,, seru-seru aja di ibu kota,, ga perlu pakai guide kalau mau jalan.

Kalo udah ada alamat lengkap, no telepon rumah, koin receh untuk menelpon,, tau terminal yang ada semua jurusannya, diantaranya, terminal bis Blok M, terminal Senen,, semua aman. Dan ga boleh  nyasar,, kalo nyasar,,, balik lagi aja ke titik awal,,. 😆 .

Dengan  niatnya nyari kerja, tentulah kita perlu support, dari teman-teman, yang sama berjuang dari daerah juga,, wong teman baru belum punya kok,, trus bisa curhat-curhatan lewat telepon rumah yang kita tempati?? tentu tidak!!!,, kita prinsipnya,, tidak mau merepotkan dan membebani orang lain..

Diawal kedatangan,,, kalo saya yang pertama misalnya ngajak ketemuan,  nelpon teman yang di Ciputat, menentukan lokasi dan jam berapa, ntar dia nelpon teman yang di Kalideres, pakai TU yang terdekat dari tempat tinggalnya juga,, seterusnya,, saya akan dapat konfirmasi lagi dari teman yang terakhir di kasih tau,, begitu juga sebaliknya,,

Kalo teman yang lain yang ngajak ketemuan, semuanya mendapatkan tugas yang sama, dan menggunakan koin Rp100 untuk menginformasikannya, ke yang lain.

Kita-kita semua harus bisa  memprediksikan, waktu yang ditempuh dari tempat tinggal ke tempat berkumpul,, tak ada istilah ngaret,, lha,, kalo telat,, mau dikasih tau kemana,,  HP masih barang super mewah,, dan ga ada juga telepon umum yang bisa dipanggil, kayak di pilem-pilem barat sono 😛 . paling selisih datang cuma 5-10 menit.

Janji yang sudah dibuat, benar-benar hutang yang harus dipenuhi tepat waktu 🙂 . Dan kita semua sudah sepakat dengan itu,, dan menghargai apa yang sudah kita sepakati bersama.

Untuk pertemuan berikutnya,, kita buat rencananya,, dan memastikan waktu dan tempat selanjutnya, yaa, lewat telepon umum ke telepon rumah masing-masing, dengan tugas bersambung lagi  🙂 .

Telepon Umum sangat-sangat membantu perjalan hidup ysalma dan kawan-kawan.. tapi sekarang,, jaman sudah berubah,, dan persahabatn kami tetap terjalin,, lewat HP dan jejaring sosial 🙂

Iklan

52 comments

  1. Hehehe… jadi bernostalgila dengan TU…
    Dulu berjasa banget ya… Kalo pulang sekolah telat juga laporan ke rumah pake TU… 😀

    sangat berjasa, dan mengajarkan saya dulu untuk komit terhadap janji..

    Suka

  2. sepertinya sekarang telepon umum udah gak ada ya mbak..
    eh dulu pernah gak janjian tapi gak ketemu? gara2 ada yg telat misalnya hehe.. susah juga ya.. dulu saya juga termasuk pengguna telepon umum.. 😆

    kan diatas udah dijelasin Ne,, ga pakai telat, apalagi mangkir ^^..

    Suka

  3. Sesungguhnya …
    Sekalipun kelihatannya ini postingan dan cerita yang sederhana …
    Namun menurut saya …
    (dan benar dugaan saya …)

    Didalamnya terkandung makna yang sangat banyak …
    ada beberapa hikmah yang bisa kita dapatkan dari sini …

    Persahabatan … Trust … saling menghormati Janji … survival …
    dan sekaligus cara berkomunikasi yang Smart dan santun … tanpa menggangu orang lain …

    Salam saya Bu
    (saya tersanjung … Uni YSalma masih mengingat komentar saya yang satu itu …)

    Yang namanya Trainer handal,, bisa aja membuat kesimpulan yang eiylekhen,, 🙂
    benar sekali Om,, walaupun kami2 sekarang, masih biasa-biasa aja,, tidak sehebat, teman-teman yang lain,, sense kita terhadap teman2 kita yang masih berjuang, masih patut di acungi jempol (bukan bermaksud memuji kelompok sendiri), tapi keadaan seperti ini, salah satu yang membangunnya..

    Suka

  4. Setuju Mbak, walau zaman berubah dan waktu terus bergulir, namun persahabatan tdk berubah. Biarlah alat komunikasi berubah dari telepon, pager, dan hp, dsb, namun persahabatan tetap tdk berubah. Point lain yg Saya tangkap dari tulisan ini, bahwa sebenarnya manusia tdk boleh melupakan sejarah. Jas Merah (jangan melupakan sejarah), begitu kata Bung Karno, thanks 🙂

    sangat setuju sekali sanak 🙂

    Suka

  5. he…he…he…. telepon umum ya, emang sudah habis tu riwayatnya. tapi aku masih sempat mengabadikan nya 😆

    Salam hangat serta jabat erat selalu dari Tabanan

    Suka

  6. dulu pernah pacaran via TU.. hahahahahahahaha..
    unik banget dulu TU, berdiri lama tak bakal berasa demi mendengar suara sang kekasih.. 😀

    Suka

Terima Kasih Untuk Jejakmu, Temans :)

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.