Pernah menonton film atau drama tentang kisah mereka yang masih muda, tapi sedang berjuang menjalani harinya melawan gejala penyakit Alzheimer. Mereka sangat tergantung pada alat bantu pengingat, baik berupa catatan, rekaman audio dalam melakukan rutinitas harian.
Kita yang nonton kudu siapin tisu untuk mengusap lelehan air mata dan membersit hidung. Tak terbayangkan jika itu terjadi di kehidupan nyata kan?

Mengenali tanda dan gejala awal dari penyakit Alzheimer bisa jadi sulit. Mengingat prevalensi (jumlah keseluruhan kasus penyakit pada waktu tertentu: KBBI) demensia di antara orang dewasa yang lebih tua. Mudah untuk mengasumsikan bahwa semua manula yang mengalami penurunan kognitif memiliki Alzheimer. Padahal belum tentu.
Perubahan kognitif yang halus dan progresif, seperti pelupa ringan, susah menemukan kata, berpikir lambat, dan kesulitan mengingat jangka pendek adalah bagian dari proses penuaan yang normal.
Perubahan ini disebabkan oleh pengurangan ukuran area otak tertentu yang berkaitan dengan usia.
Kapan Penurunan Fungsi Otak Dicurigai Sebagai Alzheimer?
Ketika perubahan fungsi otak terjadi dengan cepat, atau bersamaan dengan masalah lain. Itu pertanda mungkin sudah saatnya untuk berkonsultasi dengan tenaga profesional medis.
Menurut medis, penyakit Alzheimer termasuk salah satu demensia yang pada umumnya menyerang lansia, tetapi tidak menutup kemungkinan menyerang usia muda.
Otak mengalami penurunan fungsi secara signifikan, karena pada sel otak terjadi penumpukan protein abnormal yang mengakibatkan terganggunya pengiriman sinyal antar sel otak.
Sel-sel syaraf yang biasanya tersusun rapi, karena penumpukan protein abnormal yang disebut gumpalan amyloid (kumpulan serat yang berbelit-belit) sudah menyebar ke seluruh otak. Bahasa awamnya sel otak jadi semrawut, akhirnya mengalami kerusakan.
Ternyata, kurang tidur salah satu penyumbang penumpukan protein abnormal di dalam tubuh, hiks. Belum lagi ketambahan stres. Lengkap sudah!
Akan tetapi jangan menduga-duga, hanya dokter, medis berlisensi yang dapat membuat diagnosis Penyakit Alzheimer.
Jadi, jika Anda memiliki kekhawatiran tentang kesehatan anggota keluarga, mulailah dengan mencari bantuan dari dokter yang ahli dari penyakit ini.
Kehilangan Memori
Salah satu gejala pertama yang dialami oleh banyak orang dengan Alzheimer adalah pelupa atau kehilangan ingatan yang mengganggu fungsi sehari-hari.
Pelupa yang dimaksud bisa berarti melupakan tanggal-tanggal penting, seperti janji medis yang rutin dilakukan, atau berjuang untuk mengingat nama-nama orang yang dikenal.
Masalah dengan daya ingat ini juga dapat muncul ketika orang yang Anda cintai menanyakan pertanyaan yang sama berulang kali atau menjadi sangat bergantung pada alat bantu ingatan, seperti alarm dan catatan pengingat untuk tugas sehari-hari.
Seseorang yang mengalami gejala Alzheimer sangat kehilangan memori jangka pendek yang justru menambah stres. Kejadian yang baru saja dialami, dilakukan, sesaat setelahnya sudah tidak ingat. Secara emosi, kita yang masih sehat dapat membayangkan kondisi seperti itu, sangat membuat diri merasa tak berguna kan.
Kebingungan Tentang Kata-kata
Orang yang menderita penyakit Alzheimer sering kesulitan menemukan kata yang tepat saat berbicara atau menulis, suatu kondisi yang dikenal sebagai pencarian kata.
Jika diperhatikan dengan teliti, Anda mungkin akan menyadari bahwa orang yang Anda cintai tiba-tiba berhenti berbicara di tengah kalimat tanpa alasan yang jelas, atau tidak cerewet lagi seperti dulu.
Bisa juga mereka mungkin juga salah menyebut nama benda-benda umum atau mengalami kesulitan mengingat apa yang disebut benda sehari-hari.
Apa Saja Tanda dan Beberapa Gejala dari Penyakit Alzheimer?
Perubahan yang Ditandai dalam Suasana Hati atau Kepribadian
Pada tahap awal penyakit Alzheimer, individu yang terkena seringkali sangat sadar bahwa mereka mengalami perubahan signifikan dalam cara kerja otak mereka.
Ini dapat menyebabkan perasaan cemas, frustrasi, marah, dan depresi. Nah, perasaan itu dapat bermanifestasi sebagai perubahan kepribadian dan suasana hati. Orang yang Anda cintai mungkin tiba-tiba tampak menarik diri, pemarah, atau memiliki sedikit minat pada hal-hal yang sebelumnya mereka sukai.
Masalah dengan Pemikiran Abstrak
Individu yang memiliki penyakit Alzheimer sering mengalami kesulitan menangani informasi yang kompleks dan memecahkan masalah.
Ini dapat berarti bahwa seseorang yang sebelumnya dapat memecahkan masalah mekanis dengan mobil tidak lagi dapat melakukannya atau bahwa seseorang yang selalu melakukan pembukuan untuk bisnis kecil mereka, sekarang mengalami kesulitan menyeimbangkan buku cek.
Pada tahap awal Alzheimer, individu sering menyembunyikan perjuangan mereka dengan pemikiran abstrak dengan mencari alasan mengapa mereka tidak dapat lagi menangani informasi yang kompleks atau memecahkan masalah multilangkah.
Kesulitan Menyelesaikan Tugas Familiar
Sementara banyak tanda dan gejala awal penyakit Alzheimer lainnya sering diabaikan sebagai bagian dari penuaan normal, begitu seseorang mulai mengalami kesulitan menyelesaikan tugas-tugas yang biasa. Oleh sebab itu, tidak dapat disangkal perlunya diagnosis medis yang akurat.
Ketika orang yang Anda cintai memiliki gejala ini, Anda mungkin memperhatikan bahwa mereka kesulitan menyiapkan makanan sederhana, lupa cara memainkan permainan kartu favorit, atau tidak dapat menyelesaikan proyek hobi.
Atau pada lain waktu, Anda melihat mereka seperti sedang kebingungan saat berdiri tidak jauh dari rumah. Sebenarnya, mereka tidak yakin atau lupa arah rumah.
Jika yang mengalami mereka yang masih usia muda, karena pengobatan rutin dan dibantu alat navigasi, masih dapat beraktivitas tanpa nyasar. Tapi kalau lansia, keluar rumah perlu pendampingan dari anggota keluarga.
Kenapa Penasaran dengan Informasi Tentang Alzheimer?
Selain pernah ‘ditakuti’ bisa terkena penyakit ini di usia lanjut jika pola hidup saya tidak diubah, juga ada beberapa orang yang saya kenal mengalami penyakit penurunan fungsi otak hingga matinya sel otak ini.
Ada orangtua teman yang seorang guru, masih aktif mengajar, tiba-tiba mengalami gejala penurunan berpikir secara cepat. Hasil diagnosa dari pemeriksaan intensif, beliau terkena penyakit Alzheimer.
Sosok seorang wanita cerdas dan mandiri dalam sekejap seperti menjadi pribadi yang berbeda. Jangankan untuk mengingat murid-murid atau bidang studi yang dikuasainya, beliau lupa makan dan kebutuhan dasar sehari-hari lainnya.
Tak sampai dalam hitungan tahun dari bilangan jari sebelah tangan, beliau berjuang dengan Alzheimer. Akhirnya fisik beliau menyerah pada penyakit ini.
Satu lagi, ada sosok bapak guru waktu saya masih sekolah, lainnya seorang ibu rumah tangga yang saya kenal dengan baik.
Dari beberapa orang yang saya ketahui mengidap penyakit Alzheimer itu, serta cerita kehidupan mereka yang saya dengar, menurut saya semuanya mempunyai benang merah kehidupan yang mirip. Fase hidup mereka sempat memiliki kekecewaan yang dalam, yang sulit diterima hati kecil, tapi harus jalani.
Dalam fase kekecewaan belasan tahun sebelum terkena Alzheimer itu, mereka tak sempat menangis, tak sempat berkeluh kesah, hanya menampilkan kondisi yang nampak baik-baik saja. Boro-boro melakukan pengobatan jasmani maupun psikis. Mungkin otak dipaksa untuk tidak mengingat apa yang membuat rasa sakit tak terperi itu.
Saya sewaktu ‘ditakuti’ dengan penyakit ini, juga dalam kondisi emosi yang tidak baik, sempat beberapa kali dihantam kekecewaan oleh orang-orang yang dipercayai. Alhamdulillah, saya memilih berobat karena badan jadi ringkih.
Tenaga medis yang merawat mengultimatum agar saya belajar mengikhlaskan semua yang sudah terjadi, bukan memaksa diri untuk melupakan semua yang menyakitkan itu. Saya diminta memulai hidup dengan pola hidup sehat secara fisik dan mental.
Untuk anak muda, sangat benar adanya bahwa sakit secara emosi dan pikiran sangat berimbas pada kesehatan fisik. Jangan dibiarkan berlarut-larut, segera cari pertolongan pengobatan pada tenaga ahli. Hidup masih panjang dan harus dijalani dengan semua usaha terbaik dalam merawat anugerah sehat.
Penutup
Penyakit Alzheimer bukan penyakit karena keturunan. Kalau ada anggota keluarga yang terkena penyakit ini, bukan berarti keturunannya akan sakit juga. Akan tetapi, mereka memiliki risiko lebih besar terkena. Mungkin lebih pada terbiasa meniru kebiasaan atau pola hidup orangtua.
Menurut situs Alzheimer Indonesia, hingga saat ini penyakit degeneratif dan proresif ini belum bisa disembuhkan. Pengobatan hanya bisa memperlambat dan meredakan gejala yang muncul.
Demikianlah ulasan tentang tanda dan beberapa gejala dari Penyakit Alzheimer. Semoga bermanfaat dan kita semua dalam keadaan sehat.
Salam #Kesehatan dari jejak mata, rasa dan pikiran YSalma.
Melihat ciri ciri dan gejalanya Alhamdulillah saya tidak ada yang mendekati. Kalau lupa sesekali sih ya suka lah hahaha … Ngeles …
Semoga kedepannya penyakit ini bisa disembuhkan juga ya
SukaSuka
Seorang penulis novel pernah cerita agar tidak ada gejala alzheimer menyerangkan, ia rajin menulis. Kalau pun kelak pikun bisa dibaca lagi cerita pengalaman dia. Masya Allah, semoga kita sehat-sehat ya!
SukaSuka
kemarin sempat dengar cerita dari temanku yang orangtuanya alami alzheimer hingga meninggal, sedih banget 😦
SukaSuka