Dibalik Kabut Misteri Kehidupan saat mulai menyelimuti kaki bukit dimana suhu bumi perlahan menurun.
Mempersiapkan diri secantik dan sewangi mungkin dengan wudhu. Bertelanjang kaki, ku turun kejalan setapak. Meninggalkan riuhnya ‘rumah kehidupan‘. Menyambutmu dengan suka cita, dalam pelukan penuh kehangatan.
Aura misteri perlahan ikut merayapi emosi pertemuan kita. Suara burung malam terdengar sayup. Tubuhku menggigil dalam dingin, tapi jiwaku membara, penuh gejolak kemesraan saat rindu bisa dituntaskan dalam sebuah penyerahan.
Airmata perlahan meleleh membasahi pipi, saat menyadari ‘kesucian‘ yang tak lagi terjaga dengan baik. Cahaya bulan yang menyembul, kerlip bintang di langit menambah kesyahduan penyatuan ini.
Kabut misteri kehidupan perlahan beranjak meninggalkan, bersamaan dengan sinar matahari yang mulai menerangi bumi. Sayup di kejauhan, suara ayam jantan berkokok. Menandakan geliat denyut kehidupan sudah dimulai.
Hati berdesir, akankah ada sebuah kesempatan lagi. Sebuah pertemuan dan penyatuan jiwa tanpa syarat bisa dilakukan dalam syahdu?
Aku selalu merindukan saat kabut mulai menyelimuti kehidupan bumi, dengan kandungan masing-masing misteri di dalamnya.
Apakah kau juga merindukannya 😕 .
Airnya menggoda banget ya mbak, tapi kok kyaknya sepi gitu,.. rada takut saya 😀
SukaSuka
jangan sendiri Bee,
kan udah punya pasangan 😉
SukaSuka
Hahhaa,…. 😳
SukaSuka
di jakarta… jarang lihat kabut 😀
SukaSuka
yang banyak asap ya 🙂
SukaSuka
Wah, salah satu tempat favorit saya untuk lebih dekat dengan sang Khalik…
Tempatnya dimana nih mbak ?
SukaSuka
Yups, Curug Cipamingkis Kabupaten Bogor 🙂
SukaSuka
Wow… berarti saya udah ke sini dong…
tapi kok beda banget sama yang saya jepret 😀
Pasti ini yang di bawah tangga ke curug paling atas yach ?
http://rindutanahbasah.wordpress.com/2013/08/21/menapaki-tangga-terjal-menuju-curug-cipamingkis/
SukaSuka
iya, ini curug kecil pertama yang ditemui dari bawah,
sebelum jalan nanjak ke atas, saya awal Mei kemaren kesana,
jalannya lagi dibuat jalan batu, kelihatan landai, tapi bikin ngos-ngosan juga 🙂
SukaSuka
Idul fitri kemarin saya kesana juga…
saya suka sekali dengan pohon pinus nya….
Udaranya segar banget, lumayan buat nyuci paru-paru sehabis kerja di kota 😀
SukaSuka
kalau pinus dan lokasi untuk leyeh-leyeh dan kemah, cipamingkis asyik,
tapi kalau untuk aliran air dan curug, menurut saya lebih asyik curug ciherang, tetangganya cipamingkis 🙂
SukaSuka
Betul, saya lebih recommend curug Ciherang…
SukaSuka
mba salma judulnya sedap betul..
kalau aku dah lama ngak pernah dengar ayam jago berkokok pagi hari..
ngak tahu udah brapa tahun 😦
SukaSuka
Lho, di Jogja ga ada yang pecinta ayam jago Ri?
tetangga disebelah rumah saya, walau cuma datang di akhir pekan, dia punya ayam jago 🙂
SukaSuka
iya mba di tempat sekitar rumah aku ngak da yg piara ayam.
adanya kucing, anjing, burung, bunglon, ular 😛
Ingat kalau dikampung, kadang kalau ada sisa nasi jaman dulu buat ayam sekarang dibuang hemmm
SukaSuka
dulu ayam atau bebek penyelamat nasi sisa ya Ri,
tapi katanya ayam sekarang ga cocok sama nasi sisa, maunya makan yang udah dalam bentuk pelet itu, kalau makan nasi sia malah ayam jadi sakit 🙂
SukaSuka
owalah aku baru tau, dasar ayam sekarang 😀
SukaSuka
Duh jadi pengen ke Situ Gunung lagi. Kabutnya sampai mengurung penginapan..
SukaSuka
saya belum pernah ke Situ Gunung,
katanya bawaannya ‘romantis’ ya Gie 🙂
SukaSuka
Wuiii … judul postinganya kayak film ya mbak? terus kalimat kalimatnya cantik sekali, dipadu dengan gambar di atas, komplit deh, jadi membayangkan sedang berada disana 🙂
Kalau di kampungku sini sering banget turun kabut mbak, kemarin dan pagi ini juga diselimuti kabut, aku suka banget gowes menembus kabut, serasa wah gitu 😀
SukaSuka
judulnya ‘menggoda’ ya mbak 😀 ,
ditempat saya ada sih kabut tipis, tapi jarang-jarang sih,
wuih gowes dalam kabut, serasa miniti awan kali ya mbak perasaannya,
apalagi kalau ditemani ‘pacar’, romantis 🙂
SukaSuka
Iya mbak, judulnya bikin penasaran hihihi ….
Kalau pagi seringnya sendirian mbak, khan suami kerja, tapi beberapa kali kabut seharian sampai senja, ya sudah bersepeda sorenya nembus kabut dengan suami, lihat sunset dikepung kabut wuuiii 😀
SukaSuka
Wiii…. Suasananya
SukaSuka
suasana hutan dan kampung ya.
SukaSuka
sangat indah sekali ya alam nya, cocok untuk rekreasi ya kak 😀
SukaSuka
alam Indonesia kan memang indah 😉
SukaSuka
Tempat yang selalu nyaman untuk mendekatkan diri ketika jauh dari keramaian. Jauh di dalam hutan dan menyadari bahwa kita hanyalah makhluk kecil yang tiada kuasa tanpa kehendak-Nya
SukaSuka
betul dan semua yang ada disekitar kita,
semua manunjukkan kebesaran-Nya.
SukaSuka
Suasana syahdu begini biasanya diiringi dengan harum aroma tanah. Nikmaaat ‘)
SukaSuka
Alama menampakkan wajah dan aromanya dalam keagungan-Nya 😉
SukaSuka
Kabut selalu mengandung misteri didalamnya. Apalahi suasana alam yg berkabut, makin dalam misterinya
Yg penting bukan kabut asap aja
SukaSuka
kabut asap janganlah, bikin sesak nafas
dan merusak alam itu.
SukaSuka
Assalaamu’alaikum wr.wb, mbak Ysalma…
Saya selalu bertembung dalam kabut yang tebal ketika dalam perjalanan ke kampus kerja. Laluan saya ke tempat kerja harus melalui kawasan hutan dan perkampungan. Dan setiap hari memasang lampu untuk keselamatan.
Bumi menjadi indah dengan gugurnya kabut kelabu yang butir-butir maniknya yang dingin, membasahi hujung daun dengan aroma yang tidak ketahuan rasanya.
Sayangnya, kabut hanya hidup sebentar, tidak pernah panjang usianya saat mentari memamah jasadnya sehingga kering. namun manfaatnya besar di sisi manusia. ia memancarkan keindahan alam yang tidak ditemui di tengah hari atau sore.
Salam manis dari Sarikei, Sarawak. 🙂
SukaSuka
Waalaikumsalam bunda Fatimah,
Sungguh setiap hari kalau beraktifitas bunda bisa mengagumi perubahan alam yang diselimuti kabut,
walau umurnya sebentar, titik air yang ditinggalkannya banyak memberi kehidupan ya bund.
SukaSuka
Fotonya sungguh syahdu…apalagi dibarengi narasi…semakin menyusut diri dihadapan Sang Maha…
Trim Jeng, berbagi perenungan diri
SukaSuka
kita ga ada apa-apanya dihadapan Dia ya Jeng 🙂
SukaSuka
Ah.. Jadi ingat kampung halaman.. :’)
Masih ada kabut, sungai, pohon dan udara yang super seger..
SukaSuka
Semoga kampungnya tetap terjaga ya Beb,
tak berubah jadi ‘hutan beton’
SukaSuka
Udah mulai berubah, Mbak.. Hiks 😥
SukaSuka
[…] ← Dibalik Kabut Misteri Kehidupan […]
SukaSuka
Karena kabut selalu menimbulkan efek mistis, sekaligus katarsis.
SukaSuka
bermakna sekali efek kabut ya Rip 🙂
SukaSuka
Mba Y, saya kan minus tuh. Jadi, agak bermusuhan dengan kabut.
Yang cerah2 saja deh. . . 😆
SukaSuka
Kayaknya lebih banyak minusnya saya dari Idah deh,
Ngelihatnya lewat ‘telepati’ aja kalau ada kabut 🙂
SukaSuka
Foto dan narasinya bikin kangen untuk kembali menikmati alam seutuhnya nih Mbak
SukaSuka
Alam selalu membuat rindu untuk selalu didatangi ya.
SukaSuka