Nangkring di Pohon


Jalan-jalan ke tempat Kakaakin ketemu postingan tentang memanjat pohon. Saya langsung senyum-senyum nyengir, dan mikir ternyata benar juga kata sobat-sobatku, saya memang termasuk kategori “aneh” kali yaa 🙄 .

Secara saya termasuk yang suka nakring di pohon. Dulu sempat mimpi punya rumah yang halamannya luas dan ditanamin pohon.  Punya banyak cabang yang kuat, bisa untuk nangkring/ duduk di cerukan cabangnya , sambil baca atau hanya sekedar ngintip langit dari celah-celah daun pohon yang rindang. Di tiup angin sepoai-sepoai,,, phuifff,, nikmat benar rasanya hidup. Atau bisa dipasang ayunan di cabang-cabang yang pokoknya kuat. Bisa untuk tidur siang atau mengamati benda-benda langit di waktu bulan purnama..

Tapi apa daya halaman rumahnya cuma seiprit. Itupun tetap ditanamin pohon belimbing, udah mulai rindang, pohon rambutan masih kecil, kembang sepatu, mahkota dewa udah dipotong pendek, pohon matoa terpaksa dicabut setelah lumayan tinggi dan ga memungkinkan berdesakan ditempat sempit itu.

Dan untuk merapikan semua cabang-cabangnya itu tetap dilakukan sendiri, dengan gunting ataupun gergaji. Untuk yang tinggi naik dengan menggunakan bangku, tangga atapun naik ke pagar secara batangnya belum ada yang memungkinkan untuk dibuat pijakan 😀 .

Minta tolong orang ngerapiin, nanggung amat. Cuma beberapa ranting doang yang dirapikan, juga buat menyibukkan dirilah. “Teman hidup” kayaknya berat badannya ga memungkinkan untuk manjat-manjat kalo pijakannya ga kokoh secara halamannya sempit 😀 .

Suka memanjat ini karena terlahir dan besar dikampung kali yaa. Dan kebetulan dirumah orangtua dulu ada beberapa pohon jeruk, rambutan. Saya suka nagkring disana untuk metik buahnya yang udah matang. Apalagi cuaca panas, enak benar ngadem di Pohon.

Tetangga juga punya pohon jambu klutuk, jambu air, jambu boll, lengkaplah sudah wisata panjat memanjatnya. Ga bisa manjat pohon bakal kebagian buahnya sedikit .

Dan dari atas pohon bisa melihat orang-orang dibawah lagi ngapain aja. Khusus buat cewek kalo memanjat itu jangan memakai rok, pemandangan yang ditampil membahayakan mata bagi yang dibawah, ngeri roknya nyangkut 😛

Binatang yang ketemu paling semut. Waktu kecil pernah jatuh dari pohon jeruk , dadanya sampai membentur tembok pagar dan ga bisa bernafas sesaat. Untung ada yang lewat. Diangkat sama beliau dikedua ketiaknya, diangkat-angkat, badan dibuat lurus sampai bisa nafas lega lagi. Selesainya kena ceramah panjang lebar.

Ini perlu diperhatikan buat junior-juniornya yang perempuan, trauma benturan didada nantinya bisa mengakibatkan efek yang kurang bagus,, hati-hati kalo manjat-memanjat yaa.

Pantas tidak pantaskah nangkring di Pohon itu dilakukan sama anak perempuan, wanita?. Kalo menurut saya tergantung kondisi dan situasinya. Yang penting ga nyusahin orang lain dan dilakukan dengan senang hati, ikhlas tanpa paksaan dari siapapun :mrgreen: .

Bagaimana menurut teman-teman, anak perempuan nangkring di pohon???

39 comments

  1. Setuju-setuju aja, selama itu gak nyusahin dan tanpa paksaan, kadang-kadang cewek juga perlu keahlian kinestetik seperti itu mbak, biar lincah geraknya dan mikirnya,, hehe…

    *ketauan deh, tukang manjat jugak* hihihi

    Asyikk,, punya teman juga yang suka manjat 😀

    Suka

  2. pantas sekali tuch Bu….! apalagi klo sambil makan pisang di atas pohon 😀 hehehe…. *piss

    pisangkan makanan sehat tuh,, yang hobby makan pisang di pohon kan selalu ceria 🙂

    Suka

  3. Wah, ternyata masa kecilnya tomboy, haha..
    Awas jangan nangkring di pohon kalpataru ya Mbak, banyak durinya soale;
    maap baru mampir..

    Nongkrong di Pohon kan untuk bersantai,, lihat2 pohonnya dong,, 🙂
    gmn blognya masbro, udah pulih yaa,, segera mampir juga,,

    Suka

  4. Pantas-pantas aja, Mbak….

    Dulu Hani juga suka, bahkan tiduran di sana meski sering jatuh gara2 rantingnya patah, maklum kegemukan, heee, tapi nggak pernah kapok….

    Tapi kalau sekarang, lagi nggak

    Jadi pingin punya rumah pohon bisa buat ngadem, nyantai sambil baca buku…

    Rumah pohon asyikk juga Han,,

    Suka

  5. Hahhahahaha….tos dulu mbak! saya juga anak kampung, dulu kalo abis pulang sekolah, nangkring di tas pohon jambu samping rumah, angin sepoi2, saya maen recorder 🙂 pernah juga jatoh, gara2 tangkai pohon mangga yang saya injek patah! 😀

    Tos balik ahhh,,, Seru dan serasa jadi Tarzan kota yaa Prim 😉

    Suka

  6. Silahkan nangkring diatas pohon, dengan catatan… (ntar disambung lagi…)

    apa tuh catatannya om,, (deg,,deg-an,, nunggu sambungannya) 😉

    Suka

    • (sambungan kemarin),
      Syaratnya harus mengenakan celana pop, jangan menggunakan rok apa lagi yang panjang sampai kemata kaki (ops, tunggu…jangan ngeres dulu).
      Saya pernah menyaksikan teman wanita manjat pohon menggunakan rok, (bukan mau ngintip cedalnya), ketika itu dia terpeset, nasib baik rok yang digunakan nyangkut sehingga tidak berdentam ketanah, tetapi semua isi yang ada dalam roknya kelihatan…

      Hahahaha,, itu namanya musibah buat teman cenya,, rejeki buat yang ngelihat,,

      Suka

  7. Sok atuh.. kalau mau naik ke pohon kasih tahu saya ya.. nanti tak intip dari bawah.. haha

    naik ke pohonnya bukan pakai rok atuh kang,, 😛

    Suka

  8. Pohon Matoanya buatku aja tak tanem di kampung, doyan tp ga punya poonnya….

    Saya juga sekarang nyeselnya,, ga kepiran,,
    kenapa ga dipindahkan ke pot aja itu matoa 😦

    Suka

  9. Hihihi, belom pernah nih nangkring-nangkring ke atas pohon segala. Kalo main ke sawah sering.

    Soal boleh atau tidak, biasanya orang tua sih takut anaknya terjatuh itu saja. Tapi kalau menurut saya sih boleh, asal jangan masih kecil dibiarin naik pohon sendiri tanpa pengawasan. 🙂

    Kalo saya ke sawah setelah pada panen buat ngejar layangan 🙂

    Suka

  10. blog nya berubah tampilan?? mau kasih masukan, backgroundnya hampir sama warnanya dengan tulisan. jadi deh di komputerku ga bisa kebaca. 😦

    Suka

  11. O,,oo,, ternyata ngutak-ngatik backgroundnya muncul juga,,
    Maaf sodara sodari bukan bermaksud membuat matanya sakit,, tetapi tadinya gagal,, ternyata muncul juga,, 😦
    Sekarang di delete deh,, kembali normalkan??

    Suka

  12. memanjat pohon selalu menjadi kenangan indah
    saya orang kampung asli
    punya pohon jambu di samping rumah
    selalu jadi tempat favorit buat menyepi
    mirip tarzan gitu loh… hehehe…
    salam sukses..

    sedj

    Suka

  13. manjat pohon..pernah juga ketika kecil sampe jatuh bikin dada sempat sesak ga bisa nafas …akhirnya kapok.., manjat pohon untuk perempuan jk terdesak dan perlu sekali gpp kalo ada yg dimintain tolong mending minta tolong aja he,,

    Suka

  14. […] ini, tanpa disengaja saya melihat dan membaca serta baru mengetahui bahwa ada kegiatan b2w di kota Bogor. selama ini saya masuk dalam komunitas b2w yang […]

    Suka

  15. setuju, yg penting gak nyusahin dan tanpa paksaan.
    hampir semua kita sewaktu kecil, pernah memanjat pohon, ada rasa senang disana, ketika kita bisa sampai diatas pohon dgn sukses, lebih seru lagi bila bisa makan buah2an nya dengan lahap … 🙂
    salam

    Suka

  16. Nagkring di Pohon ?
    Mengapa tidak …
    asal dengan busana yang semestinya …
    dan ensure keselamatan terjaga (i.e dahan tidak rapuh dan mudah patah)

    Saya ?
    mmm … harus saya akui …
    nagkring di pohon itu maksimal 2 meter dari tanah …
    lebih dari itu … ?
    Saya gamang … hahahaha … takut ketinggian soalnya …

    Salam saya

    Suka

  17. […] 8-nya: saya suka bersepeda; suka nangkring; sangat tergantung air putih (khususnya  bangun tidur di pagi hari); dengan tinggi yang cuma […]

    Suka

Terima Kasih Untuk Jejakmu, Temans :)

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.