Pada hari-hari besar dalam Islam seperti Hari Raya Idul Fitri, Hari Raya Idul Adha. Mau masuk bulan Ramadhan, Maulid Nabi Besar Muhamad SAW, di daerah asal saya mempunyai tradisi atau kebiasaan unik. Disetiap keluarga punya menu wajib rendang dan lemang/lamang. Jadi satu hari sebelum hari H adalah hari sibuk untuk masak memasak 😀 .
Rendang adalah makanan khas Sumatera Barat dengan bahan utama daging yang dimasak dengan santan kelapa, info lengkap lihat disini. Rendang ini kalo pengolahan, termasuk pengapiannya dalam proses memasaknya baik, rendang akan tahan lama tanpa bahan pengawet.
Sedangkan lemang (lamang) sejenis makanan dari beras ketan, dikasih santan, dimasukkan ke dalam seruas bambu yang sudah di beri daun pisang muda, kemudian dibakar sampai matang diatas tunggu panjang.
Rendang ini sudah pasti temannya makan nasi dan boleh juga di makan dengan si lemang. Atau si lemang teman makannya dengan tape ketan, jadilah namanya “lamang tapai“.
Apapun temannya, pembuatan kedua makanan ini tidak semua orang bisa, bisa karena terbiasa dan harus berpanas-panas dengan api dari tungku kayu biar rasanya mantap dan maknyossss 😀 .
Rendang buatan saya belum pernah seperti rendang yang dibuat dikampung tercinta. Walaupun semua bahan, bumbu sudah dalam takaran yang sama. Selidik punya selidik, tanya-tanya sama yang lebih ahli, yang sudah pengalaman dalam rendang dkk, katanya kelapa/ karambianya lah yang jadi penyebabnya.
Bunda tercinta saat Idul Adha kemaren ingat sama anaknya yang belum berhasil juga membuat rendang seperti yang diinginkannya. Maka beliau mengirimkan Paket Rendang khusus buat ysalma. Yo sabana lamak
Terima Kasih Bunda,, cita rasa masakan Bunda memang tak ada yang bisa menggantikan 🙂


Wah kok sama ya tahun ini saya dapat kiriman rendang dari kampung, karena Lebaran Idul Adha memang tidak pulang kampung.
SukaDisukai oleh 1 orang
Alhamdulillah, rezeki rendang tidak kemana 🙂
SukaSuka