Sopan Santun Dimulai Dari Rumah, Yuks Ajarkan Sejak Usia Dini


Sopan Santun Anak Usia Dini Parenting
Foto by YSalma edit dgn Logo Dancow Parenting Center

Sopan Santun pada seorang anak didapatkannya pertama kali dari orangtua dan keluarga terdekat. Sikap yang ditunjukkan si kecil saat bersosialisasi semuanya dimulai dari apa yang dilihat dan didengarnya di rumah. Oleh karena itu, yuks ajarkan pada anak sikap yang akan menjadi karakter baik ini sejak usia dini.

Apa Sih Sopan Santun?

Sopan santun merupakan peraturan tak tertulis ketika melakukan interaksi dalam lingkup sosial.

Sopan santun sangat penting dimiliki oleh seorang anak, karena itu akan menentukan sikapnya sebagai makhluk sosial dalam merespon situasi yang dihadapi dalam kehidupannya nanti.

Aturan atau norma dari sopan santun ini bersifat relatif, dipengaruhi oleh tempat, lingkungan, ataupun waktu.

Yang dianggap perilaku tidak sopan oleh masyarakat Indonesia, bisa jadi itu sikap yang biasa bagi orang di luar Indonesia.

Tugas orangtualah untuk menanamkan prinsip dasar kesopanan ini pada anak-anaknya. Misalnya:

  • Bagaimana memperlakukan orang yang usianya lebih tua
  • Bagaimana berprilaku ketika berada di rumah orang lain
  • Bagaimana bersikap di tempat umum, seperti di tempat bermain, tempat ibadah, rumah sakit, atau dalam kendaraan publik.

Namanya aturan umum di masyarakat, oleh sebab itu, jika tinggal di lingkungan tersebut maka mutlak harus ditaati dan dihargai. Jika melanggar, maka anak akan dianggap memiliki sikap kurang sopan atau berprilaku kurang ajar. Akan ada sanksi sosial dari masyarakat sebagai imbal baliknya.

Dengan mengetahui norma atau aturan dasar sopan santun sedari awal, seorang anak akan mengetahui batasannya. Ia juga akan bisa menempatkan diri jika satu waktu sempat melakukan kekhilafan sikap.

Cara Mengajarkan Sopan Santun Pada Anak Usia Dini

Anak usia 2-4 tahun sudah tertarik bermain dengan teman sebaya yang ada di sekitar tempat tinggal. Fase usia tersebut masa terbaik untuk mengenalkan dan mengajarkan sikap sopan santun ini. Sebab pada fase ini seorang anak merupakan seorang peniru ulung.

Cara terbaik mengajarkan sopan santun pada si kecil adalah dengan mencontohkannya, melakukan praktek langsung dalam keseharian.

Tahapan Dasar Agar Anak Terbiasa Bersikap Baik

  • Tanamkan Jati Diri Anak

Untuk bisa memahami pembelajaran adab sopan santun dalm bersikap, bertindak, dan bertutur kata, seorang anak harus mengenali dirinya terlebih dahulu.

Si kecil harus tahu namanya. Beritahukan nama lengkap dan arti nama si kecil.

Anak saya karena sudah mengetahui makna namanya sedari awal, saat memasuki fase bermain bersama teman seusianya, ketika ada temannya yang memplesetkan namanya, dia tidak terpancing untuk marah. Dia menganggap si teman hanya kurang paham arti namanya.

  • Mengetahui Ikatan Hubungan Dalam Keluarga

Oiya, anak-anak yang baru belajar bermain bersama teman-temannya itu (usia 3 tahunan) tingkat kekepoan satu sama lainnya lumayan tinggi. Mereka dengan penuh kebanggaan memberitahukan temannya orang yang ada di rumah.

Jangan lupa memberitahukan pemahaman tingkatan dalam keluarga secara umum. Ada Ayah Bunda, ada sebutan Kakak untuk usia yang lebih tua dari usia si kecil. Ada adik untuk usinya yang lebih kecil. Ada Kakek dan Nenek dari kedua pihak orangtua. Ada Paman dan Bibi. Mungkin juga ada Embak yang bantu-bantu di rumah, atau Suster yang malah bantu momong.

Si kecil mungkin belum paham terhadap semua hubungan tersebut. Tetapi si kecil akan meniru semua sikap baik dalam relasi yang ditunjukkan dalam keluarga.

  • Mengenalkan Lingkungan Tempat Tinggal

Si kecil juga harus memahami bahwa di luar rumah ada yang disebut dengan tetangga. Si kecil harus paham bahwa dia tidak bisa keluar masuk rumah tetangga seperti dia masuk rumah sendiri dengan hanya mengucapkan salam. Harus dipersilahkan oleh yang punya rumah terlebih dulu. Dan ada batasan waktu berkunjung.

  • Pembelajaran Dengan 3 Kata Ajaib (Ma’af, Tolong, & Terima Kasih)

Di rumah dalam memberitahukan semua pemahaman di atas pada si kecil, kedua orangtua harus berbicara dengan intonasi lemah lembut. Boleh tegas, tapi bukan kasar.

Biasakan si kecil mendengar kata “ma’af”, “Tolong” dan “Terima kasih” yang terucap dari mulut Bunda dan Ayah di rumah dalam keseharian.

[Baca juga: Tentang Dunia Anak]

Misalnya saat Bunda membuatkan minuman teh saat ngumpul yang sedikit kebanyakan gula, “ma’afkan Bunda, sepertinya minuman ini jadi sedikit kemanisan”.

Dalam situai seperti itu, respon pertama orang dewasa dalam hal ini Ayah, terhadap ucapan bunda, itu akan sangat terekam dalam ingatan si kecil. Ayah harus bijak memberi respon, “Gak apa-apa Bund. Terima kasih untuk minumannya, mari kita cicipi dulu, kalau kemanisan ntar tinggal ditambah air”.

Dalam momen seperti ini 3 kata ajaib bisa langsung lengkap contoh penerapannya. Ayah bisa meminta tolong pada si kecil untuk membantunya mencicipi minuman teh buatan Bunda dan ikut memberikan respon, benar kemanisan apa tidak.

Acara minum teh keluarga secara tidak langsung sudah memberikan contoh sikap santun pada si kecil.

  • Awali Dari Lingkungan Yang Dikenal

Praktek langsung mengajarkan sopan santun pada si kecil di luar rumah bisa dilakukan dengan mengajak si kecil berkunjung pada keluarga lain, ke tetangga, atau bisa ke rumah salah satu sahabat Ayah Bunda yang tentunya juga memiliki anak yang usianya sepantaran si kecil.

Jauh hari sebelum berkunjung, persiapkan si kecil dengan mengingatkan kembali bagaimana nantinya ia bersikap ketika bertamu. Misalnya harus salim cium tangan pada yang usianya lebih tua, salim dan bermain dengan baik bersama anak seusianya yang nanti ditemui.. Kalau ditawari camilan, ambil secukupnya. Jangan lari-lari atau teriak-teriak di dalam rumah.

  • Apresiasi

Namanya anak-anak yang baru belajar, semantap apapun teori dan praktek yang sudah dibiasakan di rumah, begitu ketemu lingkungan baru yang berbeda, sedikit banyak anak-anak akan terpengaruh. Ayah Bunda tidak perlu melotot merespon sikap si kecil.

Jika anaknya lebih mudah diingatkan dengan memanggil namanya, lakukan itu.
Jika anak lebih cepat merespon terhadap sentuhan orangtuanya, peluk si kecil dan ingatkan dengan membisikkan penuh kelembutan.
Anak mudah diingatkan dan juga mudah lupa lagi.

Usai berkunjung, jangan lupa mengevaluasi kegiatan yang sudah dilakukan itu bersama si kecil. Beri pujian sepantasnya dan ucapan terima kasih untuk sikap baiknya. Dan ingatkan dengan kelembutan sikap yang agak kurang.

Pilih waktu mengevaluasi saat anak pikirannya sedang tidak terpengaruh oleh hal lain.

Kalau saya biasanya mengevaluasi keseluruhan kegiatan bersama si kecil ini ketika menjelang tidur malamnya. Anak saya tipikal yang baru ingat semuanya ketika tubuhnya menjelang beristirahat tersebut.

Kesimpulan:

Sopan santun merupakan citra diri. Tidak bisa didapat dalam sekejap, merupakan proses pembelajaran dari kecil dan konsisten.

Jika pertumbuhan fisik anak dipengaruhi oleh nutrisi yang dikonsumsinya, maka sopan santun merupakan buah dari pembelajaran jiwa anak yang dibesarkan dengan kasih sayang yang tepat.

Bagaimana menurut temans YSalma? Adakah tips khusus untuk menanamkan sikap sopan santun ini pada di kecil?

Referensi tulisan:
Pengalaman pribadi
id.wikipedia.org/wiki/Norma_sopan_santun

49 comments

  1. Maaf, tolong dan terimakasih
    Setuju bgt harus diajarkan sejak dini.
    Kalau di jawa kayaknya lembut lembut ya
    Coba anak anak di Medan
    Wowww kadang meski anak anak, gaya ngomongnya terkesan kasar, tp justru itu daya tarik dan khasnya.. hati nya lembut hehe
    Hehe

    Suka

  2. Penting banget nih. Hal-hal kecil yang kadang terlupakan oleh orang tua. Ingetnya pas anak bikin ulah atau berperilaku kurang sopan di rumah orang. Hihihi. Note to my self.

    Suka

  3. Sepakat, mbak. Memang perilaku sopan santun itu merupakan proses pembelajaran yang panjang, dimulai sejak dari kecil dalam lingkungan terdekatnya (keluarga).

    Duh jadi ingat, tadi siang pas nemeni anak-anak jajan cilok, kebetulan lagi bubaran anak sekolah dan antrian lumayan banyak. Ada satu anak yang teriak-teriak minta didahulukan, bahkan membentak-bentak si penjual. Anak-anak saya sampai heran kok berani anak kecil gitu bentak-bentak penjual yang usianya lebih tua. Mereka juga protes, kenapa si penjualnya diem aja dibentak-bentak sama anak kecil gitu

    Suka

    • Nah, kasus seperti ini yg mikin miris hati ya mba.
      Anak sekolah, masih berseragam, tapi tutur kata dan sikapnya bikin ngelus dada.
      Pendidikan sikap dan karakter harus pondasi utama seharusnya ya.

      Suka

  4. Betul banget, Mb Salma.
    Sopan santun ini perkara yang sangaaaattt penting banget.
    Gapapa dibilang ortu jadul dll, yg penting anak harus terus diajari dan dilatih tentang sopan santun

    Suka

  5. Aku belum punya anak. Tapi sama keponakan biasain diri dengan mengucap maaf, tolong dan terima kasih. Meski namanya anak-anak, tetep ya kalau ngajari sopan santun itu wajib dari kecil

    Suka

  6. Lewat tutur dan perilaku langsung. Kadang diberi tahu dulu baru diberi contoh, kadang sebaliknya.

    Anak kecil mah pada dasarnya penggemar berat orang tua. Kasih contoh aja deh udah mereka bakal ngikutin.

    Suka

  7. Bener banget kak, sopan santun memang harus diajarkan sejak usia dini, bisa dicontohkan bila nyuruh orang dimulai dengan kata minta tolong, ini kita lakukan kepada siapapun tidak pandang bulu baik teman, anak, orang tua dan pembantu itu wajib dikatakan *minta tolong*

    Suka

  8. Sopan santun tiap daerah berbeda-beda. Mungkin di satu tempat dianggap kasar, tapi di daerah lain dianggap wajar. Namun, tolong, terima kasih dan maaf akan selalu bisa diterapkan di mana saja. Yang penting harus dibiasakan sedari kecil adat sopan santun sesuai daerah. Nantinya akan terbiasa sampai dewasa saat bergaul dgn daerah lain.

    Suka

  9. Baca ini, saya jadi ingat zaman dahulu mengajarkan sopan santun ke anak agar ia pede bertemu orang baru. Karena pasti dipuji, ya, kalau anak sopan, ga tantrum, ngajeni orang lain…
    Setelah usia belasan, kok saya berasa harus mengulang dari awal, ya. Banyak lupanya, mereka, karena setelah SD tidak mau diajak ke mana2. Di rumah saja.

    Suka

  10. Memang semuanya diawali dari rumah dan sebaiknya ditanamkan sejak kecil yah mbak.
    3 kata maaf, tolong dan terima kasih tuh kesannya sepele tapi efeknya besar sekali

    Suka

  11. makasih tipsnya mba, memang apresiasi ini penting banget, anak2 jadi ada triger untuk selalu bersifat sopan dan bertingkah laku baik

    Suka

  12. Bahkan banyak orang tua gak bisa ngucapin 3 Kata Ajaib (Ma’af, Tolong, & Terima Kasih)
    Bahkan pada saat yang krusial
    Contohnya gini, saya ditabrak bus damri, kondektur nya turun ketika saya memotret plat nomer
    Turun untuk apa?
    Bukan utk ngucapin 3 kata tsb, tapi hanya utk nawarin kotak p3k
    Sungguh terlalu 😕😕😕

    Suka

  13. Kadang saya suka bertanya-tanya sendiri, kalau ketemu anak yang keliatan gak ada sopan santunnya. Memang di rumah gak ada yang ajarinkah? Padahal karakter anak terbangun dari apa yang dilihat dan dialaminya di dalam rumahnya. Semoga kita senantiasa bisa mendidik anak-anak kita jadi pribadi yang lebih baik ya Mbak, Nice sharing!

    Suka

  14. Ini bener banget Mbak kalo sopan santun memang mulai dari rumah. Saya kuatir apakah di sekolah sekarang ada pelajaran semacam budi pekerti begitu atau nggak ya?

    Salam.

    Disukai oleh 1 orang

  15. cara terbaik kita sbg orng tua harus memberikan contoh ya mbaa.. krn anak itu peniru ulung. Dan tentunya harus diajarkan sejak dini, supaya menjadi kebiasaan baik..

    Suka

  16. Saya setuju sekali utk ngajarin anak bersikap dan sopan thd org lain sejak dini. Jangan sampai beralasan ah masih kecil. Justru kebiasaan kyk gtu penting diajarkan sejak dini supaya anak terbiasa berperilaku demikian sampai kelak mereka dewasa ya

    Suka

  17. Setujuuu, sopan santun itu citra diri dan mesti dikenalkan sejak dini.
    Jadi inget anak tetangga, masih balita manggil anakku yang SMP itu tanpa embel-embel Mas atau Abang..dan Mamanya diam saja. Ternyata mereka di rumah enggak ada kebiasaan begitu. Si anak balita ini sama kakaknya yang SMP dan SD juga panggil nama doang.
    Padahal ya, menurutku di budaya Timur seperti di Indonesia, mabggil dengan Kak, Mas, Mbak, Bang itu rasanya lebih sopan

    Suka

  18. Iya, sopan santun harus dimulai dari keluarga. kalau saya menerapkan ke anak agak tegas, walaupun kadang si kecil jadi nangis hehehe (Gina)

    Suka

  19. Sopan santun sekarang udah memprihatinkan. Pernah di jalan dipelototi remaja putri, padahal dia yg salah, eh galakan dia, trus nggak segan pula dg orang yg jauh lebih tua. Soal cium tangan ortu sendiri aja juga dimasalahin di medsos. Padahal anakku kebiasaan cium tangan ke orang yg lebih tua, nggak cuma ke aku tapi juga ke teman2 blogger, tak suruh salim 😁

    Suka

  20. The magic words are important indeed.. we have to teach our kids since the very beginning.. once they get used to it they will remember it for a long time

    Suka

  21. Maaf, tolong, dan terima kasih itu semacam magic word. Tetapi, memang sekarang sudah mulai agak langka. Apalagi di media sosial. Saya pun setuju kalau sopan santun dimulai dari rumah.

    Suka

  22. Selain bagaimana anak tumbuh, orangtua juga harus memperhatikan kembang anak ya.. salah satunya bagaimana perilaku anak atau sopan santun, jika anak sejak dini sudah diajarkan sopan santun, InshaAllah hingga dewasan nanti anak akan berperilaku baik juga

    Suka

  23. Paling suka dengan pelajaran tentang maaf, tolong dan terima kasihnya. Banyak banget ditemui sekarang, slonong boy dan lupa tentang sopan santun. Semoga kita termasuk yang bisa memberi pelajaran ke anak2 tentang sopan santun ya mba.

    Suka

  24. Aku paling suka dengan pelajaran tentang maaf, tolong dan terima kasih nya. Semoga kita bisa selalu mengingatkan utk sopan dan santun kepada semua orang ya mba,

    Suka

  25. Setuju banget mbak kalau sopan santun itu tidak tercipta langsung dan butuh waktu untuk melatih anak agar kelak dewasa sudah menjadi karakter yang baik. Saya juga belajar terus untuk mengajarkan anak sopan-santun mbak.

    Suka

  26. Setuju banget. Tapi masih pe er banget buat aku untuk ngajarin anak berkunjung ke tetangga. Karena rumah kami banyak buku dan sering dikunjungin anak2, maka anak2 ku juga merasa biasa mengunjungi rumah teman padahal blm tentu di ijinkan. Huhuhu

    Suka

  27. Bener mbak. Adab itu dibangun sejak dini dan dimulai dari keluarga. Soalnya anak-anak kan paling banyak berinteraksi dengan keluarga ya

    Suka

  28. 3 kata itu penting diterapkan sejak kecil ya mbak. Supaya anak kita tahu bagaimana cara menghargai org lain yang berada di lingkungannya.
    Kudu dibiasakan sejak dini supaya mereka terbawa terus sampai dewasa dan bisa memperlakukan org lain dgn baik.

    Suka

  29. Anak itu peniru ulung, untuk usia 2-4 tahun sebenarnya tinggal kita berbuat apa saja yang sopan anak-anak akan langsung menirunya.

    Suka

  30. Mantap mbak attikelnya, jadi pengen nulis tema serupa. Memang semua pendidikan yg utama dan pertama berasal dr rumah ya, termasuk si sopan santun ini. TFS

    Suka

    • Benar banget.
      Apalagi anak di era digital sekarang, dunia dan informasi dr berbagai penjuru bs diakses dgn mudah, yg mana batasan tentang sopan santun itu berbeda.

      Suka

  31. Membaca tulisan-tulisan tentang anak di blog ini, yang kaya manfaat, khususnya bagi saya yang baru punya anak.
    Terima kasih, Mbak, atas hal-hal yang menginspirasi.

    Disukai oleh 1 orang

Tinggalkan Balasan ke ysalma Batalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.