
Sopan Santun pada seorang anak didapatkannya pertama kali dari orangtua dan keluarga terdekat. Sikap yang ditunjukkan si kecil saat bersosialisasi semuanya dimulai dari apa yang dilihat dan didengarnya di rumah. Oleh karena itu, yuks ajarkan pada anak sikap yang akan menjadi karakter baik ini sejak usia dini.
Apa Sih Sopan Santun?
Sopan santun merupakan peraturan tak tertulis ketika melakukan interaksi dalam lingkup sosial.
Sopan santun sangat penting dimiliki oleh seorang anak, karena itu akan menentukan sikapnya sebagai makhluk sosial dalam merespon situasi yang dihadapi dalam kehidupannya nanti.
Aturan atau norma dari sopan santun ini bersifat relatif, dipengaruhi oleh tempat, lingkungan, ataupun waktu.
Yang dianggap perilaku tidak sopan oleh masyarakat Indonesia, bisa jadi itu sikap yang biasa bagi orang di luar Indonesia.
Tugas orangtualah untuk menanamkan prinsip dasar kesopanan ini pada anak-anaknya. Misalnya:
- Bagaimana memperlakukan orang yang usianya lebih tua
- Bagaimana berprilaku ketika berada di rumah orang lain
- Bagaimana bersikap di tempat umum, seperti di tempat bermain, tempat ibadah, rumah sakit, atau dalam kendaraan publik.
Namanya aturan umum di masyarakat, oleh sebab itu, jika tinggal di lingkungan tersebut maka mutlak harus ditaati dan dihargai. Jika melanggar, maka anak akan dianggap memiliki sikap kurang sopan atau berprilaku kurang ajar. Akan ada sanksi sosial dari masyarakat sebagai imbal baliknya.
Dengan mengetahui norma atau aturan dasar sopan santun sedari awal, seorang anak akan mengetahui batasannya. Ia juga akan bisa menempatkan diri jika satu waktu sempat melakukan kekhilafan sikap.
Cara Mudah Mengajarkan Sopan Santun Pada Anak Usia Dini
Anak usia 2-4 tahun sudah tertarik bermain dengan teman sebaya yang ada di sekitar tempat tinggal. Fase usia tersebut masa terbaik untuk mengenalkan dan mengajarkan sikap sopan santun ini. Sebab pada fase ini seorang anak merupakan seorang peniru ulung.
Cara terbaik mengajarkan sopan santu pada si kecil adalah dengan mencontohkannya, melakukan praktek langsung dalam keseharian.
Tahapan Dasar Agar Anak Terbiasa Bersikap Baik
- Tanamkan Jati Diri Anak
Untuk bisa memahami pembelajaran adab sopan santun dalm bersikap, bertindak, dan bertutur kata, seorang anak harus mengenali dirinya terlebih dahulu.
Si kecil harus tahu namanya. Beritahukan nama lengkap dan arti nama si kecil.
Anak saya karena sudah mengetahui makna namanya sedari awal, saat memasuki fase bermain bersama teman seusianya, ketika ada temannya yang mempelesetkan namanya, dia tidak tepancing untuk marah. Dia menganggap si teman hanya kurang paham arti namanya.
- Mengetahui Ikatan Hubungan Dalam Keluarga
Oiya, anak-anak yang baru belajar bermain bersama teman-temaannya itu (usia 3 tahunan) tingkat kekepoan satu sama lainnya lumayan tinggi. Mereka dengan penuh kebanggaan memberitahukan temannya orang yang ada di rumah.
Jangan lupa memberitahukan pemahaman tingkatan dalam keluarga secara umum. Ada Ayah Bunda, ada sebutan Kakak untuk usia yang lebih tua dari usia si kecil. Ada adik untuk usinya yang lebih kecil. Ada Kakek dan Nenek dari kedua pihak orangtua. Ada Paman dan Bibi. Mungkin juga ada Embak yang bantu-bantu di rumah, atau Suster yang malah bantu momong.
Si kecil mungkin belum paham terhadap semua hubungan tersebut. Tetapi si kecil akan meniru semua sikap baik dalam relasi yang ditunjukkan dalam keluarga.
- Mengenalkan Lingkungan Tempat Tinggal
Si kecil juga harus memahami bahwa di luar rumah ada yang disebut dengan tetangga. Si kecil harus paham bahwa dia tidak bisa keluar masuk rumah tetangga seperti dia masuk rumah sendiri dengan hanya mengucapkan salam. Harus dipersilahkan oleh yang punya rumah terlebih dulu. Dan ada batasan waktu berkunjung.
- Pembelajaran Dengan 3 Kata Ajaib (Ma’af, Tolong, & Terima Kasih)
Di rumah dalam memberitahukan semua pemahaman di atas pada si kecil, kedua orangtua harus berbicara dengan intonasi lemah lembut. Boleh tegas, tapi bukan kasar.
Biasakan si kecil mendengar kata “ma’af”, “Tolong” dan “Terima kasih” yang terucap dari mulut Bunda dan Ayah di rumah dalam keseharian.
[Baca juga: Tentang Dunia Anak]
Misalnya saat Bunda membuatkan minuman teh saat ngumpul yang sedikit kebanyakan gula, “ma’afkan Bunda, sepertinya minuman ini jadi sedikit kemanisan”.
Dalam situai seperti itu, respon pertama orang dewasa dalam hal ini Ayah, terhadap ucapan bunda, itu akan sangat terekam dalam ingatan si kecil. Ayah harus bijak memberi respon, “Gak apa-apa Bund. Terima kasih untuk minumannya, mari kita cicipi dulu, kalau kemanisan ntar tinggal ditambah air”.
Dalam momen seperti ini 3 kata ajaib bisa langsung lengkap contoh penerapannya. Ayah bisa meminta tolong pada si kecil untuk membantunya mencicipi minuman teh buatan Bunda dan ikut memberikan respon, benar kemanisan apa tidak.
Acara minum teh keluarga secara tidak langsung sudah memberikan contoh sikap santun pada si kecil.
- Awali Dari Lingkungan Yang Dikenal
Praktek langsung mengajarkan sopan santun pada si kecil di luar rumah bisa dilakukan dengan mengajak si kecil berkunjung pada keluarga lain, ke tetangga, atau bisa ke rumah salah satu sahabat Ayah Bunda yang tentunya juga memiliki anak yang usianya sepantaran si kecil.
Jauh hari sebelum berkunjung, persiapkan si kecil dengan mengingatkan kembali bagaimana nantinya ia bersikap ketika bertamu. Misalnya harus salim cium tangan pada yang usianya lebih tua, salim dan bermain dengan baik bersama anak seusianya yang nanti ditemui.. Kalau ditawari camilan, ambil secukupnya. Jangan lari-lari atau teriak-teriak di dalam rumah.
- Apresiasi
Namanya anak-anak yang baru belajar, semantap apapun teori dan praktek yang sudah dibiasakan di rumah, begitu ketemu lingkungan baru yang berbeda, sedikit banyak anak-anak akan terpengaruh. Ayah Bunda tidak perlu melotot merespon sikap si kecil.
Jika anaknya lebih mudah diingatkan dengan memanggil namanya, lakukan itu.
Jika anak lebih cepat merespon terhadap sentuhan orangtuanya, peluk si kecil dan ingatkan dengan membisikkan penuh kelembutan.
Anak mudah diingatkan dan juga mudah lupa lagi.
Usai berkunjung, jangan lupa mengevaluasi kegiatan yang sudah dilakukan itu bersama si kecil. Beri pujian sepantasnya dan ucapan terima kasih untuk sikap baiknya. Dan ingatkan dengan kelembutan sikap yang agak kurang.
Pilih waktu mengevaluasi saat anak pikirannya sedang tidak terpengaruh oleh hal lain.
Kalau saya biasanya mengevaluasi keseluruhan kegiatan bersama si kecil ini ketika menjelang tidur malamnya. Anak saya tipikal yang baru ingat semuanya ketika tubuhnya menjelang beristirahat tersebut.
Kesimpulan:
Sopan santun merupakan citra diri. Tidak bisa didapat dalam sekejap, merupakan proses pembelajaran dari kecil dan konsisten.
Jika pertumbuhan fisik anak dipengaruhi oleh nutrisi yang dikonsumsinya, maka sopan santun merupakan buah dari pembelajaran jiwa anak yang dibesarkan dengan kasih sayang yang tepat.
Bagaimana menurut temans YSalma? Adakah tips khusus untuk menanamkan sikap sopan santun ini pada di kecil?
Bahan bacaan: id.wikipedia.org/wiki/Norma_sopan_santun
Aku punya banyak PR kalo gitu 🙂
SukaDisukai oleh 1 orang
Semangat.
Menjadi Ayah dan Bunda aja sebuah proses belajar, apalagi bagi seorang anak 🙂
SukaSuka
Sopan santun tiap daerah berbeda-beda. Mungkin di satu tempat dianggap kasar, tapi di daerah lain dianggap wajar. Namun, tolong, terima kasih dan maaf akan selalu bisa diterapkan di mana saja. Yang penting harus dibiasakan sedari kecil adat sopan santun sesuai daerah. Nantinya akan terbiasa sampai dewasa saat bergaul dgn daerah lain.
SukaSuka
Baca ini, saya jadi ingat zaman dahulu mengajarkan sopan santun ke anak agar ia pede bertemu orang baru. Karena pasti dipuji, ya, kalau anak sopan, ga tantrum, ngajeni orang lain…
Setelah usia belasan, kok saya berasa harus mengulang dari awal, ya. Banyak lupanya, mereka, karena setelah SD tidak mau diajak ke mana2. Di rumah saja.
SukaSuka
Memang semuanya diawali dari rumah dan sebaiknya ditanamkan sejak kecil yah mbak.
3 kata maaf, tolong dan terima kasih tuh kesannya sepele tapi efeknya besar sekali
SukaSuka
makasih tipsnya mba, memang apresiasi ini penting banget, anak2 jadi ada triger untuk selalu bersifat sopan dan bertingkah laku baik
SukaSuka
Bahkan banyak orang tua gak bisa ngucapin 3 Kata Ajaib (Ma’af, Tolong, & Terima Kasih)
Bahkan pada saat yang krusial
Contohnya gini, saya ditabrak bus damri, kondektur nya turun ketika saya memotret plat nomer
Turun untuk apa?
Bukan utk ngucapin 3 kata tsb, tapi hanya utk nawarin kotak p3k
Sungguh terlalu 😕😕😕
SukaSuka
Kadang saya suka bertanya-tanya sendiri, kalau ketemu anak yang keliatan gak ada sopan santunnya. Memang di rumah gak ada yang ajarinkah? Padahal karakter anak terbangun dari apa yang dilihat dan dialaminya di dalam rumahnya. Semoga kita senantiasa bisa mendidik anak-anak kita jadi pribadi yang lebih baik ya Mbak, Nice sharing!
SukaSuka
Ini bener banget Mbak kalo sopan santun memang mulai dari rumah. Saya kuatir apakah di sekolah sekarang ada pelajaran semacam budi pekerti begitu atau nggak ya?
Salam.
SukaDisukai oleh 1 orang
Masih ada mungkin Kang,
Tapi tontonan yg dilihat anak2 jauh lebih banyak yg kurang mendidik, dan itu pengaruhnya sangat besar jika pondasi awalnya kurang kuat.
SukaSuka
cara terbaik kita sbg orng tua harus memberikan contoh ya mbaa.. krn anak itu peniru ulung. Dan tentunya harus diajarkan sejak dini, supaya menjadi kebiasaan baik..
SukaSuka
Saya setuju sekali utk ngajarin anak bersikap dan sopan thd org lain sejak dini. Jangan sampai beralasan ah masih kecil. Justru kebiasaan kyk gtu penting diajarkan sejak dini supaya anak terbiasa berperilaku demikian sampai kelak mereka dewasa ya
SukaSuka