“Memangnya pikiran mempunyai langit YSalma?”
“Entahlah.”
Anggap saja itu perumpamaan yang menggambarkan sesuatu yang luas, tanpa sekat.
Hanya Manusia Terpilih yang pernah bisa memasuki lapisan-lapisannya.
Manusia biasa, tapi merasa sudah sangat luar biasa diantara beberapa kumpulan orang, seperti kita ini misalnya *Kita?! Elo aja kali 😛 *, hanya bisa melihat langit dari kejauhan. Itu pun lebih sering tertutupi oleh arakan awan atau polusi udara.

Sedangkan pikiran?
Pada tahu sendiri betapa ajaibnya kelebihan yang hanya dimiliki oleh manusia ini. Ia seperti bisa menembus ruang dan waktu. Bisa menjelajah kemana-mana tanpa melibatkan fisik/ badan. Bahkan badan bisa tertatih mengikuti pergerakannya.
Pikiran bisa kembali ke masa lalu dalam sekejap. Entah itu dipicu oleh lagu, lingkaran pertemanan di Medsos atau hal apapun. *asal jangan sampai terperangkap didalamnya.*
Dia juga dengan mudah tenggelam dalam alur cerita yang disajikan buku yang sedang dibaca atau film kehidupan yang sedang ditonton.
Betapa hebatnya yang bisa dilakukan pikiran ya.
Apa mungkin itu sebabnya pikiran tidak bisa melampui masa kini untuk melalang buana ke masa depan?
Kalau ada yang berusaha memproyeksikan masa depannya lewat pikiran, itu namanya impian atau hanya sekedar angan-angan di awang-awang jika tidak ada tindakan nyata saat ini untuk merintis realisasinya 😳 .
Kata mereka yang bijak, pikiranlah yang sering membuat manusia kurang sabar, mudah tergesa-gesa, melamun, tidak berada dimana kakinya berpijak. Pikiran lebih sering mendahului gerakan fisik kemana-mana.
Uniknya Pikiran.
Dalam Keadaan Normal
Manusia yang memilikinya ingin pikiran seperti langit biru yang tenang. Selalu berpikir positif. Bisa melihat segala sesuatu dari berbagai sudut pandang, sehingga ia tidak akan mudah menghakimi.
Ia selalu mendapatkan ‘asupan’ yang baik. Ini akan berimbas pada sel syaraf diwajah yang akan selalu menarik garis senyum dan terpancar lewat tatapan mata. Itu sebabnya mata sering diumpamakan sebagai jendela jiwa.
Pikiran dalam keadaan tenang dan normal terlihat dari tatapan teduh mata yang menyejukkan sekitar *halah*.
Yang Sering Terjadi Pada Pikiran
Langit pikiran berubah warna dengan sangat cepat.
Apalagi jika perasaan pemiliknya sudah mendominasi.
Ia seakan tumpul, sangat susah diajak berdiskusi secara jernih.
Selalu mempunyai alasan untuk sebuah pembenaran.
Kadang, saat fisik juga lelah, ia akan mendadak mendung. Menyimpan beribu watt kemarahan yang apabila dipicu oleh satu gesekan kecil bisa langsung meletup dan mendidihkan kepala.
Apabila berada dalam situasi seperti itu, dengan sangat cepat pikiran bisa memerintahkan mulut untuk menghamburkan kata-kata yang sebenarnya tidak sanggup didengar oleh telinga manapun.
Jika di jaman medsos saat ini, pikiran dengan cepat memerintahkan jemari untuk mengetikkan huruf demi huruf hingga membentuk kalimat yang bisa memancing emosi siapapun yang membacanya.
Sebaliknya, jika dawai cinta dihati sedang tersentuh, pikiran pun melihat semua dengan penuh semangat dan indah. Tapi ia juga bisa menjadi begitu liar dan sangat susah dikendalikan.
Pikiran bisa melakukan apapun. Melewati batasan yang tidak bisa dilakukan oleh fisik pemiliknya.
Kesimpulan
Hati-hati dengan pikiran. Ia tidak bisa ditekan atau dipaksa. Mungkin dalam waktu tertentu dia akan patuh, tapi begitu mempunyai kesempatan, ia akan memberontak.
Dan kau tidak tahu itu kapan.
Ikuti maunya sembari terus diberi bisikan kebaikan.
Pupuklah dengan cinta dan asupan positif lainnya agar tidak tumbuh menjadi begitu liar dan tak terkendali.
Terus belajar menyelaraskan hati dan pikiran agar selalu seiring sejalan. #SelfReminder ❤ ❤ ❤ .
So, apa yang kau pikirkan saat ini sobat? Obrolan atau dialog apa yang sering kau lakukan agar ia tetap tenang dan jernih?
Bagus mbak.. dan bener banget dengan “apa yang biasa terjadi dengan pikiran”, saya juga sempat terjebak pada hal-hal seperti itu. Sekarang ingin mencoba lebih lebih bebas, tidak terlalu reaktif, caranya masih mencari-cari hehe..
SukaDisukai oleh 1 orang
Ngikutin aja dia mau kemana, tapi tidak boleh terlalu jauh melewati batas pijakan badan yaa. Apalagi kalau berbelok2 ga jelas 😀
SukaSuka
Menyelaraskan hati dan pikiran ini yang susah…
Aplagi kalau soal duit..
Kata pikiran, “udah ambil aja”
Kata hati “jangan, itu UKA milikmu”
Akhirnya perdebatan panjang yang bikin galau…
Akhirnya pikiran yang mnang dan hati yang terluka..
Wkwkwkw #ini cerita apaan sih, xp
SukaDisukai oleh 1 orang
Dan dompet pun bersorak girang bersama pikiran.
Hati pun nangis dipojokkan, tp ga ada yg peduli *ikut nambahin ceritanya 😀
SukaDisukai oleh 1 orang
hahahaha
SukaDisukai oleh 1 orang
Biar pikiran tetap positif ya jangan bergaul dengan orang-orang yg selalu mengatakan hal-hal negatif. Pikiran ini mudah dirangsang oleh ucapan orang lain. Lebih baik nyari teman yg suka mengatakan hal2 positif saja.
SukaDisukai oleh 1 orang
Sepakat.
Tapi membuatnya mempunyai daya tahan, pikiran jg harus sekali2 diperdengarkan penilaian negatif itu, tapi dengan tujuan agar terasah melihat sisi positif dgn lebih jelas.
SukaSuka
Rada susah sih berfikiran positif, tapi kudu dilatih terus untuk berfikiran posotif, melihat semua hal dr sisi yg baiknya, tulisanny aku suka mbak 😊
SukaDisukai oleh 1 orang
Lebih mudah berpikiran negatif dan berprasangka ya *sama kita 😥 * tapi utk keadaan tertentu katanya itu terkadang perlu juga utk melatih kewaspadaan.
Makasih 🙂
SukaDisukai oleh 1 orang
Huznudhon…
SukaDisukai oleh 1 orang
sepakat 🙂
SukaSuka
Menurut beberapa bacaan yang pernah saya baca, pikiran itu akan bekerja kalau ada isyarat dari hati. Maka benarlah apa kata hadis supaya menjaga hati.
SukaDisukai oleh 1 orang
Hati menjadi triggernya, tapi kemudian pikiran sering mendahului hati yang memang tak terjaga itu ya.
SukaSuka