Sekitar tahun 2014, di blog ini, di catatan anak & Emak, saya pernah menceritakan si junior yang asyik membuat mainan karakter dari kardus untuk nilai prakarya bebas di sekolah.
Beberapa waktu lalu, dia kembali asyik dengan karakter minecraft ini. Saya sebenarnya agak heran, dari kelas 2 SD s/d kelas 6 SD, game satu ini dia tidak pernah bosan. Sempat ditinggal sebentar, kemudian balik lagi.
Saya sebagai emaknya sempat diajak ikut main. Tapi, namanya emak-emak yang agak payah dalam memetakan sesuatu, saya bingung dengan kotak-kotak yang harus disusun menjadi sebuah bangunan hingga membuat sebuah kota. Jidat emaknya semakin berkerut 😛 .

Suatu malam, entah dapat wangsit apa, saat diingatkan udah waktunya untuk tidur, dia malah membuka laptop, sambil memberi alasan, “bentar”.
Emaknya mengira dia ada tugas sekolah, yang kadang biasaannya baru dia ingat jika sudah mau tidur. Pulang sekolah, walau diingatkan emaknya, dia akan menjawab, “ga ada”.
Emaknya tentu saja curiga, dan mulailah ‘bernyanyi’ alias ngomelin anaknya yang masih belum bisa memanfaatkan waktu dengan baik.
Yang diomelin, tetap aja asyik dengan kegiatannya. Tak lama ia bersuara, “Paap, bantuin, aku nge-print, kok keluarnya halaman 1 mulu nih”.
Emaknya langsung nyambar, “sekarang tidur dulu, besok aja bangun pagi-pagi dilanjut lagi, kalau hanya tinggal nge-print. Kalo ga, biarkan aja laptopnya kebuka, nanti di-print-kan sama papa”.
Anaknya yang memang udah mengantuk, memastikan, “benar lho ya. Pagi aku bangun, udah ke-print“.
Setelah dia tidur, bapaknya pun melihat laptop yang ditinggal junior. Kemudian asyik ngutak-atik, ga berapa terdengar suaranya, ngedumel juga.
Ternyata, si bapak nge-print, yang keluar juga halaman 1 aja. Bukan anaknya yang ga bisa, memang settingan printernya yang error.
Akhirnya, emak pun penasaran, apa sih yang sebenarnya mau di-print. Emak masih berpikir kalo itu tugas sekolah.
E a lah, ga taunya, pola minecraft yang mau di-print dengan kertas film. Hadeuh, emak hanya bisa geleng-geleng. Tapi, masih mending, bermain game membuat anak terinspirasi membuat prakarya.
Paginya, setelah menunaikan kewajiban Subuh, junir sibuk menggunting, melipat dan menyelotip pola yang ia dapat dari web minecraft papercraft studio.
Pagi itu, sebelum berangkat sekolah, junior selesai memotong dan menyambungkan pola menjadi kotak-kotak yang diperlukan. Pulang sekolah baru dia lanjutkan lagi.
Hasil minecraftnya sih lumayan, hanya kurang kebersihannya. Sepertinya, saat menyambungkan, tangannya yang kena lem mengenai warna dari polanya, hingga terlihat agak kotor.
Setelah membuat mainan minecraft ini, si junior juga sempat membuat tempat tatakan hp untuk main game pakai stik. Bahannya dari kawat gantungan baju. Sayangnya, saat itu emaknya lagi kumat malas photo-photonya. Jadi ga diabadikan.
Sekarang ini dia lagi betah mempraktekkan membuat slime. Mulai dari campuran lem fox, sabun, baby oil, tetes mata sampai campuran lem bening, pewarna dan gom.
Jadi, yang ingin emak sampaikan dalam tulisan ini. Saat ini, banyak dari emak-emak yang begitu ketakutan anak-anaknya bersentuhan dengan internet. Mau mengekap seperti apapun, anak-anak itu akan tau dari lingkungan pertemanannya di sekolah. Tinggal kita memberikan pengertian, mana yang boleh dan tidak dia lihat.
Banyak juga ide kreatif yang didapat sianak dari internet. Salah duanya seperti yang saya tuliskan. Mungkin saya termasuk ibu yang masih sangat kurang dalam mengarahkan kemampuan anaknya. Tapi saya sangat yakin bahwa anak-anak sekarang, jauh lebih cepat menyerap informasi daripada otak emaknya yang sudah mulai karatan. Tinggal pondasi mereka berselancar itu yang perlu dipersiapkan. Yang namanya anak, selalu penasaran dan tergoda hal-hal baru dilingkungannya. Tetap waspada.
Anak kreatif harus terus didukung tant… kasih tantangan yang lebih seru lagi
SukaSuka
Lha, emaknya aja kurang kreatif, gmn mau ngasih tantangan anaknya, Om 😥
SukaDisukai oleh 1 orang
Ah masa tante gak kreatif
SukaSuka
sering diketawain anaknya ‘ emaknya gaptek’ kok Om 😀
SukaDisukai oleh 1 orang
Wah… sinih tak ajari jadi kreatif sehat tant
SukaSuka
Waah, si Om, mau ngetraktir, malah udah keburu pindah. Gimana mau private kreatif?
SukaSuka
Ini dah balik jkt lagi … hiks
SukaSuka
jd pengagum tembok beton lagi dong.
SukaSuka
Iya makannya postinganku dah gak ijo lagi
SukaSuka
tinggal ngelongok halaman tembok tetangga yg banyak daun dan bunganya aja Om, pasti akan ijo dan berwarna warni lg 😀
SukaSuka
Dah habis aku satroni … gak ada yang menarik lagi tant….
SukaSuka
Anaknya kreatif banget 🙂
SukaSuka
anaknya kurang bisa diam, diamnya kalo lg asyik utak atik, main game dan tidur.
SukaSuka
ko pas banget ya mbak, ini pascal baru bikin kemarin tapi dia buat kotak sendiri gitu bukan ngeprint. Makasih idenya ya mbak nanti aku suruh dia ngeprint aja
SukaSuka
kalo buat dari kardus, dia udah sering mbak Lid,
SukaSuka
Ide kreatif, atau mempraktikkan ide kreatif yang sudah ada, termasuk dari internet, memang dimiliki oleh setiap orangtua ya, Mbak. Dengan demikian anak-anak akan senang, asyik, dan kreatif dalam masa tumbuh kembangnya 🙂
SukaSuka
benar Pak, setidaknya anak2 dpt ‘ilham’ kegiatan apa yg bisa mereka praktekkan.
Tontonan mrk memang hrs tetap diperhatikan.
SukaSuka
ralat: memang harus dimiliki oleh …
SukaSuka
Haiii.. Aaaak udah lama banget aku nggak mampir sini.
Ini kereeeen ^_^
SukaSuka
Hallo juga tante Eka,, sibuk jalan-jalan ya Tant,kita diajak2 dong Tant 🙂
SukaSuka
Kadang memang anak harus diajak kreatif, mainan jaman saya dulu seringnya adalah mainan buatan sendiri…. maklum mau minta ortu ga dibeliin,
SukaSuka
Iya, sayang orangtuanya yg kurang kreatif nih, padahal dulu sy jg sempat buat mobil2an dr kayu, pelepah pisang, *dibantu bapak*
SukaSuka