Nasib Tanaman Sikas yang sudah saya pelihara lebih dari 8 tahun sangat terlihat menggenaskan, merana. Sepertinya itu semua akibat salah urus! ๐ฅ .
Awalnya, saya menanamnya di pot. Potnya di taroh di teras rumah yang agak teduh. Daunnya banyak, hijau dan panjang-panjang tipis (harusnya tebal dan hijau tua), tetapi bonggol batangnya yang kecoklatan itu tetap aja ukurannya kecil, walau usianya sudah lumayan.
Tanaman Sikas Perlu Juga Dirawat
Saat tukang tanaman keliling *langganan say abeli kompos* melihat tanaman sikas itu, dia memberi tau kalau tanaman sikas yang saya punya itu perlu perawatan agar bonggol batangnya membesar. Saya pun setuju.
Perawatan yang diberikan oleh tukang tanaman langganan:
- Sikas harus dikeluarkan dari pot, daun dan akar-akarnya di potong semua. Kemudian baru tanam kembali sikas dengan media tanam baru.
- Tempatkan pot sikas di tempat yang kena cahaya. Saat itu, tukang tanaman menunjuk lokasinya *saya ingatnya, kata ‘di tempatkan yang kena cahaya matahari’*. Padahal lokasi yang dipilih oleh tukang tanaman cuma kena cahaya matahari pagi aja ๐ . Karena salah dengar inilah yang nantinya membuat tanaman sikas yang saya punya menjadi bermasalah.
- Sikas harus disiram 2X sehari, pagi dan sore. Secukupnya saja.
Hasil perawatan dan cara pemeliharaan tanaman sikas yang diinformasikan oleh tukang tanaman membuat tanaman sika saya tumbuh dengan daun yang lebih hijau, tebal, dan bonggol batang baru tumbuh dengan sangat baik โค .

Foto kuncup muda daun sikas yang berbulu dan mirip gelungan daun pakis muda pada umumnya. Makanya tanaman sikas ini juga mempunyai nama Pakis Haji (Pakis Aji) tapi bukan anggota tumbuhan berspora tersebut.

Alasan Menanam Sikas
Saya memilih menanam tanaman sikas ini karena bentuknya yang anggun. Bahkan menurut saya terkadang tanaman ini berkesan angkuh *tanaman aja punya kesan ya ๐ *.
Bonggol batangnya itu perlu waktu sangat lama agar diameter lebar dan tingginya bisa bertambah.
Daun hijaul tebalnya itu cantik. Apalagi kalau rajin melap daunnya, berkesan daun hijau buatan, padahal tanaman asli.
Tampilan daun yang seperti itu, jika dirawat dengan benar, menandakan kalau sebenarnya tanaman sikas bisa juga dijadikan tanaman indoor, tanaman dalam pot. Perawatannya tak terlalu ribet. Bahkan saat membelinya dulu pertama kali, penjualnya bilang kalau sikas termasuk tanaman bandel.
Saking yakinnya dengan asumsi kalau tanaman ini bersifat bandel, saya sampai lupa kalau tanaman ini juga sangat rentan dengan hama seperti bintik-bintik putih di daun hijaunya yang cantik itu.
Hama biasanya muncul dibelakang daunnya. Perawatan dengan membersikan hama dengan rajin melap daunnya. Kalau sudah terlanjur banyak, daun harus dipangkas.
Jika daun sikas sudah kena hama tersebut, lupa membersihkan dan memotongnya, perlahan tapi pasti, daun sikas akan kuning dan kering.
Sikas Tanaman Bandel Tidak Sepenuhnya Benar, Jika Tidak Dirawat
Beberapa waktu setelah tanaman sikas tumbuh membaik, saya harus pindah rumah dari Bekasi yang siang malam panas ke kabupaten Bogor yang sedikit lebih adem.
Saat beberes, saya menempatkan si sikas ini di tempat panas *hampir seharian kena cahaya matahari langsung*. Saya beranggapan kalau tanaman sikas ini termasuk palem yang pada umumnya suka panas.
Eh, tanaman sikas yang saya punya bukannya makin segar, tapi semakin ga jelas wujudnya. Saya ga ngeh, saya beranggapan, “mungkin akarnya sudah penuh di pot”. Sikas saya bongkar, saya taroh lagi di tempat panas itu. Tanaman sikasnya ga sehat-sehat juga. Akhirnya, saya menyerah dan tanya-tanya ke mbah google.
Ternyata, tanaman sikas termasuk tanaman yang tak tahan panas seharian! Sangat jauh kekerabatannya dengan palem, hanya sebatas kemiripan susunan daun aja.
Setelah diingat-ingat, dulu tukang tanaman yang sempat memberikan perawatan pada tanaman ini, menunjukkan tempat yang pas untuk sikas dalam pot adalah area yang pagi kena cahaya matahari, siang hingga sore teduh.
Hadeh, saya salah urus tanaman. Duh, Nasib tanaman sikas jadi merana, hidup segan mati tak mau! ๐ฅ
Kalau dirawat hasilnya bisa cantik banget ya Mba tanaman ini. Inget punya bapak di rumah..
SukaSuka
kalau terawat juga dihargai lumayan Dan untuk ukuran tanaman.
SukaSuka
Merawat tanaman memang pe-er ya Mbak, harus cari-cari info yang benar agar tidak salah kaprah. Saya baru tahu kalau akar dan daun dipotong bisa menyegarkan tanaman sikas ini. Bayangannya sih pasti mati..
SukaSuka
Kalau di pot akarnya memang harus dipotong secara berkala,
kalo ga, potnya penuh oleh akar, dan ibarat manusia jadi kurang gizi
SukaSuka
di tempat saya ada jenis serupa yang disebut “jambe”… eh sama apa nggak yah… bonggolnya lebih besar soalnya
SukaSuka
mungkin serumpun tapi sedikit berbeda jenis.
SukaSuka
Assalaamu’alaikum wr.wb, mbak Ysalma…
Apapun tanaman yang kita tanam itu perlukan kepada minat dan kasih sayang ya. Jika tidak pasti semuanya melayu dan sayu. Saya termasuk orang yang ibarat “hangat-hangat tahi ayam” dalam menanam pokok walaupun minat tetapi kesibukan selalu menyita waktu untuk bermanja dengan tanaman sehingga banyak pokok tananam saya hidup segan mati tak mahu. Apa pkok sikas itu perlu diberi baju sekali seminggu ya mbak.
Salam manis dari Sarikei, Sarawak. ๐
SukaSuka
Waalaikumsalam Bunda Fatimah,
sepertinya tanaman sikas memang lagi merajuk,
minta kasih sayang dan kehangatan dari yang menanamnya,
tak cukup air dan pupuk kandang aja ๐
SukaSuka
uuu..kasihannya si Sikas. Padahal tadinya hijau banget ya… kalau dipindahin dan disiram lagi? Siapa tahu masih bisa diselamatkan?
SukaSuka
Iya nih Mabk,
Sudah saya bongkar lagi dan di pindah tempat, mudah-mudahan ada tanda2 kehidupan lagi.
SukaSuka
pengen juga bisa bercocok tanam. di jakarta susah kak
SukaSuka
Dalam pot aja Win ๐
SukaSuka
ribet kak karena anak kos
SukaSuka
iya sih ๐
SukaSuka
Semoga setelah repotting ganti media tanam sikasnya kembali segar ya Uni. Pot sikas kami di halaman diminati penggemar lalu diangkat tanpa izin hehe ya sudah asal dipelihara aja…
Salam
SukaSuka
Mudah-mudahan ๐
Waduh, penggemar gelap mengangkat tanpa permisi? semoga si sikas berada di tangan yang jauh lebih mencintainya.
SukaSuka
Wahh … melihat tanaman Sikas ini …jadi ingat Pohon Sawit Muda …agak mirip … serupa tapi tak sama … ๐
SukaSuka
Itu Sumatera penuh asap lagi,
siaakah yang berulah, yang punya ladang sawit dimana tuh?
SukaSuka
Laaah… :))
Untungnya ada Mbah Google ya, Mbak…. Tapi sayang tanamannya udah telanjur merana…. Semoga dia mau memaafkan :p
SukaSuka
si Mbah memang serba tahu ya,
kayaknya kalau ga dima’afkan akan menimbulkan sebuah sesal disudut hati *halah* ๐
SukaSuka
mirip palem ya mbak, dulu di rumah saya ada pohon palem dua buah di depan rumah, waktu ukurannya masih sedang terlihat bagus sekali mempercantik rumah, tapi kok lama-lama ukuranya semakin besar tidak terkendali, akhirnya ditebang, hehehe ๐
SukaSuka
Bukannya palem kalau tinggi bagus Yos?
saya sering lihat di komplek2 perumahan elite tuh.
SukaSuka