Lagoi Bintan Resort merupakan salah satu surga pantai yang dimiliki Tanjungpinang nan eksotik yang berlokasi di Kecamatan Bintan Utara, Kabupaten Bintan Kepulauan Riau. Pulau Bintan sendiri berada di persimpangan wilayah tiga negara, yaitu Singapore, Malaysia dan Pulau Sumatera di Indonesia.
Teman-teman yang pernah mempunyai catatan tentang Lagoi, sebagai bagian dari perjalanan dinas, bisnis, pekerjaan, yang diadakan di salah dua resort, villa, yang tersebar diberbagai lokasi di Lagoi Bintan Resort, tentunya sudah paham bahwa di sana hampir semuanya dibandrol dengan kurs US $ dan SIN $. Sekali-sekali pengen juga kan ada yang mbayarin untuk berleha-leha di salah satu cottage yang berdiri dengan anggun di pinggir pantai Lagoi dengan view yang membuat betah. Kerjaan beres, semangat kerja juga membaik 😳 .
Tetapi kali ini YSalma mencatatkan dalam artikel ini sebagai pengunjung lokal biasa yang berkunjung ke Lagoi Bintan Resort secara umum.
Akses menuju lokasi Lagoi Bintan Resort untuk wisatawan yang bergerilya sendiri, dengan memanfaatkan angkutan umum, bakal sangat penuh petualangan. Karena jarak tempuh dari Kota Tanjung Pinang lebih kurang 1,5 jam. Melewati jalan naik turun yang dipagari oleh hutan yang masih perawan tapi tertata dengan baik.
- Dari Jakarta – Batam: Ongkos pesawat Soeta – Hang Nadim Batam pas lagi beruntung, dapat dikisaran harga Rp 400.000 (tiket yang lebih mahal lagi? Buanyak). Dari Bandara menuju ke pelabuhan Telaga Punggur, naik taksi yang carteran, waktu itu diharga Rp 65.000 per taksi. Kemudian bisa melanjutkan perjalanan Punggur – Tanjung Uban ( TU – Lagoi jarak perjalanannya lebih kurang 30 menit). Jika naik speed boat atau Punggur – Pelabuhan Bandar Bentan Telani Lagoi, harga tiket Ferry/speed sekitar Rp. 40.000 per orang.
- Alternatif verikutnya, dari Jakarta – lansung Tanjungpinang: Bandara Soeta menuju Bandara Raja Haji Fisabilillah, waktu itu masih ada tiket seharga Rp 470.000. Kemudian dari bandara bisa naik taksi, mobil sewaan, atau travel ke Lagoi.
- Wisatawan luar biasanya mengakses Lagoi dari Singapore dengan ferry dari Pelabuhan Tanah Merah menuju Pelabuhan Bandar Bentan Telani Lagoi langsung. Di sana sudah banyak minibus, taksi, travel yang menunggu dan siap menghantar wisatawan ke resort-resort di lagoi.
Saya dan rombongan keluarga berangkat dari rumah saudara di Batu 4 Kota Tanjungpinang sekitar pukul 9.00 WIB. Lebih kurang 1 jam kemudian kami sampai di gerbang masuk kawasan Lagoi. Di sini kendaraan pribadi membayar Rp 5.000. Di sini juga ditanya sama petugas nama, darimana, tujuannya ke Lagoi ke mana, yang menjawab perwakilan dari rombongan saja. (mudahan ini hanya bagian dari birokrasi untuk keamanan Lagoi ya 🙂 ).
Selanjutnya perjalanan lanjut di aspal mulus, di kiri kanan hutan yang terawat, pintu gerbang utama masih sekitar 20 menit lagi menuju objek wisata terdekat. Di sepanjang jalan banyak patung-patung hewan, gajah, monyet, badak, garuda, elang dan komodo. Di Lagoi ini terdapat lapangan Golfnya yang terbaik di Asia menurut infonya (soale saya cuma ngintip pintu gerbangnya aja 😆 ).
Destinasi pertama, kami menuju salah satu kawasan wisata umum yang mempunyai fasilitas barmain anak-anak dengan taman yang tertata rapi, dengan teluk yang ber-air jernih. Di sini harus membayar tiket masuk terlebih dahulu (per orangnya saya lupa, waktu itu untuk 4 orang dewasa, 6 orang anak-anak dihargai sekitar Rp35.000 ). Masih jauh lebih murah jika dibandingkan objek wisata yang ada di Pulau Jawa. Di lokasi ini kita disambut dengan patung Burung Elang besar.
setelah puas bermain dan menikmati keindahan view alamnya, sekitar pukul 13.00 WIB kami beranjak untuk menunaikan kewajiban lain. Kami menuju ke Masjid yang terletak di kawasan pemukiman karyawan, lokasinya dekat juga dengan pusat Pasar Oleh-Oleh. Area masjid berada di kawasan yang rindang. Nama masjid Al Muhajjirin yang terpahat di sebuah batu alam yang besar. Masjid ini tidak mempunyai kubah seperti masjid umumnya. Kubahnya berbentuk prisma segiempat, tidak berdinding kecuali bagian mihrab, berbentuk panggung dengan didominasi unsur kayu. Masjidnya adem banget.
Setelah melapor kepada-Nya, kami pun berjalan dirindangnya pohon menuju Pasar Oleh-Oleh. Di sini kami banyak berpapasan dengan turis-turis berwajah India dan Oriental (Singapore, Korea) yang asyik ber-photo-photo.
Saya melongok salah satu toko untuk membeli ice cream. Kalau di pasar swalayan di Jabodetabek harga esnya dibandrol dengan harga Rp3.000. Di Lagoi untuk wisatawan luar, dalam US/SIN $ setara dengan Rp 12.000. Tapi jangan takut, harga wisatawan lokal hanya Rp 5.000, masih standar kan. Psst, harga di Pasar Oleh-Oleh ini untuk wisatawan lokal tidak tertulis, tetapi kita harus bertanya langsung ke kasir toko ya 😀 .
Perjalanan menyusur Lagoi Bintan Resort berlanjut ke pusat pujasera, pusat pertokoan, beberapa ATM juga ada. Tujuan kami ke pujasera tentunya untuk makan siang. Setelah itu baru menuju ke Pantai Lagoi arah Nirwana Resort.
Di gerbang masuk kawasan ini, salah satu dari kami harus meninggalkan Kartu Tanda Pengenal yang ditukar dengan nomor yang di-laminating. Nomor ini harus letakkan di dashboard mobil dan harus terlihat dari luar.
Akhirnya, kami bertemu dengan surganya pantai di Lagoi yang berpasir putih. Ombak lumayan bergemuruh, sangat cocok bagi penggila surfing. Kami sekeluarga sangat puas bermain pasir, main air dan ombak. Banyak juga wisatawan lokal lain yang datang, mereka cuma duduk di pinggir pantai, atau bermain ombak tetapi takut basah, gerimis sedikit langsung pada bubar, sayang banget.
Semakin sore, pengunjung yang terlihat dan tersisa hanyalah wisatawan luar. Mereka sangat menikmati setiap jejak langkah mereka di pasir putih sambil menikmati demburan ombak, *lebay 🙂 .
Saat main di pantai, kami dihampiri dan sempat diingatkan sama penjaga pantai untuk selalu mengawasi anak-anak saat bermain ombak. “Anak-anaknya jangan biarkan terlalu jauh ya, Bu. Jangan sampai mereka mengikuti yang bermain ombak di ujung sana ya, mereka wisatawan luar yang semuanya pada jago renang 😛 “. Sip deh Bung, pengawasannya bagus sekali. Jempol!
Ketika diajak untuk pulang dan meninggalkan pantai, anak-anak semua kompak bersuara, “Pulangnya besok aja deh Yah, Bund. Mak Uwo, nginap semalem aja di pondok-pondok itu yuks “.
Padahal mereka semua sudah terbiasa dengan pantai-pantai lain di Pulau Bintan ini. Saya iseng nanya ke satpam, berapa biaya penginapannya semalem. Jawabannya, “Gak tau saya Buk, mahal soalnya, bayarnya harus pakai dolar, tanya ke Lobby (hotel) aja”.
Ok deh, lain kali kami berkunjung lagi. Satu hari sepertinya sangat kurang untuk menyusuri Lagoi 🙂 .
Sahabat, January 2012 ini masih ada libur imlek, Lagoi Bintan Resort bisa dijadikan alternatif objek wisata Anda. Bagi penyuka destinasi wisata pantai, surga pantai di Tanjungpinang sudah menunggu. Kamu Temans, sudah pernah berkunjungkah? 🙂 .
asyik ya mbak jalan2 , liburnya banyak tapi dananya ga ada nih 🙂
SukaSuka
Bagus banget tempatnya Mbak
ckckckckc..
saya pingin kesanaaaa
.
SukaSuka
jgn lupa siapin duit dolarr krn duit rupiah kurang diterima dsna.
maklumlh,yg diincar dsna thu rata2 wisman ,,
makany masyarakt indonesia kurang mengenal apa itu lagoi.
SukaSuka
lengkap banget nih infonya… jadi pengn nyoba deh kesana
SukaSuka
jd kgn k lagoi lg soalny dl saya prnh krj dsna ,,
bali mah g da pa2 ny ma lagoii tp mahalny itu yg g ketulungan hehe ,,
SukaSuka
asiknya ,jalan2 ,
SukaSuka
wah keren. pas dulu saya di batam memang berencana ke tanjung pinang tapi gak jadi. Nyesel deh. 😀
SukaSuka
Pantainya indah banget kayaknya. Infonya lengkap, pas buat panduan melancong ke pantai itu… Thanks Salma. 🙂
SukaSuka
Pokoknya ntar aku harus kesana …
SukaSuka
Beberapa bulan yang lalu …
Saya ke Lagoi Bu …
Lewat Batam … Telaga Punggur … langsung naik ferry ke Lagoi Resot …
Tempat-tempat yang Bu Salma sebutkan … Alhamdulillah pernah saya lewati …
Dan betul kata Bu Salma … Pantainya bagus … seperti di Bali atau Senggigi Lombok.
Hutannya relatif “perawan” … kadang kita sempat melihat monyet atau binatang melata melintas … dijalan aspal mulus itu ..
suatu saat saya ingin lagi ke Bintan
Ada tiga ibu-ibu blogger lho disana … sayang saya tidak sempat kopdar bertemu mereka … padahal kita sudah berusaha … tetapi memang kondisi medan dan waktu yang tidak memungkinkan. Ibu-ibu itu tinggal di Tanjung pinang dan Tanjung Uban
Salam saya Bu
SukaSuka
pantainya cantik ya … jadi pengin ke sana 🙂
SukaSuka