Munafiknya Aku…
Memeluk-Mu tanpa merengkuh-Mu dengan sepenuh hati,,
karena bilik hatiku masih menyimpan dia-dia yang semakin hari
semakin tajam menancapkan cakar-cakarnya..
Munafiknya Aku..
Menghadap-Mu hanya untuk menuntaskan kewajiban,,
biar diperhitungkan dimata manusia-manusia lain,,
karena sedikit takut dengan dunia sesudah ini yang selalu didengar.
Munafiknya Aku..
Baru khusuk mengadu pada-Mu, disaat kenyataan tak seperti harapan,
Tertunduk berlinangan airmata begitu merasa kalah menaklukkan dunia,
Padahal Kau selalu ADA kapanpun dan seperti apapun caranya aku menemui-Mu.
Alloh Maha Pengasih dan Penyayang..
Padahal mah diriku juga sering merasakan seperti itu hiks
SukaSuka
namanaya juga manisua..tak luput dari kesalahan dan khilaf….
puisinya bagus….
SukaSuka
pengabdian dan tunduknya kita karena ketakutan akan pembalasan
bukan karena kita mencintai-Nya
SukaSuka
ya allah..
betapa munafiknya aku.. 😦
SukaSuka
tulisan penuh arti..
jadi inget dengen lagu “jika surga dan neraka tak pernah ada”
mungkin kalo 2 hal itu ga ada.. sy mungkin sudah jadi penjahat paling jahat sedunia..
SukaSuka
Megang banget mba tulisannya, ketika sedih /kena musibah atau ada perlunya baru mengingatNya, arghh…
SukaSuka
saya juga munafik…. 😦
SukaSuka
Kita yang buth kepada ALLAH SWT. .
dan ALLAH SWT tak membutuhkan kita. . 🙂
SukaSuka
benar,,,seharusnya memang tak sekedar menggugurkan kewajiban…
SukaSuka
sebuah renungan yang mencerahkan, Salma.
Semoga kita selalu diingatkan olehNYA utk selalu menjadi muslim yg bertakwa hanya padaNYA semata,amin
salam
SukaSuka