YSalma Blog Satu Dekade, Sepuluh Tahun Merupakan Sebuah Pencapaian


YSalma blog pada tanggal 17 April 2020 kemarin, sudah berumur sepuluh tahun alias satu dekade terdaftar di WordPress (WP). Blog-nya hingga hari ini tetap update, walau dalam satu bulan rata-rata hanya menuliskan 2 hingga 4 tulisan, itu sudah merupakan sebuah pencapaian yang pantas untuk diapresiasi bagi saya pribadi.

Karena, tetap konsisiten menulis di rumah maya ini, perlu komitmen kuat melawan kemalasan diri sendiri. Banyak yang bisa dituliskan sebagai catatan pengingat untuk diri sendiri, tapi tak terwujudkan dalam tulisan. Semua karena alasan klise, menulis itu perlu waktu untuk duduk diam sejenak agar bisa merangkai kata yang bisa dipahami.

Seringnya pikiran buntu, jarinya malas untuk diajak memencet keyboard laptop. Kecuali ada iming-iming kincringan dibelakangnya, baru beda ceritanya, semangat empat lima menyelesaikan satu artikel 😆 *minta ditimpuk yang mbaca*.

Seperti tulisan ini, saya membaca notifikasi pemberitahuan terima kasih dari WP karena sudah menggunakan platform-nya, sudah kemarin sore. Tapi karena sedikit riweh dengan dunia nyata, baru pada hari ini sempat mencatatkannya.

YSalma blog pencapaian sepuluh tahun

Terima kasih WordPress, sudah mengingatkan momen yang hampir terlupakan ini ❀ .

Ngeblog Satu Dekade Merupakan Sebuah Pencapaian Yang Tak Mudah

Ini khusus bagi saya pribadi ya, temans.

Sebab, niat awal saya membuat blog seperti yang dituliskan pada halaman ‘about’, bukan untuk menyalurkan hobi mencorat-coret buku dengan kata-kata yang diakui sebagai sebuah pusi tanpa makna :mrgreen: , tapi karena pada 17 April 2010 lalu itu saya penasaran dengan internet marketing.

Karena ilmu internet marketing yang harus dipelajari itu melalui seorang mentor, dan  informasinya diberikan secara bertahap, atau dengan kata lain setiap tahapannya baru bisa diakses untuk dibaca  setelah melewati berapa poin penjualan dan rekrut orang lain, dengan sistem MLM. Saya menyerah di beberapa tahapan awal.

Akhirnya memutuskan menulis di blog sebagai sebuah catatan pengingat saja.

1.  Alasan Tetap Tertarik Dengan Blog

Awal membuat blog saya sempat begadang dan kurang tidur demi menuntaskan rasa penasaran akan dunia blog dengan berselancar dan bertanya pada mbah Google.

Ngeblog yang saya maksud adalah mempunyai rumah maya yang alamatnya (nama blognya) bisa ditelusuri di mesin pencari.

Tapi itu ternyata tidak sesederhana saat membaca hasil tulisan di blog yang sudah jadi. Banyak hal yang harus ditaklukkan, diantaranya:

  • Dilirik oleh bloger lain agar mereka mau saling berkunjung balik. Apalagi bloger senior. Wuih, perlu perjuangan banget kala itu 😳 .
  • Menaklukkan mesin pencari, agar tulisan bisa nongol dihalaman depan.
  • Menaklukkan alexa rank agar ramping dan ‘tampak’ keren.

Semua tantangan dalam dunia blog kala itu membuat saya penasaran. Dan itu tentunya membuat bergairah.

Dua tahun pertama saya sangat bersemangat menaklukkan tantangan yang ada dalam dunia bloging.  Setelah berhasil melewati titik-titik yang saya tetapkan, rasa bosan mulai melanda.

Tantangannya sudah kurang seru untuk diikuti dan saya pun memilih hiatus.

Pada saat itu, saya belum ngeh kalau hobi ngeblog bisa memberikan penghasilan tambahan. Hal itu karena ‘mainnya’ masih kurang jauh, tapi sudah keburu hiatus 😳 .

Tapi, sekali mengenal blog, saya selalu rindu untuk bisa merangkai kata yang bisa membuat beragam ekspresi saat mengetikkannya. Makanya selalu kembali, walau banyak yang sudah beralih profesi, saya masih tetap di sini (baca: ga punya pilihan lain untuk narsis 😆 )

2. Komentar di Blog Bisa Membuat ‘Patah Arang’

Saking semangatnya diawal-awal ngeblog, saya sempat menuliskan beberapa isi buku yang bukunya suka saya baca. Tujuannya, agar tulisan itu mudah dibaca lagi di masa yang akan datang, tanpa perlu repot membawa-bawa bukunya.

Tapi, karena semangat saya menulis itu tidak diiringi dengan mencari tahu lebih lengkap tentang cara yang baik dalam memberikan apresiasi pada karya orang lain, saya lupa mencantumkan penerbit dll-nya, saya hanya mencantumkan tulisan itu karya siapanya. Waktu itu, saya hanya meniru cara bloger lain yang saya kira sudah benar, tetapi ternyata kurang tepat.

Apesnya, tulisan saya yang kurang pencatuman detail buku itu dikomentari oleh ‘anonim’yang mengatakan itu “plagiat”.

Duh! Bagaimana mungkin karya Kahlil Gibran, Jalaluddin Rumi, saya aku-aku? Saya hanya menyukai karya-karya menakjubkan Sang Pujangga tersebut.

Bagi pribadi lain, mungkin komentar anonim seperti itu akan menjadi cambuk agar lebih bersemangat lagi untuk belajar me-review buku yang suka dibacanya.

Akan tetapi, bagi pribadi seperti saya, itu membuat ‘males’, tapi ga sampai membuat patah arang dan berhenti ngeblog. Itu takkan terjadi :mrgreen: .

Sebaliknya, jika waktu itu saya tahu kemana harus menghubungi si pemberi komentar, mungkin saya akan meminta dengan kerendahan hati agar dijadikan murid, agar bisa menuliskan review buku atau tulisan yang layak.

Karena tujuan saya ngeblog hanya untuk merangkum beberapa catatan agar memudahkan mencarinya saat diperlukan, akhirnya beberapa tulisan karya Kahlil Gibran dan Jalaluddin Rumi yang sempat saya tulis ulang, sekitar 15-an mungkin, saya ‘tiadakan’.

Satu pesan moral yang bisa saya ambil dari apa yang saya alami diawal ngeblog itu:

  • Jika saya atau kamu ingin memberikan masukan pada bloger baru yang mungkin belum tahu, lakukan secara baik.

Saya ataupun kamu tidak pernah tahu alasan orang lain menulis di blog yang dia punya, bisa jadi itu bentuk penghibur dirinya.

Saya atau kamu juga tidak tahu efek yang ditimbulkan oleh satu kalimat komentar yang mungkin hanya diberikan secara iseng tanpa maksud apa-apa. Tapi bisa berakibat apa-apa pada mereka yang dalam kondisi mental kurang baik.

Jika tujuannya untuk memperbaiki, dan tergerak karena rasa saling peduli, hubungi secara personal, dengan pendekatan yang baik. Siapa tau, karena sebegitu pedulinya, pada dasarnya kalian punya banyak kecocokan dan bisa bersahabat baik. *Atau jika beda jenis kelamin dan masih sama-sama jomblo, mungkin itu salah satu jalan untuk saling mengenal. Sapa tau jodoh 😳 *.

  • Untuk kamu yang sekarang baru memulai membuat blog, lebih baik memulainya dengan menulis ceritamu sendiri. Jika kagum atau suka pada sesuatu, ulas dari sudut pandang dan rasamu sendiri. Jangan sampai ada yang merasa tersakiti karena rasa sukamu itu #eh. Jangan lupa untuk menyebutkan sumber inspirasimu itu 🙂 .

Makanya, setelah itu saya tidak ‘caper’ dengan me-review produk yang saya pergunakan atau buku yang saya baca secara khusus dengan suka rela. Kecuali dimintain tolong dengan imbal balik ‘terima kasih’, akan saya lakukan dengan sebaik yang saya bisa *matrenya kumat :mrgreen: *.

Etapi, tetap ada beberapa buku yang saya tuliskan di blog ini dengan suka rela sih. Hati saya tidak sekeras tekad yang saya gadang-gadangkan itu ternyata.

3. Persaingan Bloger Itu Nyata Adanya

Saya boleh mulai mempunyai blog dari sepuluh tahun yang lalu, tapi saya tidak begitu mengetahui bisik-bisik persaingan antar sesama bloger. Hal itu karena saya hanya ngeblog, tidak diikuti dengan berinteraksi di media sosial, sehingga banyak rahasia blogger yang saya lewatkan infonya.

Saya mempunyai akun medsos blog ini lengkap, tapi sangat jarang login. Medsos seperti facebook, twitter hanya ditautkan otomatis ke blog. Juga tergabung di beberapa komunitas bloger, tapi yaitu, tidak mengikuti update-nya.

Baru dua setengah tahun belakangan ini saya mulai melongok kembali akun-akun medsos, hanya ikut membaca status teman-teman yang pada keren-keren. Jika namanya beda dengan blog yang dipunya, saya pun sedikit agak bingung mengenali teman bloger tersebut, hiks.

Belum lagi selama ini saya ‘beredarnya’ (baca: blogwalking-nya) di lingkup bloger yang menulis di blog karena memang untuk menyalurkan hobi menulisnya, atau hanya sebagai tempat self healing. Bukan yang menjadikan blog sebagai tempat mendapatkan penghasilan tambahan.

Tapi, ada sebagian bloger yang tujuannya mempunyai blog sebagai tempat mendapatkan penghasilan, hanya caranya dengan ‘menyalin/meng-copy’ artikel blog yang menjadi targetnya.

‘Oknum’ blogger yang jago otak-atik bahasa pemograman tapi tak mau direpotkan oleh kegitan menulis artikel, ia hanya ‘menghisap’ artikel yang diterbitkan oleh bloger lain. Tindakan seperti itu tentu saja membuat blog bloger yang ‘disalin’ itu menjadi megap-megap keberadaannya di ‘mata mesin pencari seperti Google’.

Blog ini juga beberapa kali menjadi target. Bahkan hingga kini, jalannya masih terseok đŸ˜„ . Tapi sudahlah, kalau itu membawa manfaat bagi yang melakukannya, semoga berkah.

4. Jika Punya Target Dalam NgeBlog. Segera Realisasikan!

Bog ini setelah tujuannya berganti untuk tempat mencatatkan, kemudian ikutan bisa ‘menghasilkan’ retjehan, itu semua karena rasa penasaran.

Semenjak kembali dari hiatus panjang pada 2014 silam, beberapa teman bloger yang sering saling BW pada heboh dengan cerita mendulang dollar dari iklan yang dipasang oleh WP bernama WordAds.

Saya merasa tertantang untuk bisa menaklukan si WordAds (WA), sebab tidak semua blog yang mendaftar akan disetujui. Emak-emak yang tetap merasa berjiwa muda ini tentu saja merasa ditantang. Dengan percaya diri di dalam hati berkata, “saya bisa membuatmu jatuh cinta, WA hohoho”.

Bahkan, pada 2014 itu, saya sempat membuat satu blog lagi yang ditujukan untuk menaklukkan si WA. Dan itu berhasil. Saya bisa ‘gajian’ setiap bulan dari WA.

Ternyata, jika ada tujuan dan target yang jelas seperti itu, saya bisa mencapainya. Makanya di 2014 itu merupakan ngeblog paling produktif saya.

Tetapi, setelah era WordAds berlalu, semangat ngeblog perlahan tapi pasti juga mulai sedikit mengendor.

Apa sebaiknya saya membuat tantangan baru lagi untuk diri?

Mau menargetkan membuat buku, tapi saya keder duluan đŸ˜„ . Mungkin saya harus berada dekat-dekat bloger yang mempunyai target yang sama, agar semangatnya menular.

Tapi energi yang dimiliki sudah tidak sebanyak dulu lagi.

Contohnya aja, sekarang ini membaca semangat teman-teman bloger di beberapa grup WhatsApp, pada heboh membahas teknik-teknik ngeblog, karena saat ini banyak sekali yang harus ‘ditaklukkan’ oleh seorang bloger. Sebut saja Domain Authority (DA) blog, Page Authority (PA), Domain Rating (DR), Spam Score (SS) blog, dan banyak lainnya.

Untuk kali ini saya hanya ikut menyimak, tak kesampain untuk ikutan praktek.

Sebab, blognya hanya domainnya yang menjadi dot com, tapi daleman blognya tidak bisa diotak-atik. Hanya bisa pasrah pada kontrol yang diberikan WP sebagai pemilik platform. Mau ikutan menggunakan dot org, blog yang ini aja belum maksimal mengurusnya, hiks.

So, target terdekat yang paling realistis bagi saya pribadi adalah, kembali rutin menulis di blog yang masih tersisa dan aktif, biar tetap bisa senyum-senyum di depan layar monitor. Biar kepalanya tetap ‘berpikir’ sehat. Sukur-sukur diikuti oleh bunyi kincringan penyemangat 😳 .

***
Teman-teman yang masih muda dan baru memulai menata blognya, tetap semangat ya. Jadikan ngeblog sebagai sebuah hobi, tidak perlu saling sikut agar tampak menonjol dibandingkan yang lain. Tetap berpikir positif, setiap orang punya cirinya sendiri.

Terima kasih sudah menjadi teman YSalma selama satu dekade ini ya. Salam ❀ .

Iklan

27 comments

  1. Insyaallah, ini adalah satu dekade yg penuh berkah, mbak salma hehe…

    Semoga ini berlanjut hingga dekade berikutnya….

    Suka

Terima Kasih Untuk Jejakmu, Temans :)

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.