Olahan babat sapi itu sangat enak dan sedap bagi yang menyukainya. Akan tetapi, bagi yang tidak biasa memasaknya, babat akan terasa alot, tidak empuk, susah dikunyah, dan berbau tajam. Hal ini bisa menghilangkan selera untuk menyantapnya.
Bapak saya almarhum sangat menyukai olahan babat sapi yang dimasak dengan menggunakan santan. Dalam bahasa Minang biasa disebut dengan ‘gulai paruik atau gulai babek’. Babat yang dipergunakan bisa babat sapi atau kerbau.
Olahan babat ini termasuk salah satu menu andalan yang bisa mengembalikan selera makan almarhum bapak. Memasaknya lumayan agak ribet sih. Akan tetapi, itulah yang membuatnya enak 😳 .
Nah, jika tidak ingin memasak merupakan sebuah momok. Bisa banget menggunakan beberapa bumbu instan yang tersedia di pasaran, sebagai alternatif untuk memuaskan selera. Demi menu keluarga dengan olahan tangan sendiri 😉 .
Pengertian Babat Apa Sih?
Anak jaman now yang terbiasa dengan makanan cepat saji mungkin kurang mengenal bahan dasar makanan ini.
Babat merupakan daging dari bagian lambung sapi, kerbau, ataupun kambing. Bahasa sedrhananya, babat itu adalah perut hewan 😳 .
Perut hewan yang paling sering dimasak adalah perut (babat) sapi. Alasannya, karena lebih mudah ditemukan di pasar.
Babat itu ada tiga bagian (jenis).
Ada yang disebut babat handuk. Babat yang teksturnya lebih lembut dan halus seperti handuk.
Ada yang disebut dengan babat tawon, warnanya lebih hijau pekat. Berbentuk mirip sarang tawon atau permukaannya mempunyai motif heksagonal. Babat ini lebih tebal dan keras. Juga lebih memerlukan waktu mengolah yang gak lama agar empuk sempurna.
Bagian ketiga dari lambung sapi yang sering dimanfaatkan adalah babat buku atau babat jarit. Bentuk permukaannya berlembar-lembar. Menurut penyuka babat, ini merupakan bagian babat yang paling enak dan gurih, karena bumbu lebih mudah meresap.
Kebiasaan olahan babat dalam keluarga ibu saya adalah campuran dari ketiga jenis babat tersebut di atas. Maksudnya, almarhum bapak selalu membeli ketiga jenis babat tersebut ❤ . Rasanya jauh lebih maknyus.
Rahasia Babat Tidak Berbau Tajam
Yang namanya daging bagian lambung, tentu saja itu terminal penampungan semua jenis makanan yang dimakan oleh si sapi. Jika kurang bersih saat mencucinya, dapat dipastikan hasil masakannya akan berbau.
Cara Membersihkan Babat
- Bersihkan babat di air mengalir (di bawah kran air). Gosok setiap lipatannya hingga benar-benar bersih. Bisa menyikatnya dengan menggunakan sikat gigi.
- Bagian dalam babat dikerok dengan menggunakan pisau, hingga selaput dalamnya benar-benar terbuang. Jika bagian pinggirnya masih ada yang kotor, berwarna kehitaman/kehijauan, dipotong dan buang saja.
- Babat juga bisa direndam dalam larutan campuran air kapur sirih, selama lebih kurang 30 menit. Setelah itu buang airnya dan cuci lagi beberapa kali, serta diperas.
- Kalau saya lebih memilih menggunakan kunyit sebagai penghilang bau. Setelah babat dicuci bersih, saat merebusnya, tambahkan kunyit yang sudah dihaluskan. Air rebusannya dibuang dan babatnya dicuci kembali. Dijamin masakan babat bebas bau.
Babat Gongso juga Cocok Juga Dengan Lidah Minang
Biasanya, olahan daging dengan bumbu khas Jawa, agak kurang bersahabat dengan lidah orang awak. Yang terlalu manislah, yang kurang bumbu lah, yang amis lah, dll.
Gongso merupakan istilah Jawa untuk proses menumis (memasak di atas wajan dengan sedikit minyak, dengan cara diaduk orak arik) dalam waktu yang agak lama.
Akan tetapi, terkadang istilah ini juga diartikan pada masakan yang prosesnya diungkep hingga kandungan airnya menyusut. Atau, bisa juga perpaduan dari kedua proses tersebut.
Resep Babat Gongso Yang Membuat Lidah Jatuh Cinta
Ssstt,, olahan babat ini sering saya buat saat hari raya Idul Adha. Alasannya, karena sering mendapat bagian dalaman sapi ini dengan kondisi campur-campur gitu.
Rasanya? Sedap luar biasa! Sepertinya, ini juga efek dari babat yang digunakan. Berasal dari sapi terbaik, dalam usia tertentu, dengan segar yang terjamin.
Bahan Yang Digunakan
Babat sapi, 500 gr.
Bumbu Ungkep
Bawang Putih, 4 siung, ulek kasar.
Bawang merah, 8 siung, ulek kasar.
Jahe, 1 ruas, geprek.
Daun salam, 11 lembar. (Daun salam juga berfungsi sebagai penghilau bau tajam babat).
Gula merah, secukupnya.
Garam, secukupnya.
Bahan gongso
Bawang merah, 9 siung, iris.
Bawang bombay, 1 buah ukuran sedang, iris.
Daun jeruk, 4 lembar, buang tulang daunnya.
Daun salam, 2 lembar.
Lengkuas, 1 ruas, geprek.
Bumbu gongso yang dihaluskan
Cabe rawit merah, 9 buah. (Jika tidak mau pedas, cukup 5 aja).
Cabe merah keriting, 9 buah (boleh dikurangi).
Bawang merah, 6 siung.
Bawang putih, 4 siung.
Jahe, 1 ruas.
Bumbu Tambahan
Garam, secukupnya.
Kecap manis, 4 sdm.
Kaldu sapi, secukupnya (optional).
Minyak sayur, secukupnya.
Air, secukupnya.
Langkah (Cara) Mengolah
- Babat dicuci bersih. Selanjutnya rebus babat hingga mendidih. Jangan lupa menambahkan kunyit halus secukupnya. Buang airnya, cuci babat sekali lagi.
- Potong babat sesuai selera.
Ungkep dengan bumbu ungkep di atas, bawang merah putih ulek kasar, jahe geprek, daun salam, gula merah dan garam. Jangan lupa menambahkan sedikit air. Ungkep dengan api kecil hingga babat empuk. - Tumis bahan gongso, bawang merah dan bombay iris, hingga harum. Masukkan daun salam, daun jeruk, dan lengkuas. Tumis lagi sebentar hingga aromanya keluar.
- Masukkan bumbu gongso yang dihaluskan. Aduk rata hingga bumbu matang.
- Masukkan babat yang sudah diungkep sebelumnya. Beri sedikit air. Tambahkan kecap manis, garam, dan kaldu sapi (jika menggunakan. Saya, skip ini).
- Koreksi rasa. Matikan api.
Hidangkan babat gongso bersama nasi hangat.
Hmmm,, nikmat.
Kesimpulan
Mengolah babat menurut saya adalah memasak untuk memuaskan selera. Memerlukan beberapa proses memasak lambat (ungkep) agar mendapatkan cita rasa yang okeh. Olahan babat ini salah satu my best recipe untuk suguhan menu bagi teman hidup di rumah. Tentu saja anggota keluarga lain juga menyukainya, setelah resep telur bumbu rendang kalau untuk anak saya .
Bukan tentang seberapa lezat makanan yang kau suguhkan. Akan tetapi, seberapa usaha penuh cinta yang terlihat, saat kau mempersiapkannya.
Bukan begitu, temans? #ttssaahh ❤
Jadi ngiler.. 😀
SukaDisukai oleh 1 orang
Alhamdulillah, ada teman yg suka babat juga 🙂
SukaSuka
Uni…punten lama tak berkunjung, eh pas berkunjung disuguh babat gangsa, nyam…nyam.
Saya penggemar babat gangsa yang empuk maknyuss, etapi bukan suka masaknya, resep dari Uni akan jadi referensi kalau mau masak babat gangsa nih.
Salam hangat ya Uni
SukaDisukai oleh 1 orang
Sesempatnya aja bu peri kebun.
cari babat gangsa yang praktis aja buat bu peri, yang tinggal makan dan rasanya endes.
Salam, terima kasih sudah mampir 🙂
SukaSuka
Babat sekarang lagi ngehits di Surabaya, Mbak. Banyak warung-warung babat yang disambal. Saya sendiri belum pernah nyoba, tapi konon reviewnya enak.
Kalau babat biasanya sama ibuk saya dijadikan soto. Ternyata ada juga masakan lainnya. Orang Sumatera pinterlah kalau memasak daging, kreatif, hehe
SukaDisukai oleh 1 orang
Wah, babat kalau disambelin, perlu dicoba juga itu.
Iyah, soto babat yaa.
Kalau orang Sumatera, daging biasanya di gulai, kalio, rendang, dendeng, atau sate. Sangat jarang yg ditumis2 🙂
SukaSuka
Keluarga saya penyuka babat tanpa kecuali, hehe. Kalau hari biasa, paling kami menemukan ketika beli nasi goreng: Nasi goreng babat. Kalau anak saya rekues, maka akan ada babat gongso yang ujung-ujungnya ngabisin nasi. Tapi kalau tiba Idul Adha, karena persediaan babat lebih banyak, maka lauk babat akan lebih menominasi. Tapi bukan saya masak loh Mbak, melainkan ibu saya, hehe.
SukaDisukai oleh 1 orang
Menu babat selalu jadi pilihan ya, mba.
Nasi habis, perut kenyang. Alhamdulillah 😀 .
Hmmm,,, babat buatan ibunda pastinya jauh lebih nikmat. Sebab, dipersiapkan dengan sangat penuh cinta.
SukaSuka
Babat gongso…
Fav ni mak klo pas panas2 mkn siang pedess sm es teh…
Klo d solo sy biasanya mkn di sebelah mall Solo Square
SukaDisukai oleh 1 orang
Rekomendasi tempat yang perlu diingat ini mas. Suwun.
SukaSuka
[…] [Simak juga tulisan: Babat Gongso Sedap. Olahan Tanpa Santan, Empuk, dan Bebas Bau!] […]
SukaSuka