YSalma membahas Curug Ciomas dengan aliran air green canyon mininya baru sekarang. Selama ini kemana aja? ๐ณ . Berkeliaran juga sih, tapi malas mencatatkannya, akhirnya lupa. Sementara, untuk curug Ciomas ini, sering membacanya di blog teman-teman blogger, lokasinya berada di pinggir jalan. Saya merasa kurang ada tantangannya, sehingga kurang begitu antusias untuk segera mengunjunginya *emak-emak sok iyes* .
Penasaran dengan Wisata Alam Curug di Kabupaten Bogor dan Sekitar
Karena enggan berada di tengah kemacetan jalananannya, saya agak kehilangan minat untuk mengitarinya. Apalagi jika hari libur, beuhh,,, lelah jiwa mamak, nak.
Akan tetapi, beberapa waktu belakangan ini, rasa penasaran saya akan wisata alam di seputaran kabupaten Bogor kembali tergelitik.Jika bukan sekarang-sekarang, kapan lagi mau berwisata alam. Mumpung badan masih sehat. Mumpung yang mau nemenin lagi tidak sok sibuk.

Ternyata, memang masih banyak alam hijau yang terbentang luas dan belum sekalipun saya lalui. Apalagi wisata curugnya. Buanyak banget yang belum disinggahi. Baru neglihat plang penunjuk arahnya aja ๐ .
Gak apa-apa telat mengunjunginya, daripada tidak sama sekali. Sama seperti cerita saya yang begitu telat ngadem ke curug Nangka, saat pamornya mulai agak berkurangย di mata para pecinta curug.
Bagi saya, wisata alam itu tetap punya keistimewaannya tersendiri. Terlepas, tempat wisatanya sudah kurang terawat lagi.
Dengan kita berkunjung dan menuliskan ceritanya, kemungkinan dibaca oleh pengelola dan generasi muda setempat. Mudah-mudahan itu bisa menggugah mereka untuk kembali menata keindahan alam yang sudah dimiliki oleh lingkungan tempat tinggal mereka, yang tentu saja memiliki keunikannya sendiri, yang harus terus dijaga dan lestarikan.

Melepas Rasa Penasaran Dengan Curug Ciomas dan Green Canyon Mini yang ada di perbatasan Cariu – Karawang
Beberapa waktu lalu, saya browsing untuk mencari tahu curug terdekat, yang belum dikunjungi dan rutenya mudah. Salah satu yang direkomendasikan adalah curug Ciomas.
Namun, dari membaca kesan-kesan mereka yang pernah berkunjung, rata-rata bersuara negatif. Tidak terawatlah, tidak ada istimewanya. Bla, bla,,,.
Bahkan, nak bujang yang biasanya hayuks aja jika diajak untuk kegiatan bermain air, juga mengeluarkan komentar yang sama, “teman sekolahku pernah ke sana, Mam. Katanya kotor. Tapi aku penasaran sih ๐ “.

Karena sudah kelas IX, boleh dibilang hampir setiap Sabtu pagi, dia ada kelas tambahan. Bakal lama lagi kalau harus menunggu waktu bersama nak bujang. Akhirnya, saya memutuskan untuk jalan di hari biasa, melihat sebentar. Sehingga, sebelum anaknya pulang sekolah, saya sudah berada lagi di rumah.
Curug Ciomas berjarak sekitar 28-an km dari tempat saya tinggal saat ini. Bisa dicapai dengan kendaraan bermotor sekitar satu jam-an perjalanan.
Mari kita berangkat ๐ โค .
Terpesona Dengan Hijau dan Susunan Batu Alami Curug Ciomas dan Green Canyon Mini
Saya baru bisa berangkat sudah sekitar pukul 10 WIB. Jalan santai karena tidak terlalu macet. Sempat beberapa kali berhenti untuk memoto suguhan hijau pemandangan alam di kiri kanan jalan.

Melintasi jalan transyogi – Jonggol menuju arah Cariu. Ini adalah jalur alternatif menuju Bandung. Pada pertigaan dekat pasar Cariu – Cianjur, saya memilih belok kiri. Tidak berapa jauh, setelah jembatan kecil, belok kanan menuju depan kantor kecamatan Cariu dan alun-alun. Tinggal mengikuti petunjuk arah dari Google map, dijamin ga bakal nyasar ๐ณ .
Melihat Sekilas dari kejauhan, Biasa Aja. Mendekat, Baru Terlihat Daya Tariknya.
Sekitar pukul 11 WIB, saat matahari lagi terik-teriknya, saya sampai di ujung jembatan Ciomas yang masuk wilayah Cariu.
Curug Ciomas ada di sebelah kanan jembatan. Sepi, tak ada pengunjung yang terlihat. Aliran air sungai yang ada dibawah jembatan sudah mengering. Tinggal bebatuan yang berserakan.
Pada salah satu bagian cerukan sungai yang masih ada airnya, ada beberapa anak laki-laki yang sedang bersuka cita mandi-mandi. Mereka memilih tidak berenang di dekat kolam di bawah jatuhnya air curug. Mungkin tidak mau diganggu dan mengganggu pengnjung. Mereka justru seperti menikmati bermain di kolam private milik mereka ๐
Jika hanya memperhatikan dari pinggir jembatan, curug Ciomas hanyalah air yang turun di pinggir bebatuan besar dengan tinggi sekitar 3-4 meter. Kurang menarik! Terlalu biasa!
Secara umum malah mirip bekas waduk yang sudah tak terurus. Walaupun disisi kanan curug, yang berada di bagian wilayah Karawang ada tulisan tiga dimensi, “GREEN CANYON KARAWANG”, berwarna hijau dan merah.
Pandangan pertama mata yang sedikit kecewa itu terobati oleh hijau dan rimbunnya pepohonan sekitar perbukitan tempat curug Ciomas.
Dua kondisi kontras, bebatuan dan hijaunya perbukitan.
Tak Bertanya, Makanya Tak Mengetahui Pesona Sesungguhnya
Saya akhirnya singgah ke warung yang ada di ujung dekat jembatan tersebut.
Saya bertanya ke ibu pemilik warung, memastikan apakah yang saya lihat itu curug Ciomas. Apakah ada lagi curug lain dibelakang rimbunnya pepohonan yang terlihat.
Ibu penjaga warung mengatakan bahwa curug Ciomas memang hanya yang terlihat itu. Tapi, yang biasanya dipakai buat mandi-mandi, adalah aliran air di atasnya, sebelum airnya terjun di pinggir bebatuan tersebut.

Curug tersebut ramai pada hari libur, Sabtu Minggu atau bulan maulid.
Kurang puas dengan penjelasan si ibu warung, akhirnya saya mendekati pondok di sebelah warung yang ada meja dengan kertas bertuliskan “loket”, yang ditunggui oleh anak muda *saya menyapa dengan sebutan umum Sunda, Akang*.
Si akang yang saya tanyain memberikan penjelasan yang hampir sama. Ia menambahkan bahwa daya tarik curug tersebut ada di aliran sungai atas curug Ciomas, yang dikenal dengan istilah green canyon mini itu. Aliran berair hijau itu ada sepanjang 70 meteran, setelahnya ada curug mini lagi yang jauh lebih indah dari curug Ciomas.

Di atas lagi, sekitar berjarak 7 km masih ada dua curug indah lainnya lagi, yaitu curug Lalay dan curug Penganten. Sayang track-nya lumayan berat. Harus berangkat pagi karena bisa memakan waktu 3-4 jam perjalanan. Awal track-nya ada di jalan kecil di sebelah, sambil menunjuk arah dekat lokasi pengolahan air minum yang terlihat dari pondok saya berdiri.
Akang penjual tiket juga memberitahu bahwa area curug Ciomas itu dahulunya adalah sebuah waduk tampungan untuk irigasi sawah yang sudah ada dari zaman Belanda. Tapi, sekitar tahun 1970-an tanggul tersebut jebol dan tidak diperbaiki lagi. Karena untuk irigasi saat ini airnya dilirkan melalui parit-parit kecil yang baru dibuat.
Saya menanyakan debit air aliran curug Ciomas yang seperti mengering, padahal sudah masuk musim penghujan.
Si akang mengatakan bahwa saat ini di bagian atas, aliran air dibendung untuk dialirkan sedikitnya pada empat pipa paralon besar untuk empat penyedia pasokan air minum, untuk daerah Karawang dan Cariu.
Saya mengangguk-angguk.
Akhirnya, saya memutuskan untuk masuk sendiri, karena teman seperjalanan saya lebih memilih menikmati kopinya di warung si ibu sembari memperhatikan bebatuan curug Ciomas ๐ณ .
Setelah membayar tiket masuk sebesar Rp. 10,000, saya melangkahkan kaki menuju bebatuan untuk mendekati cerukan atau area kolam dari curug Ciomas.
Pandangan dari dekat, airnya lumayan dingin. Hanya saja, sangat disayangkan masih ada sampah plastik yang berserakan.
Ketika asik memperhatikan curug Ciomas dari balik mata rana kamera ponsel, ada dua anak kecil dengan seorang ibu yang mau main air. Anak-anak tersebut terlihat sangat gembira.
Setelah mengambil beberapa foto, saya beranjak menuju tangga semen dipinggiran curug. Kemudian melewati jembatan bambu, menaiki beberapa anak tangga lagi, hingga sampai di bebatuan besar di bagian atas curug Ciomas. Di sini baru terlihat aliran sungai yang di sebut dengan green canyon tersebut.
Air terlihat berwarna hijau. Mungkin karena pengaruh dari lebatnya dedaunan pohon yang seperti menaungi aliran sungai. Belum lagi akarnya yang seperti mencrengkram kuat bebatuan sebagai dinding sungai tersebut. Juga efek dari tingginya celah bebatuan besar yang mengapit aliran sungai.
Yang istimewa dari aliran sungai green canyon Karawang ini ada pada tebing sungai yang berupa bebatuan itu.
Tebing aliran sungai umum biasanya berupa tanah yang ditumbuhi pepohonan, atau batu cadas yang terkikis.
Green canyon dinding alirannya di pagari secara alami oleh bebatuan besar dan tinggi. Sangat menantang jika berenang melewati bebatuan tersebut. Atau menikmati sensasinya serta bersantai dengan mengapung menggunakan pelampung atau ban.
Sayangnya, dipinggiran dekat saya duduk, pada salah satu cerug, saya melihat ada sempak tak berpemilik, ada pembalut bekas, entah punya orang dewasa atau anak-anak. Pemandangan tersebut lumayan membuat saya agak bergidik geli karena terkesan jorok.
Saat saya duduk istirahat di pinggir batu besar sambil gregetan, karena gak berani nyebur, sebab hanya sendirian. Ada rombongan anak muda datang, ada sekitar 10-15 orang.
Saat mereka asyik pefotoan di tulisan objek wisata. Seorang petugas penduduk setempat menghampiri saya, memberitahukan bahwa keindahan sesungguhnya dari curug Ciomas ada di green canyon nya itu. Harus nyebur dan menyusuri aliran sungai yang diapit tebing bebatuan tinggi tersebut. Dua kelokan setelah yang terlihat dari tempat kami berdiri akan ada curug lagi.
Saya tersenyum dan mengangguk ke mamang yang mempertegas penjelasan si akang penjual tiket sebelumnya. Saya bilang bahwa untuk kedatangan kali ini saya memang hanya niat melihat-lihat aja, bukan untuk main air.
Akhirnya, rombongan yang baru datang itu sampai ke tempat saya ngaso. Dari salah satu yang saya tanya, ternyata mereka rombongan satu tim kerja. Ada yang niat terjun dari tebing untuk menguji adrenalin, tapi batal. Ada yang takut dan ragu untuk nyebur, padahal sudah pakai pelampung, dan temannya sudah hilir mudik berenang.
Saya ikut tersenyum menyaksikan keriuhan mereka.
Masuk Lokasi Wisata Bukan dari Pintu Utama?
Karena suara adzan sudah selesai, saya memutuskan untuk beranjak. Awalnya saya mau menyusuri anak tangga arah saya datang. Tapi, teringat bahwa saya belum melihat dari dekat tempat ucapan selamat datang objek wisata ini.
Saya akhirnya berbalik arah, menyeberangi bagian atas dari air terjun curug Ciomas yang sudah dibuat rata dengan jalinan besi dan semen.
Di sisi kanan curug Ciomas ini juga ada parit-parit kecil yang aliran airnya lumayan kencang. Parit itu ditutupi papan agar bisa dilewati, juga diberi pagar bambu bambu, serta bebarapa bagian beratap.
Pada salah satu tiang, digantung bilah papan bertuliskan semacam ucapan selamat datang. Himbauan pada pengunjung agar berhati-hati dan menjaga keselamatan dengan menggunakan pelampung. Serta agar membuang sampah pada tempatnya.
Ternyata, pengelola sudah menata objek wisata ini dengan sangat baik.
Hanya, pengunjung yang datang yang masih kurang peduli terhadap kebersihan akan sampah yang mereka bawa ๐ฆ .
Di dekat penyewaan pelampung, juga ada papan pemberitahuan, menyatakan bahwa lokasi wisata tersebut dikelola oleh Perum perhutani.
Saat saya memastikan hal itu ke salah satu petugas, ternyata memang wisata alam curug Ciomas dan Green Canyon mini dikelola bersama antara masyarakat desa dengan Perhutani. Harga sewa pelampung Rp. 15,000.
Saya memberi masukan pada mamang yang saya ajak bicara untuk menyediakan tempat sampah unik, dan mencolok di pinggir curug Ciomas. Juga dekat aliran air green canyon-nya, agar pengunjung tidak membuang sampah sembarangan.Sayang banget, wisata alam yang baik ini jadi terkesan agak kumuh.
Si mamang mengangguk-angguk sembari senyum.
Di sekitar situ juga ada area tempat ganti baju, toilet, mushola, dan area parkir yang lumayan luas yang berada di seberang jalan pintu utama. Gerbang utama saat saya berkunjung masih dalam pembenahan.
Ternyata, saya masuk lokasi curug bukan dari pintu utam ๐ณ *pantesan dari awal terlihat anyep aja*.
Lokasi pintu utama berada di ujung jembatan yang berada di wilayah kabupaten Karawang. Sementara saya masuk dari ujung jembatan yang berada di daerah kecamatan Cariu kabupaten Bogor.
Kesimpulan
Jika datang pertama kali ke sebuah objek wisata, usahakan masuk dari pintu utama. Tujuannya, agar kesan yang didapat secara keseluruhan dari objek wisata yang dikunjungi itu utuh ๐ .
Jika objek yang ditemui kurang dari ekspektasi awal, coba cari tahu dengan bertanya pada penduduk setempat. Jangan langsung membuat kesimpulan sendiri.
Sekali lagi, jika suka berwisata alam, jangan hanya karena murahnya aja. Tapi, coba cintai keindahan alam itu dengan sepenuh hati, sehingga kau takkan tega membuang sampah makananmu sembarangan. Jangan karena merasa alam milik Sang Pencipta, kemudian dengan membayar tiket Rp.10,000, parkir seharga yang sama, bukan berarti sampahmu boleh berserakan.
Curug Ciomas cocok untuk keluarga. Sementara untuk menyusuri aliran air green canyon lebih aman peruntukkannya untuk anak remaja dan dewasa.

Lokasi Green Canyon Curug Ciomas Karawang adalah :
Di Kampung Tonjong Roke, Desa Medalsari, Kecamatan Pangkalan, Kabupaten Karawang, Jawa Barat.
Atau, sisi lainnya, Kampung Tonjong, Desa Cikutamahi, Kecamatan Cariu, Kabupaten Bogor, Jawab Barat.
Dengan koordina Google Maps -6.542357, 107.177561.
Rasa penasaran saya akan curug Ciomas baru tuntas sebagian. Lain waktu saya mungkin akan berkunjung lagi untuk nyebur dan menyusuri aliran air green canyon mini itu.
Hasil edit dadakan video berkunjung kali ini ๐ณ .
Temans, sudah adakah yang pernah mengeksplorasi curug Ciomas dan aliran sungainya? Bagaimana keseruannya?
Masyaallah bunda infonya sngt lengkap.. setuju bunda harus slalu jga kebersihan
SukaSuka
Masyaallah,,
Alhamdulillah, semoga bisa memberi gambaran umum pada yg niat berkunjung ke sana.
Iyah, tempat wisata sebagus apapun, kalau sampah bawaan kita sebagai pengunjung berserakan, kurang sedap dilihatnya.
SukaSuka
Ihhh pengen ke siniii
Tapi kok ya jauh di cariu
SukaDisukai oleh 1 orang
Enggak jauh-jauh amatlah dari Bogor. Niatnya jalan santai tapinya ๐
SukaSuka
Green Canyonnya terlihat menarik itu Mbak…
SukaDisukai oleh 1 orang
Lumayan, mba Ani.
Sayang debitnya berkurang banyak, sehingga hijaunya juga, karena berhubungan dengan ketinggian air juga sepertinya.
SukaSuka
jembatan bambunya menarik juga…
SukaDisukai oleh 1 orang
Jalan melewatinya harus hati-hati ๐
SukaDisukai oleh 1 orang
Sebagai anak rumahan, saya iri sekali dengan teman-teman yang dengan mudahnya bisa langsung berangkat ke tempat wisata yang diinginkan.
Kalau saya punya keinginan untuk jalan, pasti dihantui rasa khawatir ini, khawatir itu, takut ini, takut itu dll… ๐
SukaDisukai oleh 1 orang
Masa sih, Om.
Lebih rumahan emak-emak kali ๐ .
Kalau si Om mah takut banyak fans yang ngenalin, jadi jalannya harus kudu menyamar sepertinya ๐
SukaSuka
wooow indah sekali tu
SukaSuka
Tempat indah yang harus selalu dijaga ๐
SukaSuka
Asri sekali ya.
Tiba tiba kangen maen ke curug. hiks
SukaDisukai oleh 1 orang
Curug akan semakin menarik terlihat dalam foto yang dikerjakan oleh ahlinya.
Curug menanti, saya juga nunggu foto2 keren curugnya.
SukaDisukai oleh 1 orang
[…] melepas rasa penasaran pertama pada Curug Ciomas & Green Canyon pada tanggal 7 Februari 2019 lalu. Kemudian, tanggal 24 Februari 2019, tanpa direncanakan, saya […]
SukaSuka