Februari diawali dengan hujan dan hari-hari juga masih berteman hujan dan dingin. Harusnya itu sebuah pertanda bahwa kehidupan ataupun tatanan baru akan terus tumbuh dari tetesan air di bumi itu. Apa melalui sebuah penghancuran bernama banjir atau bencana dulu atau langsung dari bibit-bibit yang disemai.
Hati sepertinya ikut basah dalam menjalani hari, tapi pikiran terus berkelana entah kemana tanpa jejak *gaya bahasamu, Mak. Bikin muntah yang baca :lol:*
Tepatnya ini hanyalah catatan perkumpulan dalam lingkup pergaulan di lingkungan tempat tinggal, bukan tips dari emak-emak kurang up-date ๐ณ .

Pilih Jadi Cahaya Matahari atau Kerlip Bintang
Di lingkungan tempat tinggal, karena mau tidak mau, suka tidak suka kita harus terlibat dalam beberapa kelompok kegiatan. Karena jika ingin berada di lingkungan yang nyaman, dengan lingkungan sosial yang sehat, bukan siapa elo siapa gue, sepertinya kita memang harus ambil bagian dan terlibat aktif. Setidaknya ikut bersuara.
Tapi harus diingat juga bagi yang sudah berkeluarga bahwa jika salah satu sudah aktif di lingkungan yang sama, yang lain sepertinya harus memilih yang lain, karena matahari itu hanya satu. Cahaya lain hanyalah pantulan sinar dari cahaya matahari.
Jika semuanya mau aktif, maka harus memilih sinar kerlip seperti bintang di waktu malam, gak perlu jabatan apapun, hanya perlu menjadi penolong bagi siapapun yang membutuhkan.
Tak Semuanya Sudah Berpengalaman, Belajarlah
Tapi, terkadang, kita mengira yang pada mau eksis di lingkungan masyarakat itu mereka yang sudah mumpuni dengan semua urusan tetek bengek mengumpulkan berbagai macam kepribadian dalam lingkup kecil.Ternyata, di hari kran kebebasan berpendapat sudah dibuka seluas-luasnya, perkumpulan yang dibentuk itu tetap aja menggunakan sistem siapa yang mengkoordinir, maka merekalah yang akan menentukan apa-apa dan memutuskan.
Kadang sebagai anggota suka pada bertanya-tanya kenapa hal itu diputuskan langsung, proses apa yang sudah dilalui, apa manfaat yang didapat.
Kadang sudah disepakati bersama seperti A, tetiba pelaksanaannya berubah B. Yang sempat mikir, pada bingung sendiri karena merasa gak mendengar sosialisasi apapun. Daripada urusannya panjang, memilih diam aja. Ada yang sibuk saling ngerumpi, tapi ujungnya memilih diam juga walau dalam hati kurang menerima.
Ada juga yang suka mempertanyakan. Dan kadang syok memberi pendapat, agar semuanya merasa enak. Padahal, keberadaan kita hanyalah anggota yang entah diakui atau tidak. Jangankan diakui, malah kehadirannya gak diharapkan mungkin *#inisayabanget. Syok ngaku-ngaku*
Tujuan Ikut Perkumpulan Berbeda-beda
Sama dengan mereka yang sudah duduk dalam jabatan tertentu, walau dalam perkumpulan kecil, tidak semuanya suka kebijakan yang sudah disusun, dipertanyakan, dikoreksi, apalagi disanggah.
Karena yang duduk itu juga bermacam-macam tujuannya aktif dalam perkumpulan tersebut.
Ada yang tujuannya yang penting ikut. Tapi agak susah diskusi dengan anggota lain, doyan pengakuan. Ntar kalau udah kerja agak banyak suka berkoar kalau dia sudah terlalu capek mengurus semuanya dan tidak ada imbalan terima kasih.
Ada yang maunya eksis aja, kerjanya ogah. Tapi kalau gak dilibatkan suka protes.
Ada yang maunya jadi ketua aja, dengan gaya kepemimpinan seakan membuka ruang diskusi bagi siapapun, tapi keputusan akhir tetap pendapatnya pribadi.
Ada yang terlibat hanya karena sebuah keharusan, tapi sebenarnya males mengambil tanggung jawab itu, karena sadar diri bahwa dia bukanlah orang yang terlalu mudah mengiyakan semua usulan tanpa alasan kuat.
Ada yang mengaku bahwa keadaannya sudah tak sanggup untuk terlibat, tapi demi tetap eksis di lingkungan, dia ngotot untuk terlibat terus.
Ada yang tujuannya untuk membangun link, agar biasa memasarkan usaha yang dikelolanya *mirip dengan para bloger yang memasarkan tulisannya*
Ada yang memang suka berorganisasi, belajar berbagi apa yang diketahuinya. Suka mengajak ke arah kebaikan bersama-sama. Agar lebih kenal dekat dengan yang lain dengan niat tulus dengan prinsip mana enak berkegiatan sendiri tanpa teman. Kalau ada imbal balik dari semuanya, itu hanyalah bonus.
Boleh dibaca juga tulisan : Godaan Gemerlap Jalan Kehidupan Dunia
Mempersiapkan Hati Agar Tetap Sehat
Dengan beragamnya tujuan orang terlibat dalam sebuah perkumpulan maka hati harus tetap terjaga dengan baik. Kalau tidak, bukannya teman yang akan bertambah malah musuh yang bakal didapat.
Belum lagi kalau sudah mulai membanding-bandingkan diri, semakin kacau lah suasana hati. Jadi mudah tersinggung dan berprasangka.
Biar gak emosi jiwa sendiri, sepertinya hati harus benar-benar dipersiapkan menerima apapun lingkungan pergaulan yang akan dimasuki.
Mungkin harus menanamkan pada diri untuk terus mengingat, jika memang dianggap kurang benar dan menyangkut hajat hidup banyak orang, merasa terpanggil, ya sampaikan. Jika gak digubris, ya udah, anggap aja sudah lepas dari sebuah tanggung jawab. Kan mending usaha daripada diam aja.
Kalau merasa diri memang gak sanggup untuk terlibat, lebih baik jadi penonton aja, itu jauh lebih nikmat. Tapi jangan protes macem-macem ๐ณ .
Jangan sampai ‘mengangkangi’ atau ‘menginjak’ teman sendiri demi eksistensi diri agar kita terlihat lebih menonjol. Jika orang lain tak nyaman atau bisa jadi sakit hati oleh tindakan kita, maka besar kemungkinan kita akan merasakan hal yang sama di waktu yang berbeda. Ingat selalu bahwa apa yang kamu tanam, itulah yang akan kamu tuai nanti.
Harus selalu ingat juga bahwa semuanya hanyalah manusia, tentunya ada kelebihan dan kekurangannya. Belajar lah menjadi penombok kekurangan orang lain dan menerima kelebihan orang lain untuk menambal kelemahan kita.
Hubungan baik itu perlu dipelihara. Jika sudah sempat hancur, mungkin hanya waktu dan perubahan sikap yang akan bisa memperbaikinya.
Jangan terlalu mudah menilai seseorang hanya lewat pertemuan sekali-sekali dan itu pun hanya lewat saling senyum serta anggukan dan tak lebih dari dua jam. Setiap orang itu punya ‘bentuk’ beribu rupa. Hanya sebagian kecil aja yang tampak kepermukaan.
Kalau ada yang menikung dengan memutar balikkan keadaan demi keuntungannya sendiri, anggap aja sedang mencari perhatian dan pengakuan.
Jika sudah capek hati, berhenti saja. Mungkin perlu berjalan mencari tujuan lain agar hati utuh kembali.
Bagaimana denganmu, Temans, apa kamu orang yang sangat mudah beradaptasi dengan lingkungan dan aktif di berbagai perkumpulan dan kegiatan? Apa kehadiranmu selalu bisa menjadi sinar bagi yang lain? Kiat yang kamu lakukan, boleh dong saling berbagi ๐ .
***
Jejak Pikiran yang terinspirasi akibat terkaget-kaget oleh sikap salah seorang yang dikenal dan dianggap seorang yang mumpuni dalam perkumpulan, tapi bisa melibas semuanya agar bisa kembali. Herannya tidak merasa melakukan kekeliruan apapun. Mungkin hanya saya dan mereka-mereka yang tersikut yang terlalu perasa? Entahlah. *Jadiorangjanganbaper, Mak*
Kata seorang bijak : Tidak perlu beribu kalimat penjelasan untuk memberitahu siapa dirimu. Mereka yang membencimu tidak akan bisa membaca itu. Sedangkan mereka yang mencintaimu tidak memerlukan penjelasan apapun untuk bisa menerima dirimu.
Terlepas dari introvert dan ekstrovert (duh susah amat nulisnyaaaaah)
Saya belum lama ini baru gemar ikut beberapa komunitas, ada yang cuman “trial” ada juga yang kecanduan, semua memang tergantung bagaimana kita memposisikan diri dan mencari frekuensi yang sama dengan sesama anggota.
Dengan karakter unik anggota dan porsi bicara yang seimbang, maka seringlah komunitas kita saling merindukan apabila ada yang tidak hadir. Semua mencoba menrendah hati dan juga saling menghargai.
Semakin banyak mengenal orang dengan latar belakang agama, umur, budaya, suku, maka semakin mudah untuk membuka pembicaraan dengan orang asing di stasiun. ๐
SukaDisukai oleh 1 orang
Sip, tips harus bisa menyamakan frekuensi di gelombang yang sama, agar suara yang keluar terdengar sama, sepertinya itu salah satu trik yang harus dilakukan ya. Kalau ga, bakal kresek2 doang yg bakal terdengar.
Tapi kalau cowok memang lebih mulah memulai sebuah percakapan ya. Dari minjam korek, nanya jam, bisa berlanjut jd percakapan menarik.
SukaSuka
Emang gtu mbak, karakter tiap org beda beda, sifat, tujuan juga beda-beda, kdang bingung mau hadepin gimna takut salah atau disalahin mulu, kdang cara terakhir ya cuma berusaha legowo ๐
SukaDisukai oleh 1 orang
Saya sepertinya keseringan dianggap aneh *mungkin ada benarnya juga, saking seringnya ๐ *
Tapi ini mungkin krn pengaruh dulu lebih sering berada dilingkungan cowok2, begitu ngumpulnya dengan yg sejenis, justru kelimpungan sendiri.
SukaDisukai oleh 1 orang
Iya itu jg bisa jdi mbk
SukaDisukai oleh 1 orang
Nah mbak, selama mengikuti berbagai perkumpulan dan, benar, jangan lupa persiapkan hati agar tetap sehat.
Salam,
SukaDisukai oleh 1 orang
Ikut kumpul-kumpul kan buat senang2 ya Kang, bukan untuk menggerutu ๐
SukaDisukai oleh 1 orang
harus sabar ya kak menghadapi karakter org yg berbeda-beda
SukaDisukai oleh 1 orang
Benar banget Win. Kepala boleh sama hitam, tapi yg dipikirkan beda-beda.
SukaSuka
Sepakat Uni, kapal yang kita tumpangi memuat juga banyak penumpang lain dengan aneka agenda kehidupan. Salam hangat
SukaDisukai oleh 1 orang
Saling jaga keseimbangan biar kapalnya ga kemasukan air ya, Bu.
SukaSuka
poin terakhir ini kayaknya ngena banget. Mempersiapkan hati agar tetap sehat
SukaSuka
Katanya sih, hati itu bisa disentuh oleh benci atau rasa sayang, kalau pemiliknya mengijinkan ๐
SukaSuka