Terbuai Untaian Kata Guskar: Enjoy Capitalism


Terbuai Untaian Kata Guskar: Enjoy Capitalism mulai saya alami pada Rabu 12 November malam. Setelah sebelumnya melakukan transaksi serah terima dengan kurir pengantar, juga disaksikan rintik gerimis menjelang Magrib, hingga sampai pada klimaksnya pada Subuh tadi :mrgreen: . *hushh, yang mbaca cengar cengir dengan jidat mengernyit gitu pada mikir apa sih?*.

Saya ini lagi mendeskripsikan proses menerima sebuah buku keren, hingga dilanjutkan membuka dan membacanya lembar demi lembar, dari malam hingga lanjut pagi harinya.

Sahabat bloger tentunya sudah pada kenal sama Mas Guskar atau Mas “Kyaine” kan? Itu lho, punggawanya blog Padeblogan. Blogger senior yang sangat produktif melahirkan buku karyanya.

Karya-karya beliau diantaranya, Kita Sangat Akrab Dengan Tuhan (Maret, 2014); Srikandi Ngedan (April, 2014); Giliran Petruk Jadi Presiden (April, 2014); Dongeng Dari Istana Bawah Tanah (Juni, 2014).

Seberapa dekat saya dengan tulisan-tulisan Kyaine?

Kebetulan saat blog ysalma lahir, Mas Guskar alias Kyaine ini  sudah menjadi seorang bloger yang sudah sangat sibuk melayani ‘fans’ dunia maya dan dunia nyata.

Saya pribadi sih sangat sering membaca ‘perbincangan’ atau membaca review tentang beliau ini di berbagai blog. Baik saat mereka saling berjawab komen, atau ada yang membahas tentang tulisan dan buku karyanya.

Sebagai blogger ‘anak bawang’, sudah dapat dipastikan bahwa secara emosional kejiwaan, kami sebenarnya belum bersentuhan secara langsung lewat tulisan yang ter-publish di blog *tsaahh, ini bahasa, minta ditimpuk yang mbaca 😳 *.

Tapi, sepertinya keberuntungan saat ini sedang berpihak kepada saya. Ketika mengomentari salah satu suguhan ‘peri kebun’ Rynari, yang sedang mengulas tentang Sup Ayam yang menghangatkan jiwa. Komen tersebut mampu mengarahkan mata Mas Guskar sesaat kepada saya.

Beliau pun berbaik hati mengirimkan sebuah buku yang baru diterbitkan kepada saya dan dua teman blogger terpilih lainnya.

Ibarat salah satu fans yang dipilih seorang idola, saya tentu saja sangat senang, tapi juga disertai dengan sedikit ‘rasa ketakutan’, khas anak sekarang bersinggungan dengan idola tapi disuruh review karya terbarunya. Grogi, ngerasa nggak sanggup duluan dipikiran kan, haha.

Iya, reaksi bathin saya seperti itu, “Gile, buku 590 halaman. Gimane gw mau mbacanya? Iya kalau suka, kalau enggak dan berhenti di tengah jalan. Gimana?” Kan ngga enak sama diri sendiri, merasa pikirannya nggak bisa menelaah karya buku yang bagus. Nggak enak bukan sama penulisnya. Beliau kan ga bakalan tau yaa, wkwk.

Prinsip saya, menerima atau mengiyakan sesuatu, berarti harus siap menuntaskan konsekuensi yang mengikutinya hingga selesai dengan kemampuan terbaik yang bisa dilakukan tentunya.

Deg-deg-an.

Enjoy Capitalism Sebuah Buku Tentang Kehidupan Sehari-hari

Enjoy Capitalism merupakan judul sebuah buku dengan gaya chicken soup for the soul yang merupakan hasil seleksi dari ratusan tulisan Ngudarasa (Mengurai Rasa) karyanya Kyaine.

Bagaimana dengan rasa ‘jiwa’ saya setelah membaca buku ini? Yang sebelumnya sempat deg-deg-an saat mengiyakan menerimanya? Yuk mari kita urai 🙂 *versi saya tentunya*.

Enjoy Capitalism Gusakar

Judul         : Enjoy Capitalism
Penulis     : Guskar Suryatmojo
Halaman  : vi + 592
Cetakan 1 : Oktober 2014
Penerbit   : Halaman Moeka Publishing
ISBN          : 978-602-269-106-8

Perkenalan pertama dengan buku saat melihat sampulnya, saya langsung mbathin, “Wuih, Mas Guskar yang bercaping dan membawa derigen kosong, seperti datang dari dimensi lain.” Keren lah.

Lanjut membuka halaman daftar isi, jidat saya langsung sedikit berkerut, “Busyet, bahasa apa ini? Gimana gw bakal memahami nih buku?”

Saya lanjut ke halaman Ngudarasanya Penulis (terjemahan saya: Kata Pengantar Penulis 😉 ). Ternyata, halaman Daftar Isi yang sebelumnya sempat membuat jidat saya berkerut itu, dijelaskan di halaman ini. Hish, saya jadi tersipu malu sendiri .

Buku ini di kelompokkan ke dalam 12 mangsa, di antaranya : Sesotya Murca Saka Embanan (Intan lepas dari cincin yang menjadi wadahnya), Bantalan Rengka (Bumi merekah), Suta Manut Ing Bapa (Anak menurut pada bapaknya), dan seterusnya. *Pada penasaran kaan? Pesan makanya*.

Rasa penasaran akan buku ini mulai merasuki. Saya pun mengambil posisi nyaman, lanjut dong membuka halaman berikutnya.

Sampai pada tulisan, “Matematika Anak SMA” ekspresi wajah saya mulai senyum-senyum, dan tanpa diminta, saya ngakak spontan saat membaca kalimat matematika = makin tekun makin tidak karuan (hal-4) *saya ikut ngerasain, ‘gw banget gitu lho’ 😆 *.

Tanpa terasa, pada perkenalan pertama itu, saya bisa menyelesaikan 1/3 bagian dari buku ini *berhenti karena harus ‘mengantar’ anak tidur, dan saya ikut ketiduran*.

Ketakutan dan deg-deg-an saya diawal akan halaman yang tebal, sudah hilang tak berbekas saat mulai membaca kalimat demi kalimat.

Besoknya, setelah anak berangkat sekolah, dan semua tetek bengek rumah selesai, saya lanjut membaca buku ini.

Selama membacanya, hati saya ikut memberi komentar, “Benar juga ya. Ngga terpikirkan sebelumnya, padahal ini sangat sering ditemukan.”

Bahkan, saat sampai pada bagian ‘Karena Tidak Tahu, Maka Nikmat Rasanya (hal-271), yang bercerita tentang pedagang keliling. Jabaran dalam buku ini sukses membuat saya bergidik. Ikutan mual, membayangkan apa yang diulas. Padahal, penulis menuliskan kejadian yang memang seperti itu adanya.

Selama membaca buku Enjoy Capitalism, saya ikut terbuai dengan rasa yang dibawa oleh untaian kata demi kata yang dituliskan.

Sama seperti membaca chicken soup for the soul yang bertebaran di toko-toko buku terkenal, cerita sedih, ikut mrebes mili. Cerita bahagia pembacanya ikut senang, ketemu yang lucu, pembaca akan ikutan ngakak secara spontan.

Hasil tulisan di buku blogger senior ini menunjukkan kualitas jam terbangnya.

***
Ga menyesal saya memutuskan menerima hadiah buku ini :mrgreen: *Ini mak-mak, dikasih hadiah aja banyak bacotnya*.

Iya dong, takut kalau itu sogokan, dan merasa dipaksa secara halus untuk menuliskannya. Saya kan anti pemaksaan. Kalau suka, saya akan tulis dengan senang hati. Kalau ngga suka, mau juga menuliskannya, tapi dengan susah payah, dan pikiran langsung mentok karena hati gondok.

Semua itu karena saya tahu diri, menulis dengan senang aja, hasilnya masih lompat kemana-mana. Apalagi dengan sedikit ‘intimidasi‘ jelas bakal penuh dengan muatan hiperbol 😀 .

Sobat, tertarik juga terbuai untaian kata di buku yang sudah saya miliki ini? Silahkan hubungi aja penulisnya pada beberapa blog yang beliau kelola ya.

Sukses terus, Mas Guskar. Semoga semangatnya menulis buku juga tertular pada kami-kami. ❤ .

Iklan

23 comments

  1. Beuh, 500 halaman??? Angka yang bikin saya telan ludah untuk membaca buku jenis ini. Kalau fiksi ilmiah, 1000 halaman pun saya jabani. Dan, ngomong2, jenis huruf judul bukunya mengingatkanku pada Coca Cola. Apa berhubungan?

    Suka

  2. Terima kasih Uni, sudah menceritakan isi Enjoy Capitalism dengan cara yang nyiamik betul 😉

    Saya selalu membaca artikel2 terbaru YSalma yang saya pantau dari Kampung Blog Surau Inyiak

    Suka

    • Kembali kasih Mas,
      Ma’afkan, saya membahas ‘isi enjoy capitalism’ dengan cara saya, ringan aja *bisanya memang segitu 😀 *

      Ho..o. kampung inyiak yang ‘itu’ ruang pemantau ala Pak Mars dulu ya 🙂

      Suka

  3. Saya baru mulai… tapi karena penasaran loncat2 halaman juga… dan saat sampai di bab “Karena tdk tahu…” itu..walaah… geli2 gimanaaa… gitu.., langsung gak pengen njajan lagi! hehe…

    Suka

Terima Kasih Untuk Jejakmu, Temans :)

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.