Kehidupan Senja: Sepasang burung yang lagi bertengger ditiang listrik depan rumah mencicit saling bersahutan, ramai sekali. Suaranya menyeret kakiku melangkah, melongok sejenak keluar.
Hmmm,, Burung itu hanya sepasang, tetapi suara cicitnya begitu riuh. Dari suara cicitnya, mereka masih anak-anak burung. Tapi perasaan kewanitaanku mengatakan, sepasang burung itu kehilangan kelompoknya. Apa karena cuaca terlalu dingin, akibat hujan yang turun terus menerus? Mungkin saja. Karena aku merasakan hal yang sama, dingin.
Ahh, andai saja aku bisa mengerti bahasa mereka. Atau sepasang burung itu mengerti tanyaku. Mungkin bisa saling bertukar sapa.
Tapi, apa itu mungkin?. Kamera yang kugunakan untuk mengabadikan keberadaan kehidupan senja sepasang burung itu saja. Untuk dijadikan photo cantik. Tak bisa menangkap dengan jelas.
Mungkin kami memang dari jenis yang berbeda.
Kehidupan senja sepasang burung telah memberikan arti, saling memperhatikan, tak perlu berada dalam frekwensi yang sama.
Bogor, 23012014
Suara burung diwaktu senja apalagi cuma sepasang sedikit ganjil, lain halnya jika terjadi dipagi hari, menambah indahnya pagi. Jika benar burung itu kehilangan kelompoknya, kehilangan induknya, kehilangan sanak saudaranya, semoga segera berkumpul lagi
🙂
Semoga kita bisa lebih saling memperhatikan sesama.
Salam!
SukaSuka
Semoga aja keluarga burung itu berkumpul lagi :).
Hal-hal kecil pun kadang memberikan sedikit perenungan.
SukaSuka
di daerah ane burung banyak dijumpai hanya di area persawahan aja.. kangen ama kampung .. soalnya dikota pemandangan yang ane lihat hanyalah bangunan aja…
SukaSuka
Dipinggiran kota masih banyak kampung kok ^^.
SukaSuka
Assalaamu’alaikum wr.wb, mbak Ysalma…
Burung ini kalau mencicit nyaring ertinya masih lapar, mbak. Sama seperti anak kita juga agaknya ya. Malah rezeki burung belum tentu ada dari pagi hingga petang. Kerana itu, mungkin untuk menghiburkan hati atau mungkin sahaja mereka sedang bertasbih kepada Allah kerana baru mendapat rejekinya. Maka, mereka mencicit riang. Kalau sahaja kita faham ya bahasa mereka, entah2 keduanya memang memanggil mbak untuk bersama menikmati waktu petang indah dan dingin.
Salam manis dari Sarikei, Sarawak. 😀
SukaSuka
Waalaikumsalam Bunda Fatimah,
Betul juga, mungkin burungnya lapar, atau memang justru sedang menyenandungkan tasbih kepada-Nya, kita hanya menebak.
SukaSuka
[…] ← Kehidupan Senja: Sepasang Burung Jan 24 2014 […]
SukaSuka
Fotonya bagus Mba Salma..
SukaSuka