Kehidupan Senja: Sepasang Burung


Kehidupan Menjelang Senja Sepasang Burung

Kehidupan Senja:  Sepasang burung yang lagi bertengger ditiang listrik depan rumah mencicit saling bersahutan, ramai sekali. Suaranya menyeret kakiku melangkah,  melongok sejenak keluar.

Hmmm,, Burung itu hanya sepasang, tetapi suara cicitnya begitu riuh. Dari suara cicitnya, mereka masih anak-anak burung. Tapi perasaan kewanitaanku mengatakan, sepasang burung itu kehilangan kelompoknya. Apa karena cuaca terlalu dingin, akibat hujan yang turun terus menerus? Mungkin saja. Karena aku merasakan hal yang sama, dingin.

Ahh, andai saja aku bisa mengerti bahasa mereka. Atau sepasang burung itu mengerti tanyaku. Mungkin bisa saling bertukar sapa.

Tapi, apa itu mungkin?. Kamera yang kugunakan untuk mengabadikan keberadaan kehidupan senja sepasang burung itu saja.  Untuk dijadikan photo cantik. Tak bisa menangkap dengan jelas.

Mungkin kami memang dari jenis yang berbeda.

Kehidupan senja sepasang burung telah memberikan arti, saling memperhatikan, tak perlu berada dalam frekwensi yang sama.

Bogor, 23012014

Iklan

8 comments

  1. Suara burung diwaktu senja apalagi cuma sepasang sedikit ganjil, lain halnya jika terjadi dipagi hari, menambah indahnya pagi. Jika benar burung itu kehilangan kelompoknya, kehilangan induknya, kehilangan sanak saudaranya, semoga segera berkumpul lagi :mrgreen: 🙂
    Semoga kita bisa lebih saling memperhatikan sesama.
    Salam!

    Suka

  2. di daerah ane burung banyak dijumpai hanya di area persawahan aja.. kangen ama kampung .. soalnya dikota pemandangan yang ane lihat hanyalah bangunan aja…

    Suka

  3. Assalaamu’alaikum wr.wb, mbak Ysalma…

    Burung ini kalau mencicit nyaring ertinya masih lapar, mbak. Sama seperti anak kita juga agaknya ya. Malah rezeki burung belum tentu ada dari pagi hingga petang. Kerana itu, mungkin untuk menghiburkan hati atau mungkin sahaja mereka sedang bertasbih kepada Allah kerana baru mendapat rejekinya. Maka, mereka mencicit riang. Kalau sahaja kita faham ya bahasa mereka, entah2 keduanya memang memanggil mbak untuk bersama menikmati waktu petang indah dan dingin.

    Salam manis dari Sarikei, Sarawak. 😀

    Suka

    • Waalaikumsalam Bunda Fatimah,

      Betul juga, mungkin burungnya lapar, atau memang justru sedang menyenandungkan tasbih kepada-Nya, kita hanya menebak.

      Suka

Terima Kasih Untuk Jejakmu, Temans :)

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.