Komitmen yang telah diikrarkan oleh dua orang manusia dalam ikatan yang bernama pernikahan, perlu usaha dari kedua pihak yang terikat untuk membuat jalinan komitmen itu tetap kuat. Terlepas komitmen itu dijembati perjodohan karena campur tangan orangtua kedua belah pihak, pihak lain ataupun memang atas dasar saling mencintai, semua hanyalah jalan untuk memulai.
Komitmen pernikahan yang sudah menghasilkan anak-anak kehidupan di dalamnya, ataupun yang masih memerlukan kesabaran dalam menunggunya hadir. Kedua orang dewasa yang terlibat di dalamnya harus menurunkan sedikit ego dari masing-masing pihak. Untuk mewujudkan Tujuan dan mimpi mereka. Kritikan kekurangan yang disampaikan, tidak seharusnya membonsai kepribadian pasangan yang dikritik, tetapi menunjukkan kalau itu kekurangan darinya sebagai manusia yang insyaAllah akan ditambal oleh pasangan satunya.
Komitmen yang kehilangan daya ikatnya, kadang untuk mengingatkan kedua belah pihak, supaya “berhenti’ sejenak, untuk menyamakan langkah lagi. Masih dibayangi sesal masalalu diri sendiri atau orang-orang terdekat disekitar anda, berdamailah, sadarlah bahwa anda dan dia hanya manusia yang jauh dari sempurna, yang sudah pasti sumbernya salah dan khilaf. Beruntunglah, anda masih diberi kesadaran atas sebuah kekeliruan, sekaligus juga cermin masa depan untuk memperbaiki kekurangan yang anda lihat.
Berubahlah untuk kebaikan generasi masa depan anda. Tidak ada yang namnya pengorbanan. Anak-anak kehidupan punya hak masa depan yang lebih baik, dan itu tanggung jawab kedua orangtuanya yang sudah berkomitmen. Yakinlah, masadepan masih tetap sebuah misteri, tetapi kita bisa mengusahakann gambarannya pada saat ini. Mulailah dengan semangat, Esok adalah hari baru. Komitmen tak pernah salah!.
### Sista, kuyakin kau bisa melalui saat ini 😀.
Salam Mbak Ysa, salam juga buat Sista yang dimaksud, lama gak mampir neh, jadi ikut semangat buat ngemong si Kembar
SukaSuka
masa-masa itu dilalui ketika masih kinyis-kinyis …
SukaSuka
jalani komitmen yang sudah dibuat 🙂
SukaSuka
sepakat Mak, komitmen yg telah dibuat harus bisa terus dijalani selama masing2 pihak menyadari kekurangan masing2
no body’s prefect ya Mak………………….
so….saling mengisi dan saling menerima kekurangan masing2 adalah salah satu ikhtiarnya ya Mak 🙂
salam
SukaSuka
Tidak ada yang salah dalam komitmen ya Mba, karena hal ini mengembalikan kepada segala sesuatu ke titik no; perjalanan sesuatu hal dalam suatu kesepakatan.
Sukses selalu.
Salam
Ejawantah’s Blog
SukaSuka
bener mba..esok adalah hari baru, yang lalu biarlah berlalu 🙂
SukaSuka
layaknya sebuah kehidupan, komitmenpun akan mengalami kerikil2 di rentangan waktu yang dilaluinya, sabar dan mempasrahkan diri kepada-Nya mungkin bisa dijadikan salah satu solusinya…..
SukaSuka
Sungguh bijak
SukaSuka
konsisten pasa komitmen itu sangat penting, contohnya untuk menetapkan cowok apa cwe karena sekarang banyak yang suka gak konsisten tentang hal ini ha ha ha… *becanda*
btw, semagat buat sista yang dimaksud
SukaSuka
Iyah.. harus sadar, kalau setiap orang tuh bisa benar bisa salah. Duia nyata bukan sinetron, dimana kalau sudah dari awal perannya jahat ya jahat terus. Hehe..
SukaSuka
alhamdulillah saya sudah menjalankan komitmen itu, pernikahan. semoga saya bisa terus menjaga amanah dan komitmen ini. insyaAllah,amin,,
SukaSuka
berkomitmen untuk yang indah-indah dan yang sakit-sakit juga…
SukaSuka
Masa depan dimulai dari saat ini, bukan besok atau lusa. Maka kita harus selalu berusaha mempunyai komitmen yang lebih baik
SukaSuka
yap.. pasti bisa mah 😀
SukaSuka
benar sekali, usaha kedua belah pihak untuk menjaga komitmen adalah hal yang tak bisa ditawar lagi…
SukaSuka