Pagi ini, saya terkaget-kaget, di layar HP ada panggilan tak terjawab dan sebuah SMS, pikir saya, tumben saudara saya nelpon pagi-pagi. Biasanya dia kalau nelpon pasti agak siangan dikit. Secara dianya juga kerepotan kalau pagi hari sebagai ibu, istri dan wanita pekerja. Begitu juga saya, dia juga paham, dengan adanya ortu di tempat saya, pasti pagi hari, sangat sibuk dengan urusan domestik.
Setelah saya cek, ternyata telpon dari tetangga, “TUMBEN” 😕 ,cek sms, ternyata juga dari nomer yang sama.
Setelah membaca sms tetangga, saya lama tercenung, memahami apa yang tertulis :
“Bu, saya telpon, cuma mau kasih tau aja, yang lagi dak dik duk itu di rumah belakang, rumah Pak Anu. Soalnya heboh banget, kalau di rumah sih tinggal finishing, ngecat-ngecat aja, gitu bu,.. tq..”
Maksudnya gimana nih?, bingunglah saya. Sewaktu beliau mulai dak dik duk, memperbaiki rumahnya, kapanpun tak kenal waktu siang atau malam. Tak pernah ada sepatah katapun, “permisi untuk ketidak nyamanan kuping tetangganya”. Dan saya tidak pernah mempermasalahkan, namanya juga tinggal di komplek yang dindingnya satu .
Tips bertetangga yang diperlukan, cuma kebesaran hati dan selalu prasangka baik 😆 .
Akhirnya, saya cuma bisa bales itu sms dengan kata-kata mutiara begini 😳
” Saya tidak mempermasalahkan kok Bu, yang namanya membangun rumah, mana ada yang diam, dan itu bagian dari tinggal di komplek. Asal jangan ngerusakin rumah tetangga aja hehehe. Prinsip saya dalam bertetangga, tidak semua yang di depan mata, seperti yang terlihat, tidak semua yang di dengar, sepenuhnya kebenaran, yang paling tau sebuah keluarga adalah mereka sendiri, jadi ga perlu saling nge-judge” 🙂 .
Saya jadi berpikir, apa si ibuk sebelah baru menyadari dan merasakan. Kalau “membangun rumah” itu, berisik banget dan dia selalu lupa bilang sama tetangga-tetangganya selama ini 😉 . Entahlah.
Semoga beliau, saya dan tetangga yang lain, tetap dalam nikmatnya bertetangga (berjiran), Amin 🙂 .
klo sesama tetangga saling menghormati n menghargai satu sama lainnya nikmat bgt……
salam persahabatan selalu dr MENONE
SukaSuka
cuma kebesaran hati dan selalu prasangka baik …
(tetapi tetap Waspada !)
Ya … ini adalah prinsip bertetangga yang jitu
Salam saya Uni
SukaSuka
Hehehe.. saya sependapat dengan komentarnya Om NH, berbaik sangka (tapi tetap siaga satu, hehe).. Selamat sore ya Mbak..
SukaSuka
Heeee seperti lingkungan asrama atau perumnas yah..tetap sabar dan waspada aja mbak, saya sudah pernah merasakannya baik dan jeleknya 🙂
SukaSuka
huahahaha… giliran orang lain yang bangun rumah baru deh si ibu protes! Ibu yang aneh! 👿
SukaSuka
pas bngt sblh rmh tiap hr lg dag dug dag dug..kesel baby g bobo2..sprt yg dblng nmny tembok satu mw gmn??tq y mbak dah ingtn u te2p sabar dlm btetangga..mksh
SukaSuka
Benar sekali, mbak. Bertetangga sangat butuh kebesaran hati dan prasangka baik. Bagaimana pun mereka yang pertama ada untuk membantu kita. Jadi harus selalu baik.
SukaSuka
mari bertetangga yang baik..
Jangan bertengkar2,,
SukaSuka
ada maqolah ulama yang menarik disimak……
al-jaaru qobla al-daaru…..
perhatikan tetangga sekitar sebelum memperhatikan rumah sendiri… ini bagian dari tatakrama bertetangga,,,,,
SukaSuka
apa mungkin baru kali ini mbangun rumah, kemudian dia ngerasa ngga enak banget, karena dalam perasaannya dia udah ngganggu orang
SukaSuka