Aku dan Sungai


Lahir dan dibesarkan disalah satu desa di Sumatera, yang diapit oleh dua buah sungai yang besar. Membuat anak desa disana akrab dengan sungai.

SDnya saya aja terletak ditengah hamparan sawah penduduk, dibelakangnya sungai. Di depannya ada irigasi persawahan yang lebarnya sedikit dibawah kalimalang, tetapi di dasarnya ada bebatuan, bukan tanah lumpur,, kalo dulu, airnya selalu bening, kecuali ada hujan dihulu sungai, jauh diatas perbukitan sana.

Jadi setiap pulang sekolah,  tempat bermainnya pastilah sungai, apalagi kalo ada pohon kelapa yang tumbang dan batangnya menjorok ke sungai, itu arena tempat terjun yang seru. Dikiri-kanannya banyak batu besar yang juga bisa dipakai untuk meluncur dan terjun bebas ke dalam air 🙂

Ada juga batu-batu besar ditengah sungai, aliran air deras dan terbentuk jeram, itu dilewati dengan ban dalam bekas truk,, arung jeram ala anak kampung :mrgreen:

Pernah, orang dewasa mau mencari ikan,, dulu,,  caranya, dengan membendung air sungai agak kehulu,, jadi batuan di sungai ditumpuk, kayak berang-berang bikin rumahnya,  aliran ke hilirnya jadi sedikit. Ikan tinggal ditangkap pakai alat yang berbentuk silinder,, atau dengan mengangkat bebatuan yang ada udang/ikannya, kemudian ditangkap pakai tangan, ini memerlukan kerjasama dua atau tiga orang, satu mengangkat bebatuannya, yang lain menangkap ikannya.

Ysalma dan kawan-kawan, sangat bersuka cita menyambut kegiatan tersebut,, tujuannya bermain disepanjang sungai yang setengah kering, dan mendatangi lubuk (bagian sungai yang dalam, dan biasanya ada putaran air kebawah),, biasanya tidak berani kita dekati, karena katanya, kalo terbawa arus sampai kesana, bakal tinggal nama doang..

Kesempatan,,  debit air sungai  berkurang, kita melepas rasa penasaran terhadap lubuk tersebut,  tebing-tebing sungai yang tergerus air dipinggirnya, kelihatan agak serem, membayangkan derasnya aliran air yang menghantamnya baru kemudian berputar kebawah, dan lubuk  ini berada jauh diujung desa.

Keasyikan bermain, lupa waktulah, herannya ga inget laper juga, ternyata orang-orang dewasa sudah lama meninggalkan sungai. Kami,, udah mau gelap  baru menyusuri sungai untuk arah balik,, sampai rumah sudah gelap, orang tua yang merasa kehilangan anaknya sudah lama pada resah dan ribut,,  terhenti hanya karena shalat magrib. Kami membawa ikan cuma beberapa ekor dan tangan keriput karena kedinginan bermain air,,,.

Kena interogasi,, dan diceramahi,, coba kalian asyik-asyik main di sekitar lubuk yang jauh, dan ga satupun orang dewasa yang dikasih tau,, kalo bendungan sungainya langsung dijebol,, debit air langsung naik,, kalian terbawa arus sungai 😥

Pernah juga, karena keasyikan bermain di bagian irigasi yang ada beberapa pintu airnya,, kami bermain disalah satunya,, ternyata pintu air utamanya yang terhubung langsung kesungai, dibuka,, irigasi tempat kami barmain airnya langsung bertambah seperti air bah,, kami sempat terseret air beberapa meter tapi berhasil berenang ke pinggir,, selamat,, dan ga kapok-kapok..

Kegiatan saya dkk berkelana di sungai ini berakhir sampai kelas 5SD,, karena udah mulai gede dan malu juga kayaknya, udah mulai ABG euyy 😉

Kalo sekarang sempat terlontar kata-kata,, kok, anaknya ga bisa diem, bermain mulu,, dan ada yang menjawab,, biasanya ga jauh-jauh dari kelakuan emak/bapaknya,,, dalam hati selalu bilang,, iya juga sih :mrgreen:

Junior Pulang Kampung, ketularan sungai juga 😆
Iklan

43 comments

  1. waaaahh seru ya mbak, pasti nih, pasti jago renang :mrgreen:

    saya juga mbak, di tempat saya ada kolam renang alami nah itu di deket TK ma SD saya, sebelahan malah. nah untuk warga asli situ setiap hari kamis dikasih gratisan buat renang di sana. jadi deh tiap kamis olahraga wajibnya adalah renang bersama.. dan hasilnya saya selalu dapet nila tinggi untuk olah raga renang di SMA 😀 *lumayan kan? hanya itu olahraga yg dikuasai 😆

    Saya berenang di Sungai yang ada sedikit arusnya,, jadi ngapungnya karena terbantu arus,, di kolam renang bawaan berenangnya kurang seru aja :mrgreen:

    Suka

  2. Wah seru tu mbak tapi mesti ati-ati mbak anak kecil mesti diawasi kalau disungai….. takut kenapa-kenapa…..:)

    Benar,, tapi kalo di kampung,
    kalo udah SD,, itu udah mandiri banget lho Rif 🙂

    Suka

  3. bisa berenang ya Mbak??? :mrgreen:
    meskipun dari kecil ga pulang-pulang dari sungai, tetep aja saya ga bisa berenang! 😥

    berenangnya bukan gaya dada, punggung, kupu dan bebas,,
    tapi berenang gaya kodok bisanya ^^.

    Suka

  4. sedap deh tinggal disana.Ada pemandangan indah,kayaknya itu daerah wisata ya mbak.?

    yang satu, sungainya memang tempat pemandian, di kampung persis,
    yang satu lagi, jadi objek wisatanya, di arah yang agak ke hulu lagi, 2 desa setelah kampung saya, kedua sungainya memang jadi tujuan pemandian ^^.

    Suka

  5. mbak, saya suka banget banget main di sungai. tp sayangnya di komplek perumahan saya dulu ga ada sungainya, paling bisa main sungai waktu mudik ke kampung nenek.
    waaahhhh…past syndrom saya makin menjadi2 nih:D

    mbak di Sumatra dimananya ya?
    aku di Aceh:)

    Aku di Sumatera Barat Nova,,
    tapi sekarang lagi ngerantau di P.Jawa ^^..

    Suka

  6. Sebelah Timur rumah saya kali mbak…jadi 8 tahun yang lalu kalau banjir malah dijadikan ajang untuk lompat tebing terjun ke kali, tapi sekarang..kalinya udah kotor , tidak ada lagi anak-anak bermain, semua pada sibuk bermain game online, dan orang tua sudah semakin keenakan membuang limbah di kali 😦

    Suka

Terima Kasih Untuk Jejakmu, Temans :)

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.