Nilai Sebuah Mobil? apa maksudnya. Begini ceritanya.
Biasanya kalo cuaca bagus alias ga hujan, anak-anak pada bermain di luar rumah. Walaupun daerah ini, salah satu kota penunjang Ibu Kota, tetapi area bermain juga terbatas. Walaupun ada lapangan untuk area fasos, yang bisa dipakai bermain di komplek. Tetapi rata-rata, anak-anak lebih menyukai bermain di jalan di halaman rumah.
Suasananya selalu rame, ada yang bersepeda, ada yang berlarian. Ada yang cuma teriak-teriak, ada yang rebutan mainan, khas anak-anaklah.
YSalma lagi jalan kaki lewat di sebuah komplek perumahan dan berpapasan dengan sebuah mobil keluaran terbaru. Ga berapa lama, terdengar klakson kencang, sama teriakan si pemilik mobil, “Di rem sepedanya dong!!!!!”,,
Trus jawaban suara seorang anak yang kaget dan agak ketakutan, “sepedanya ga bisa di rem“. Trus suara anak satunya, “Afif, remnya, yang sebelahnya!“.
Saya langsung berhenti, ternyata seorang anak lagi berusaha menahan laju sepeda pakai kakinya. Posturnya lebih kecil dari teman yang mengingatkan tadi. Dan pas belokan, ketemu mobil melintang jalan, mau masuk garasi, si afifnya kaget. Sepertinya kedua anak itu lagi bertukar sepeda. Di ujung jalan yang lainnya, teman-temannya pada berteriak,, “afifnya kena ga??”
Si bapak yang punya mobil, turun dari mobil,, dengan suaranya yang masih menggelegar, “maasak !!, sepeda ga bisa di rem!,, maakanyaa, kalo bersepeda liat-liat!!!”, sibuk memeriksa mobilnya, tergores apa enggak!!!. Nilai sebuah mobil lebih penting sepertinya daripada keselamatan nyawa seorang anak yang bersepeda di jalur yang benar.
Si Afif hanya berdiri menciut ketakutan,,. Teman satunya terpana,, teman-temannya yang lain, terdiam..
Saya yang melihat kejadian itu jadi berpikir, segitukah nilai sebuah mobil, dibanding nilai seorang anak???!.
Padahal itu sepeda hanya menyentuh sedikiitt, tidak bakal sampai menggores. Karena udah di rem dengan kaki oleh si Afif. Tak sepatah pun terlontar dari si bapak,, untuk menanyakan keadaan si anak yang kaget.
Kalau ternyata sampai si anak menabrak dengan kencang, dan kepalanya membentur jalan, apakah si bapak akan tetap memikirkan goresan mobilnya??.
Padahal si bapak juga sudah paham, kalau setiap sore anak-anak ramai bermain di jalan. Anak-anak yang notabene adalah anak-anak tetangganya, dia marah, OK, tetapi, mbok ya, anak-anak itu di kasih tau dengan baik. Pahamilah dunia anak 😥 .
Saya jadi melihat cerita yang ini (Pantaskah ku miliki). Tetapi dalam bentuk kejadian yang berbeda.
Semoga bisa di ambil hikmahnya, dan ga terjadi di tempat lain. Nilai sebuah mobil memang mahal, tetapi tidak bisa dibandingkan dengan nyawa seorang anak.
Ya si bapak menunjukkan karakternya yang sebenarnya, tapi setelah itu dia pun berpikir, saya yakin, paling tidak hatinya menyesali perbuatannya…
SukaSuka
Duh saya jadi kepikiran si Afif, moga moga kakinya nggak keseleo..
SukaSuka
Nah itu Mbak, kalau yang keseleo hatinya, trus si Afif berdoa, wah bisa macet tuh rejekinya si Bapak pemilik mobil..
SukaSuka
Bapak itu pasti bukan saya karena saya nggak punya mobil…
(Kalau sepeda yg nggak bisa di rem saya punya 😀
SukaSuka
Pak Mars, saya punya remnya saja. Gimana kalau kita kerjasama? 😀
SukaSuka
Itulah sikap kebanyakan orang sekarang…ironis bukan??
SukaSuka
kalo saya malah kepikiran sama si pemilik mobil, semoga dia ga keterusan seperti itu. Tapi si Afif kasian juga ding… 😀
SukaSuka
Kalau saya bapaknya Afif…mungkin udh saya balas balik teriak mbak…
“kalau ga mau mobilnya tergores…simpan aja di museum…dijamin ga ada yang bisa nabrak….hehehehe”…tapi mungin juga si bapak tersebut:
1. abis dimarahin sama bos nya…
2. kalah tender…
3. baru aja putus sama selingkuhannya…..hehehe…
4. (isi aja sendiri lah)….
SukaSuka
Ehm perbandingan mobil sama anak,itu hanya menunjukkan kalo yg pake mobil karakternya memang gitu mungkin jika lain orang bisa juga lain peristiwanya atau alur ceritanya..bisa jadi pemilik mobil ada yang sempat bertanya apa kamu ngga apa apa nak atau dik misalnya
SukaSuka
Wah, bener2 terlihat jurang antara si miskin dan si kaya, miris sekali..
SukaSuka
nilai nyawa lbh penting drpd mobil, CMIIW 😀
SukaSuka
si Afif ngerem pakai kaki pakai alas ga tuh Mba ?
Jd inget anaku yg sepedaan di gangan…
SukaSuka