Salam dan Bersalaman


Biasanya dari pulang bermain ,, pulang sekolah, pokoknya dari luar rumah sendirian,  junior ysalma sebelum masuk,,,  selalu teriak dulu didepan pagar,,, “Maaammm,,, aku pulang,”  belum juga meliat reaksi dari dalam rumah. Dilanjutkan,,, “ Haallow,,,, ada orang di dalamkah”. Kalo udah ngeliat emaknya berdiri didepan pintu dengan wajah ditekuk. Baru dia senyum-senyum sambil memberi salam, “Assalamualaikum”…  emaknya nyodorin tangan, baru dia salim/bersalaman. Kalo ga,,, langsung berceloteh, “ada kejutan apa hari ini mam”, langsung periksa dapur.

Sehingga tetangga kiri kanan ikut mendengar dan udah hapal. Wah, adek sebelah baru datang, atau mau pergi main. Dan seringnya tetangga ketemu emaknya langsung ngomong,”itu adek makin hari kok makin gaya aja teriakkannya” 😛 .

Gayanya memberi salam,,, kalo lagi ada maunya,,,  dilaksanakan, dan salim/bersalaman dengan takzim,, :mrgreen:

Tetapi orang lain yang meliatnya,,, kok anaknya, kurang sopan. Kalau pamit,,  cium tangan sambil jalan,,, “daaa, Mam”,,. gurunya sempat ngeliat, anaknya langsung ditegur,, kok sama mamanya cuma dada-dadahan.
Walau disekolah diajarkan,,  dia tau,,, di rumah juga diingatkan terus… tapi ya itu… kesopanan aja persepsinya berbeda antara anak dan orangtua..

Faktor kebiasaan,,, tontonan yang mengena dihati,, sangat besar pengaruhnya. Pengaruh Anak dan TV.

Gaya salam diatas adalah gaya salamnya Nobita masuk rumah. Walaupun nonton Nobita dan Doraemon cuma sebentar. Tetapi justru gaya Nobita masuk rumah itu ternyata yang paling berkesan dan paling diingat, paling seru untuk dicobanya.
Buat kita sih ga masalah,, yang penting dia tau maksud dari berpamitan,, dan memberi salam tersebut..

Dan ga terlalu khawatir, secara kalau ke rumah tetangga atau temannya,  biasanya dia mulai dengan salam, permisi ,,, baru teriak manggil nama temannya.

Kebiasaan unik di kampung saya. Bersalaman itu sebuah tindakan sakral, jadi tidak setiap bertemu orang akan bersalaman/berjabat tangan, hanya di acara tertentu aja.

Sepert berma’af-ma’afan di hari nan fitri baru bersalaman. Berjabat tangan saat melakukan perdamaian karena sebelumnya sempat meneriakkan genderang ga bertegur sapa baru bersalaman. Sudah lama ga ketemu, ketemu lagi, jabat tangannya pasti erat sekali, secara kangen kale. Mau pergi jauh,, salaman sama yang dipamitan,,,

Jadi kalo sehari-hari murid papasan di luar sekolah sama gurunya.  Cuma bertegur sapa dan tak kan ada salam salim guru,,,  eits,,, tapi jangan dianggap muridnya songong,, emang bukan sebuah kebiasaan.. 😀

Kalau disini ngeliatnya enak yaa,, pada santun-santu,, ketemu guru atau orang yang lebih tua,, cium tangan,,

Sebuah kebiasaan baik yang harus ditularkan…
Bagaimana cerita sobat semua dengan salam dan bersalaman ini??

23 comments

  1. anak2 memang kadang bikin kebiasaan salam/salim sendiri, krn pengaruh tontonan atau temannya 🙂

    anak2 bunda sewaktu kecil juga begitu, mirip dgn ysalma yunior 🙂
    yg penting maksudnya sama , yaitu bersalaman/salim
    ketika mereka besar, kebiasaan itu, alhamdulillah masih terus dilakukan.
    utk anak yg cowok biasanya dgn menempelkan ke pipi atau keningnya , dan yg cewek , dgn menempelkan ke keningnya 🙂
    salam

    Suka

  2. Indah memang saat tali silaturakhmi terwujud dalam salam yang salim.
    Meski kita di dunia maya tak bisa melakukanya namun ada kata yang mewakilinya untuk saling sapa dan mempererat tali persahabatan..
    Salam..

    Suka

  3. salam/bersalaman adalah hal yang sangat baik,,,karena biasanya orang yang sering bersalaman jika bertemu orang lain,,jadi lebih akrab,,jelas terlihat persaudaraanya….

    Suka

  4. […] Lompat ke isi BerandaAboutAwardBuku TamuSang Pujangga ← Salam dan Bersalaman Januari 21, 2011 · 12:26 pm ↓ Jump to […]

    Suka

  5. y kadang risih juga sih kalao ketemu seseorang harus berslalama cium tangan gitu kesannya pengen dihormati 😀
    tapi kalau sm temen cowk sih saya sering bersalaman kalau ketemu n berpisah, sama guru, ortu saya biasa cium tangan juga 😀

    Suka

Tinggalkan Balasan ke Ade Truna Batalkan balasan