Gerhana Bulan Parsial


Sekitar pukul 19.15WIB saaat dalam perjalanan dari Bogor, saya mendengar siaran Elshinta yang memberitahukan kalau saat itu gerhana bulan parsial sedang berlangsung dan dapat dilihat dengan mata telanjang oleh warga yang berada di wilayah Indonesia bagian Barat.

Saya yang kurang update informasi membathin, kejadian alam memang benar-benar sudah ada yang mengaturnya. Sebab, malam sebelumnya saya sempat menikmati penampakkan bulan penuh dengan cahaya syahdu, (padahal, bulan kan ga bercahaya ya, hanya pantulan dari cahaya matahari. Tapi saya tetap manusia lebay dalam mengapresiasi cahaya bulan. Tak dapat disalahkan jika seseorang yang memiliki bakat seperti sang pujangga mungkin sudah menghasilkan maha karya sebait syair tentang bulan merindu 🙂 ).

Gerhana Bulan bisa terjadi sebagian atau keseluruhan, tergantung oleh luasnya permukaan bulan yang tertutup oleh bayangan bumi. Posisi ini terjadi saat bumi berada diantara Matahari dan bulan dalam satu garis lurus yang sama. Sehingga, cahaya matahari yang biasanya mengenai bulan dan biasa dipantulkan kembali oleh bulan, cahaya itu tidak bisa mencapai permukaan bulan karena terhalang oleh bumi.

Menurut ilmu astromi alias  ilmu perbintangan, malam ini seharusnya malam bulan purnama atau bulan penuh menampakkan wajahnya ke penduduk bumi.

Berhubung bulan sedang mengalami gerhana parsial maka bulan pada sekitar pukul 19.20WIB itu terlihat seperti Bulan Sabit. Tetapi sewaktu YSalma mengintip ke langit dengan sepasang mata yang ada, bulan memang seperti tertutup awan dan agak “mirip” seperti bulan sabit. Kemudian secara berangsur terlihat setengahnya.

Ketika sampai rumah sekitar jam 19.45WIB, bulan hanya tertutup sepertiganya. Kalau saya tidak mendenger berita tentang gerhana bulan parsial, saya bakal berkesimpulan kalau bulan purnama yang nampak dalam kondisi tertutup awan seperti itu dikira karena pengaruh cuaca yang memang baru selesai hujan. Pesan moralnya, perlu juga mengikuti berita tentang kondisi alam 🙂 .

Menurut nara Elshinta,  Kepala Observatorium Boscha, Hakim Malasan, gerhana bulan parsial ini terjadi dari pukul 17.15 WIB hingga 20.00 WIB. Dan ini merupakan awal dari gerhana bulan total yang diperkirakan akan terjadi pada bulan Desember 2010.

Saat ada fenomena alam spesial seperti ini, saya semakin merasa galau karena idak punya kamera canggih agar dapat mengabadikan gerhana bulan parsial ini dalam sebuah bingkai foto, dan bisa dilihat-lihat lagi di lain kesempatan.

Tetapi rasa galau ga punya kamera benar itu segera hilang setelah membuka beranda FB, ada teman yang  seorang photographer yang meng-share hasil jepretan kameranya. Foto-fotonya keren. Saya pun minta ijin untuk menyimpan beberapa fotonya di tulisan ini. Alhamdulillah diijinkan. Thanks ya, Dan.

credit  to Redani S.

Iklan

20 comments

  1. Wah enggak tahu, yang saya rasakan malah getaran gempa.

    Salam hangat dari BlogCamp yang saat ini menggelar acara unggulan:

    1. Ungkapkan Opini Anda
    2. The Amazing Picture.
    3. The Twin Contest
    4. Kontes Menulis Peribahasa

    Silahkan join di Blogcamp dan dapatkan hadiah yang menarik dan bermanfaat.
    Terima kasih

    Suka

  2. Hadis riwayat Abdullah bin Umar radiallahu anhuma:

    Bahwa ia dikabarkan dari Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam ., bahwa beliau bersabda: Sesungguhnya matahari dan bulan tidak terjadi gerhana karena kematian atau kelahiran seseorang, tetapi keduanya termasuk tanda kebesaran Allah. Maka jika kalian melihat gerhana, kerjakanlah salat. (Shahih Muslim No.1521)

    Suka

Terima Kasih Untuk Jejakmu, Temans :)

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.