Agar dapat mendengarkan alam bernyanyi tidak harus ‘berlari’ ke hutan di setiap ada kesempatan, hanya perlu kesadaran setiap saat dan sebuah tindakan nyata yang berkesinambungan dari sekarang hingga nanti. Sadar bahwa kondisi bumi yang kita tinggali saat ini sedang tidak baik-baik saja.
Pergantian musim kemarau dan musim penghujan bergeser jauh. Suhu pada musim kemarau sangat panas, sementara saat musim penghujan banyak wilayah yang terkena banjir.

Dengar Alam Bernyanyi Menenangkan Jiwa, Bukan Tangisan Kondisi Bumi
Perubahan iklim yang ekstrem itu merupakan efek dari tindakan manusia yang membabat hutan dengan alasan memanfaatkan lahan hutan untuk kehidupan tanpa memperhitungkan keberlangsungan hidup di bumi secara berkelanjutan. Saatnya anak muda Indonesia peduli terhadap kondisi bumi melalui tindakan nyata, menjadi bagian #TeamUpforImpact dalam pelestarian hutan.
Nggak usah jauh-jauh melihat ke Seoul Korsel yang beberapa waktu lalu terkena banjir bandang, karena curah hujan yang tinggi lebih dari 6 jam. Cukup luangkan waktu mengamati kondisi lingkungan di tempat tinggal saat ini.
Apakah saat kita keluar rumah masih disambut oleh langit biru? Masihkah mendengar cicit burung liar di pepohonan? Jika telapak kaki ingin merasakan sejuknya embun pagi, masihkah ada lahan rerumputan hijau yang dapat dilalui?
Sejujurnya, saya yang dilahirkan dan dibesarkan di desa yang sangat dekat dengan hutan sangat sedih setiap membaca informasi di grup WhatsApp kampung halaman yang mangabarkan dua sungai besar yang mengapit desa, debit airnya seperti ‘menggila’ saat musim penghujan. Desa-desa yang lokasinya lebih rendah terkena luapan banjir, begitu juga dengan lahan pertanian, semua terendam air.
Di sisi lain, orang-orang juga ikut gembira mengetahui pembangunan jalan-jalan baru sebagai penghubung antar desa yang melewati sisi hutan. Pembangunan infrastruktur jalan dapat dipastikan membuat semakin banyak hutan yang akan beralih fungsi menjadi tempat pemukiman dan juga lahan kebun kelapa sawit.
Sementara itu, tak dapat dipungkiri jika saat musim penghujan datang, hutan yang tersisa sudah tak sanggup lagi menyerap dan menampung air hujan. Air sungai meluap ke pemukiman yang rendah.
Sebaiknya, kearifan masyarakat dulu dalam mengelola hutan kembali diterapkan, kembalikan pohon di hutan yang ditebang sebanyak yang diambil!
Kehidupan di Bumi, sebagai Paru-Paru Dunia
Secara umum, hutan merupakan bagian dari wilayah daratan yang didominasi oleh pepohonan. Hutan juga merupakan ekosistem terestrial (ekosistem darat, yang lingkungannya ditentukan oleh suhu dan curah hujan) yang dominan di Bumi.
Di Indonesia, berdasarkan Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutananan, pengertian hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan.

Pengelompokan Jenis Hutan
Hutan dapat dibedakan menjadi berbagai jenis, diantaranya:
- Berdasarkan asalnya. Terdiri dari hutan perawan atau primer, hutan yang masih asli dan belum pernah dibuka oleh manusia. Juga ada hutan sekunder, hutan yang tumbuh kembali secara alami setelah ditebang atau kerusakan yang cukup luas. Hutan sekunder dapat pulih menjadi hutan primer setelah berusia ratusan tahun. Hiks, perlu waktu seabad untuk mengembalikan hutan yang rusak.
- Berdasarkan letak geografis. Dibedakan menjadi hutan tropika (hutan di daerah khatulistiwa), hutan temperate (hutan di daerah empat musim), dan hutan boreal (hutan di daerah lingkar kutub.
- Berdasarkan sifat-sifat musim. Terdiri dari hutan hujan (rainforest), hutan selalu hujan (evergreen forest), hutan musim (deciduous forest), dan hutan sabana (savannah forest)
- Berdasarkan tujuan pengelolaannya. Terdiri dari hutan produksi, dikelola untuk menghasilkan kayu atau hasil hutan bukan kayu. Hutan lindung, dikelola untuk melindungi tanah dan tata air, contohnya hutan Taman Nasional. Hutan suaka alam, dikelola untuk melindungi kekayaan keanekaragaman hayati atau keindahan alam, misalnya Cagar alam atau Suaka alam. Juga ada hutan konversi, hutan yang dikelola untuk dicadangkan untuk penggunaan lain.
Banyak lagi faktor pembeda hutan, misalnya berdasarkan ketinggian tempat, berdasarkan keadaan tanah, serta berdasarkan jenis pohon yang dominan, hutan jati, hutan pinus, dll.
Manfaat Hutan
Hutan memiliki peran yang sangat krusial bagi kelangsungan kehidupan di bumi. Hutan memiliki manfaat bagi manusia dan makhluk lain yang ada di bumi, diantaranya:
- Hutan Sebagai Penyedia Udara Bersih. Hutan menyerap karbon dioksida (CO2) dan melepaskan oksigen (O2). Itu sebabnya hutan dapat memberikan udara bersih. Satu pohon dewasa mampu menyediakan oksigen untuk 2-10 orang dalam sehari.
- Hutan Sebagai Penyedia Air Bersih. Pepohonan yang ada di hutan menyerap air hujan yang turun. Kelebihan air yang tidak terserap oleh pohon akan disimpan dalam lapisan tanah. Lapisan alami tanah yang terdiri dari batu dan pasir berfungsi sebagai penyaring, sehingga membuat air hujan yang tersimpan dalam tanah yang ada di hutan menjadi bersih. Dengan kata lain hutan lebat mampu memurnikan air.
- Hutan Sebagai Pendingin Bumi. Hutan semakin berkurang, sementara emisi karbon dioksida terus meningkat, makanya bumi terasa semakin panas dari waktu ke waktu. Suhu bumi yang panas membuat es di kutub meleleh dan membuat air laut naik. Daerah pemukiman di pesisir semakin terancam keberadaannya. Selain itu, suhu panas bumi juga meningkatkan suhu air laut dan dapat menyebabkan terancamnya kehidupan terumbu karang. Agar suhu bumi kembali stabil, hutan harus dijaga keberadaannya.
- Hutan juga bermanfaat menjaga tanah tidak longsor, mencegah banjir, serta mencegah erosi untuk hutan mangrove.
- Hutan sebagai penyedia makanan hayati dan nabati, serta tanaman obat.
Hutan jika dikelola dengan baik akan memberikan banyak manfaat untuk manusia. Sayangnya kita manusia terlalu serakah, mengambil dari hutan jauh melebihi kebutuhan untuk hidup. Memperlakukan hutan sebagai lahan yang siap dibabat sesuka hati.
Indonesia Termasuk Negara Deforestasi Paling Parah
Hutan Indonesia merupakan paru-paru dunia yang sangat penting. Menurut data Global Forest Watch (GFW), pada 2001 Indonesia memiliki lahan hutan primer seluas 93,8 juta ha. Jumlah tersebut lebih dari separuh luas daratan.
Sayangnya, pada periode 2002 hingga 2020, Indonesia telah kehilangan sekitar 9,75 juta ha lahan hutan primer. Artinya, pada periode yang sama Indonesia kehilangan 36% lahan tutupan pohon.

Salah satu penyebab hilangnya lahan hutan primer di Indonesia adalah karena kebakaran yang disengaja ataupun tidak disengaja. Kebakaran disengaja umumnya untuk perluasan lahan perkebunan sawit, perluasan wilayah pemukiman penduduk, serta eksplorasi lahan pertambangan.
Manusia yang memanfaatkan hutan dengan cara kurang tepat seakan lupa dengan ancaman yang akan dirasakan manusia jika hutan semakin berkurang, risiko bencana alam, pemanasan global, serta gangguan kesehatan akibat asap dari pembakaran hutan.
Menyedihkannya lagi, ternyata Indonesia merupakan salah satu negara dengan tingkat deforestasi terparah di dunia setelah Brazil dan Kongo. Hiks! Bikin ngilu.
Walaupun pada tahun 2019 Pemerintah mengeluarkan moratorium pembukaan hutan yang dapat menurunkan tingkat deforestasi hutan hingga 75% selama tiga tahun terakhir, bukan berarti kondisi hutan Indonesi sudah membaik. Perlu kepedulian dan usaha generasi milenial untuk bersinergi dalam menjaga kelestarian hutan demi #UntukmuBumiku dari sekarang hingga nanti.
Tindakan Kecil Menyelamatkan Hutan
Kebiasaan kecil yang dilakukan secara berkelanjutan, secara bersama-sama akan memberikan dampak signifikan. Begitu juga dalam menjaga alam lingkungan hidup di tempat tinggal dalam kehidupan sehari-hari, misalnya:
- Mempunyai minimal satu pohon tanaman keras di setiap rumah.
- Menularkan kebiasaan mencintai pohon pada anak sedini mungkin.
- Menggunakan transportasi umum saat bepergian.
- Membudayakan jalan kaki dan bersepeda untuk aktivitas jarak dekat.
- Mulai membiasakan diri dengan budaya zero waste.
Jika semua kegiatan baik itu dilakukan oleh semua warga Indonesia dan penduduk bumi, maka akan terbentuk ‘hutan-hutan’ mini baru di lingkungan tempat tinggal masing-masing, serta secara perlahan dapat mengurangi emisi karbon dan efek rumah kaca.

Lagu Laleilmanino Dengar Alam Bernyanyi, Imbauan untuk Generasi Muda
Lagu Dengar Alam Bernyanyi merupakan single terbaru dari grup musik Laleilmanino. Grup musik yang beranggotakan Arya Aditya Ramadhya, Ilman Ibrahim dan Anindyo Baskoro. Single #DengarAlamBernyanyi dirilis untuk memperingati Hari Bumi (Earth day) Sedunia pada 22 April 2022 lalu.
Salute untuk grup ini, karena lagu ajakan peduli bumi ini tercipta saat trio Laleilmanino mengunjungi kawasan Situ Gunung, Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Pada project ini mereka juga mengajak kolaborasi Chicco Jerikho, Sheila Dara dan HiVi!.
Penasaran kan dengan lirik lagu dari anak muda yang peduli alam dan menghimbau anak muda lain untuk melakukan tindakan yang sama. Yuks disimak.
Lirik Lagu Dengar Alam Bernyanyi
Agar lebih tergugah, baiknya kita memahami lirik lagu Dengar Alam Bernyanyi karya Laleilmanino tersebut.
Bila kau ada waktu
Lihat aku di sini
Indah lukisan Tuhan
Merintih ingin kau kembali
Beri cintamu lagi
Bila kau jaga aku
Kujaga kau kembali
Berhentilah mengeluh
Ingat, kau yang pegang kendali
Kau yang mampu obati
Sudikah kau kembali?
Pandanglah indahnya biru yang menjingga
Simpanlah gawaimu, hirup dunia
Sambutlah mesranya bisik angin yang bernada
Dengar alam bernyanyi
Bila kau lelah dengan panasnya hari
Jagalah kami agar sejukmu kembali
Bersatulah, hajar selimut polusi
Ingatlah, hai, wahai kau manusia
Tuhan menitipkan aku
di genggam tanganmu..
Pandanglah indahnya biru yang menjingga
Simpanlah gawaimu, hirup dunia
Sambutlah mesranya bisik angin yang bernada
Dengar alam bernyanyi
Musik dari single Dengar Alam Bernyanyi enak untuk didengar, makna liriknya sangat dalam, mengingatkan yang mendengar untuk lebih mempedulikan alam khususnya hutan.
Alam di Bumi yang kita diami ini merupakan titipan Tuhan pada kita manusia. Jangan hanya mengeluh tentang panasnya hari, tapi lakukan tindakan nyata untuk menjaga hutan yang merupakan penyejuk bumi.

Kerennya lagi, lagu Dengar Alam Bernyanyi juga terpilih sebagai lagu tema resmi Youth 20 (Y20) 2022.
Youth 20 merupakan wadah konsultasi resmi bagi para pemuda dari seluruh negara anggota G20 untuk saling berdialog. Y20 mendorong generasi muda sebagai calon pemimpin masa depan untuk lebih meningkatkan kesadaran terhadap permasalahan pemanasan global, saling berdialog dan menyepakati solusi permasalahan bumi tersebut.
Lagu Dengar Alam Bernyanyi terpilih tentunya karena dianggap sejalan dengan spirit yang diangkat Youth 20 dari 2010 lalu, yaitu planet berkelanjutan dan layak huni.
Lagu yang Menyegarkan Kembali Kenangan Masa Kecil
Saya bukan generasi milenial, akan tetapi mendengarkan lagu “Dengar Alam Bernyanyi” sukses membawa ingatan kembali ke suasana masa kecil hingga remaja di kampung halaman, salah satu desa di Sumatera Barat sana.

Desa tempat saya lahir dan tumbuh hingga usia SMP (sebelum merantau ke daerah perkotaan), berada di pinggiran hutan yang dikelola secara adat oleh masyarakat setempat. Desanya juga dikelilingi oleh bukit yang menjadi bagian dari gugus bukit barisan.
Pemisah hutan dan pemukiman penduduk ada aliran sungai besar dengan air terjun yang jadi objek wisata pemandian umum, Air terjun Bayang Sani. Air sungainya jernih dan udaranya sejuk.
Sejak tahun 1980 air sungainya juga dijadikan sumber air untuk memenuhi kebutuhan penduduk dengan dialirkan melalui pipa ke rumah-rumah penduduk.
Masa itu, hutan merupakan salah satu tempat tujuan saat libur sekolah. Suara riuh ‘penghuni’ hutan saat itu mudah didengar jika sudah berada di pinggiran hutan, mulai dari suara monyet, siamang, hingga cericit burung.
Walaupun pemukiman penduduk tidak jauh dari pinggir hutan, boleh dibilang tidak pernah ada binatang buas seperti harimau, celeng, orang hutan, yang mendekat ke wilayah pemukiman. Mungkin saat itu hutan lebat yang belum tersentuh manusia masih jauh lebih luas dibandingkan hutan yang dikelola penduduk secara turun temurun.
Walaupun di desa ada objek wisata pemandian umum dari jaman penjajahan Belanda dulu, transportasi di desa masih sangat terbatas. Aktivitas masyarakat lebih banyak dilakukan dengan berjalan kaki atau naik sepeda.

Setelah merantau ke perkotaan semenjak SMA, pulang ke rumah masa kecil saat libur itu seperti kembali ke alam. Bahkan saat tahun kemarin saya pulang kampung berdua anak remaja, dia sampai terkesima melihat hamparan bukit hijau yang nampak sangat dekat, langit biru yang masih jernih.
Selain itu, lagu Dengar Alam Bernyanyi cocok didengarkan oleh semua umur, bahkan bisa menjadi salah satu lagu edukasi yang keren untuk anak-anak zaman now. Liriknya mudah diingat, dapat menjadi inspirasi anak-anak untuk lebih mencintai hutan.
Dengar Lagu, Kontribusi Menjaga Hutan Indonesia
Lagu Dengar Alam Bernyanyi bukan hanya sekedar imbauan atau ajakan untuk lebih mempedulikan bumi tempat tinggal, akan tetapi, dengan mendengarkan lagu Dengar Alam Bernyanyi melalui YouTube, Apple Music, atau Spotify kita semua bisa ikut memberikan kontribusi menjaga hutan.
Tahu alasannya kenapa? Karena sebagian dari royalti lagu akan disumbangkan untuk konservasi dan restorasi hutan yang ada di Indonesia. Mari tetap jaga #HutanKitaSultan dengan keanekaragaman hayati yang dimilikinya.
So, mari ajak orang-orang terdekatmu juga Temans untuk mendengarkan lagu ini, demi paru-paru dunia bernama hutan yang kita miliki di tanah air Indonesia. Mari menjadi bagian dari gerakan #IndonesiaBikinBangga melalui karya dan tindakan nyata untuk hutan. Kalau bukan kamu, ya kamu anak muda! Siapa lagi? Anak Muda Indonesia Harus Peduli Kondisi Bumi Saat Ini ❤ .
Belum terlambat untuk memulihkan hutan yang sudah dibabat untuk kembali menaungi bumi. Mari saling bekerjasama.
Angin tidak berhembus untuk menggoyangkan pepohonan, melainkan menguji kekuatan akarnya -Ali bin Abi Thalib.
Selamat mendengarkan alam bernyanyi di mana pun kamu berada, Temans.
Salam dari jejak #lingkunganhidup melalui mata, rasa dan pikiran YSalma.
Referensi
Tulisan:
https://id.wikipedia.org/wiki/Hutan. Diakses tanggal 11 Agustus 2022.
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2021/11/04/indonesia-kehilangan-270-ribu-hektar-lahan-hutan-primer-pada-2020. Diakses 11Agustus 2022.
https://www.kompas.com/sains/read/2022/01/02/211000923/7-alasan-pentingnya-hutan-dalam-kehidupan-manusia. Diakses tanggal 11 Agustus 2022.
Foto:
Koleksi pribadi, edit via MS PowerPoint

betul nih mba.. aku suka juga nih dengerin lagu dengar alam bernyanyi. menurutku pas banget ajdi teman perjalanan atau jadi teman dalam mengerjakan tulisan 🙂
SukaSuka
keren ya? sekarang ada lagu tentang hutan
agar selalu ingat bahwa kita butuh hutan agar bisa hidup berkelanjutan
sehingga selalu merawat hutan
SukaSuka
Padahal untuk menumbuhkan 1 pohon aja butuh waktu tahunan. Sebaliknya menebang hanya butuh waktu sekejap. Sedih banget kalau lahan semakin berkurang. Semoga aja mulai banyak yang sadar ad=gar alam kenbali bernyanyi
SukaSuka
aku kalau liburan ke alam jauh lebih seneng daripada ke gedung2 gitu mbak, lebh sejuk lahir dan batin rasanya hahaha
SukaSuka
sedih ya mbak ternyata negara kita hutannya mengalami deforestasi yang terparah di dunia. padahal negara kita memiliki hutan hujan tropis terbesar ke-3 di dunia. semoga saja ke depannya hutan kita bisa tetap lestari ya
SukaSuka
Iya juga ya mbak, pada intinya lagu dengar alam bernyanyi mengingatkan diri untuk peduli terhadap lingkungan. Cussssss, dengarkan dan sebarkan ah
SukaSuka
menarik, ada penulis lirik dan penyanyi yang mau mengangkat tema alam. jarang banget soalnya di masa-masa sekarang. masa lalu banyak penyanyi balada yang menunjukkan kepedulian dan mengajak masyarakat peduli alam lewat lagu-lagunya. lagu sekarang tak jauh dari urusan cicintaan sekadarnya.
keren.. keren..
SukaSuka
liriknya…
Bila kau jaga aku
Kujaga kau kembali
Berhentilah mengeluh
Ingat, kau yang pegang kendali
Kau yang mampu obati
Sudikah kau kembali?
sangat menyentuh. Alam itu milik kita bersama. Kalau bukan kita yang peduli siapa lagi…
SukaSuka
Sedih banget rasanya saat mengetahui bahwa negara kita tercinta ini mengalami deforestasi yang parah. Salah satu yang terparah di dunia. Padahal jika kita mau simak dan paham lebih mendalam, hutan luas yang kita miliki ini adalah salah satu modal SDA yang sangat berharga. Dan ajaibnya, tanpa kita sadari, pembangunan disana-sini banyak mengakibatkan dikorbankannya hutan sebagai sarana keterbelangsungnya kehidupan. Semoga dengan terus digaungkannya kepedulian akan lingkungan, terutama hutan, banyak pihak menyadari pentingnya hutan untuk kehidupan di masa yang akan datang.
SukaSuka
Mengena lagunya ini.
Jadi sekaligus reminder agar kita bisa menjaga kelestarian bumi ini.
Hayuuk kita bisa yuk jaga lingkungan dan hutan kita
SukaSuka