
Merasa tertipu oleh rintik hujan (gerimis) yang terjadi di hari pertama bulan November tahun ini? Iya! Itu aku alami kemaren. Aku dan orang yang melihatku sempat dihampiri perasaaan sedikit kecewa karenanya.
Kok bisa?
Karena, hujan selalu punya cerita.
Tanda-tanda Hujan Sudah Lama Muncul, Tapi Tak Kunjung Datang
Kemarin itu, aku mengira hujan lebat benar-benar akan turun setelah mendung gelap dan angin yang berembus kencang dengan rintik gerimisnya. Tapi ternyata, itu tidak terjadi. Angin membawa rintik itu pergi ke tempat lain π₯ .
Tanda-Tanda Alam Sekarang Seperti Fatamorgana?
Mungkin.
Contohnya dalam kasus mau turun hujan ini. Sudah sangat sering terjadi, tetapi selalu berakhir seperti yang di dalam lagu, mendung tak berarti hujan.
Salah siapa?
Yaa, salah manusia yang kurang bersahabat dengan alam π³ .
Jum’at pagi, cuaca sudah terlihat agak mendung dan berasa gerah banget. Rutinitasku di setiap Jum’at pertama di awal bulan, Alhamdulillah berjalan lancar.
Sekitar setengah satu saat balik ke rumah, langit sudah mendung banget dan angin berembus kencang. Saat itu sempat membathin, “wah, ntar waktu menjemput nak bujang ke sekolahnya, bakal hujan deras sepertinya nih”.
Di satu sisi merasa senang akan turun hujan, di sisi lain merasa khawatir bakal kehujanan di jalan.
Manusia kurang syukur seperti ini nih. Dikira Tuhan bisa diatur sesuai kemauannya? π¦ . *Astaghfirullah hal adzim*
Saat mau keluar rumah sekitar pukul dua siang, sudah mulai turun rintik, gerimis kecil-kecil, agak gelap, dan berangin.
Melihat kondisi seperti itu, karena bawa motor, aku sudah langsung mengenakan jas hujan, dengan maksud biar di jalan ga harus menepi lagi.
Di sepanjang jalan terlihat semua orang ingin bergegas.
Satu dua pengendara motor ada yang kulihat juga sudah memakai jas hujan. Yang datangnya dari arah yang bersamaan denganku.
Gerimis kecil-kecil masih menemani perjalananku. Tapi tidak sampai membuat basah, hanya lembab π³ .
Semakin dekat ke sekolah nak bujang, gerimis semakin ga ada, walau cuaca tetap mendung.
Setelah dua puluh lima menit perjalanan, aku sampai di depan gerbang sekolah nak bujang. Ia sudah menunggu.
Aku mengajak nak bujang untuk mampir sebentar ke ruko pertokoan di ibu kecamatan daerah kami tinggal.
Sebelumnya, aku sempat meminta pendapat nak bujang, apa aku terus menggunakan jas hujan atau dilepas aja.
Karena cuaca yang gelap, hawa angin yang berembus juga dingin, nak bujang menyarankan untuk dipakai aja. Baiklah.
Kira-kira sepuluh menit perjalananan, kami sampai di parkiran ruko.
Kami langsung disamperin sama bapak-bapak berpakaian dinas perhubungan yang menertibkan perpakiran motor di situ, dengan ekspresi wajah sangat ingin tahu “memangnya hujan deras di daerah mana tadi, mba?”
Mendengar pertanyaan si bapak, aku mulai menyadari bahwa banyak orang yang sudah berharap hujan turun di daerah kami. Gerah dan debu sudah ga kira-kira. Padahal, daerah kami bagian dari kabupaten yang terkenal dengan kota hujannya.
“Tadi saat berangkat, sempat gerimis di daerah G, pak”.
Si bapak menengadah menatap langit, “kok hujan belum sampai ke sini ya? Apa mungkin nanti malam?”
Kami tentu saja tidak bisa menjawab pertanyaan si bapak.
Kami beranjak.
Saat akan balik, melihat cuaca yang hanya mendung dan sedikit berangin, aku memutuskan untuk melipat jas hujan.
Si bapak yang mengatur parkir kembali menghampiri kami, beliau sempat bertanya pada nak bujang sekolah di mana, sekalian mengutip uang parkir.
Setelah merasa cukup berbasa-basi, kami pun beranjak.
Sepanjang jalan balik, ga ada lagi terlihat tanda bekas hujan hingga sampai rumah.
Ternyata, rintik hujan atau gerimis kecil saat berangkat tadi itu kembali terbawa angin ke daerah tetangga.
Sebab, aku mendapat info dari teman dan saudara kalau daerah Bekasi justru sudah hujan deras.
Mungkin hanya menunggu waktu untuk benar-benar turun di daerah kami tinggal.
Hingga hari ini, dua November, hujan belum jadi turun, walau rasa gerah udah ga bisa dikatakan lagi.
Tapi, bagaimana bisa aku berpikir merasa tertipu oleh rintik atau gerimis yang memang sempat turun? Itu namanya rejekinya memang baru gerimis aja π³
Harusnya dijadikan bahan evaluasi ya, kenapa tanda-tanda alam saat ini malah melenceng jauh dari yang biasanya terjadi. Bumi sudah menua dan manusia semakin memperburuk keadaannya.
Musim kemarau tahun ini memang yang paling terasa dan tampak secara kasat mata dampaknya.
Pohon kelapa di depan rumah, yang dalam pot, tapi akarnya sudah tembus tanah, daunnya mengering. Walau terlihat ada kuncup daun baru, dan selalu disiram, ga tau si pohon bisa bertahan apa tidak. Padahal, pohon kelapa kan tanaman yang termasuk bersahabat di daerah kering.
Pohon matoa juga menggugurkan daunnya yang mengering. Sempat cemas juga kalau si pohon bakal mati. Tapi agak lega setelah melihat masih ada kuncup muda daunnya.
Yang menghijau justru tumbuhan sejenis pakis yang tumbuh dari lumut yang ada di bawah pohon yang agak teduh.
Sepertinya masih harus bersabar menunggu hujan turun di bulan November. November rain Β π . Bagaimana di daerahmu temans, apakah sudah mulai turun hujan?
Kesimpulan
Manusia memang makhluk yang banyak maunya, dan kurang bersyukur. Dikasih musim kemarau agak panjang, mengeluh kegerahan, berharap hujan segera turun.
Giliran dikasih musim penghujan agak deras dan lama, mengeluh kebanjiran.
Giliran Tuhan menampakkan tanda-tanda alam, langsung berharap lebih. Begitu tanda tersebut ga sesuai harapan, mengeluh kecewa.
Jika hujan diidentikkan dengan mendung, gelap, dan kedinginan. Dan cahaya matahari dianggap kehangatan dan keceriaan. Jangan pernah lupa bahwa untuk bisa melihat pelangi, maka dibutuhkan keduanya.
Di tempat kami juga belum turun hujan, matahari masih lumayan terik pada siang hari.
SukaSuka
Itu berarti kita diminta kudu bersabar lagi berarti menunggu hujan di bulan November ini ya π
SukaSuka
huuujaaan yee yeee laaa laaa
SukaSuka
Alhamdulillah.
Di tempatku masih belum.
Padahal sore ini langit sudah gemuruh, tapi rintik itu kembali menjauh.
SukaSuka
semoga segera mbak. ditempatku juga kadang cuma mendung aja ga ada hujan
SukaSuka
Alhamdulillah, udah mulai hujan pada tanggal 3 November setelah Ashar.
November Rain masih ada π
SukaSuka
Jika hujan diidentikkan dengan mendung, gelap, dan kedinginan. Dan cahaya matahari dianggap kehangatan dan keceriaan. Jangan pernah lupa bahwa untuk bisa melihat pelangi, maka dibutuhkan keduanya……………..suka neeh
SukaSuka
Makasih. Kata-kata bijak yang banyak bertebaran di internet tapi masih kurang dimaknai. Termasuk sama yg membuat postingan.
SukaSuka
Semoga November beneran ujan deras gak kayak kemarin pas awal-awal ya, Mbak π
SukaSuka
Iya.
Udah mulai sepertinya, hujan dan angin malah di tempat saya mba.
SukaSuka
alhamdulillah, udah mulai hujaj beberapa hari ini mak…, mudahan hujan ini sampai juga ke sana ya
SukaSuka
Alhamdulillah, sudah sampai kak. Udah adem π
SukaSuka
November gak jadi rain ππ
SukaSuka
Jadi ternyata, bukan di awal, tidak terus menerus, tapi sudah bikin adem hati yg berharap π
SukaSuka
Hahahaha..
SukaDisukai oleh 1 orang
yeeee..senang banyak yang merindukanmu Rain..
sudah datang dia, desember ini penuh, luapkan kerinduannya pada hujan yang selalu mendamaikan π
salam dari saya rainlovers π
SukaSuka
Terima kasih sudah hadir dan menyejukkan ya rain.
Semoga selalu menyimpan tetes rindu, tidak meluapkan kali dari hulu π
Halo rainlovers apa kabar? *logo blognya masih diingat oleh pikiran yg sudah mulai menua ini* π
SukaSuka
anakrimba yang lama menghilang y [ aku bahkan lupa memanggilmu apa ,maafkan]
trimakasi masih ingat dg logo fenomenal ini,menurut saya π
SukaSuka
Lumayan lama sepertinya π
Wajar lupa, kita seringnya hanya berpapasan komentar sepertinya.
Logo blog harum hutan emang fenomenal .
Waktu itu yg lain masih majang foto (malah ada yg sengaja majang foto cewek boleh ambil di gugel) blog Wien udah berjejak dgn logonya. Keren.
SukaSuka
[…] Saat keluar dari mini market yang tak jauh dari lokasi penjual martabak, sebelum melanjutkan perjalanan, saya memutuskan untuk menuntaskan rasa penasaran akan rasa martabak yang lumayan ramai itu. Padahal saat itu sudah lewat pukul 20 WIB dan baru saja selesai hujan lebat, dan masih menyisakan rintik gerimis. […]
SukaSuka