Hidup Seperti Roda merupakan sebuah perumpamaan yang sering terdengar. Kehidupan itu selalu berputar *kalau dijalankan sih*, kalau rodanya diparkir atau mesinnya tidak dinyalakan, ya juga diam aja π .
Roda itu kadang berada diatas, kadang dibawah, kadang bertemu jalan berlubang kayak kubangan kerbau, kadang melintasi jalan tol mulus bebas hambatan. Kadang putarannya berbunyi krek-krek karena kurang pelumas, kadang mendadak berhenti karena tenaga yang menggerakkannya kurang dari yang diperlukan.
Bijaksana sekali perumpamaan kehidupan mu kali ini Mak?
Itu adalah kesimpulan yang saya ambil pagi ini, saat bersih-bersih halaman. Kebetulan ada tetangga yang jalan pagi, istirahat, ngobrol ngalor ngidul dari A sampai Z. Usianya jauh lebih banyak dari saya, dan sepertinya pengalaman hidupnya juga sama.
Kemudian beliau bercerita, bernostalgia lagi mengenang masa lalu. Dulu di komplek perumahan yang lama, dia bertetangga sama salah satu tetangga yang sekarang. Ga pernah disangka, di komplek yang sekarang ketemu lagi, jadi tetangga lagi *walau beda blok*. Padahal ga janjian untuk pindah bareng. Nasiblah yang mempertemukan mereka kembali *kalau ini perumpamaannya dunia itu ternyata sempit π *.
Dulu dia sama orangtua tetangga satunya itu, sama-sama hidup di komplek perumahan mewah, berlimpah harta. Dalam pikiran beliau tak pernah terbersit sedikitpun, akan menjalani hari tua di komplek perumahan sederhana seperti sekarang ini.
Tak pernah menyangka, bisnis yang sudah dibangun puluhan tahun, akan hancur dalam kurun waktu yang sangat cepat. Di tipu oleh rekan bisnis. Dan secara kebetulan mereka mengalami hal yang sama.
Tetangga yang ngobrol sama saya lebih beruntung, dia diberi sedikit ketabahan lebih, menghadapi semua itu. Sedangkan tetangga yang satunya, ga kuat menghadapi kebangkrutan, jatuh sakit akhirnya meninggal. Anaknya menjual rumah peninggalan orangtua yang di perumahan elit itu, untuk menutupi hutang usaha. Sama seperti dirinya, sisanya kemudian dibelikan rumah yang sekarang ditempati.
Wajah dan cara beliau bercerita sudah sangat ikhlas, tau betul kalau harta itu hanya titipan. Kapanpun pemiliknya mau mengambil lagi, lewat cara yang kita tidak tau sama sekali, kita sebagai yang dititipin harus legowo.
Karena bekal sesungguhnya untuk kehidupan mu kelak adalah seberapa banyak dari harta (termasuk badan) yang kau miliki kau pergunakan dijalan kebaikan.
Saat diberi kepercayaan harta, jangan tergoda untuk bersikap sombong, “wajar aku mendapatkan semua ini karena berkat usaha dan kerja keras ku selama ini“.
Lupa, kalau DIA tak mengijinkan, mau usaha jungkir balik pun belum tentu mendapatkan hasil seperti yang diinginkan. Apalagi yang gak mau usaha sama sekali, trus mempertanyakan keadilan-Nya. Sikap seperti itu jauh lebih sombong lagi π₯ .
Kalau dijalankan kadang di atas kadang di bawah..Dimanapun posisinya tugas pengayuh hanya menjalankan ya π
SukaSuka
yups Uni, ga tau malah gambaran jalan setelah jalan, apakah akan tetap panas atau bertemu hujan badai.
SukaSuka
Dalem banget pesennya Mba Y. Makasih ya diingetin.. π
SukaSuka
saya juga diingatkan pagi ini Dan,
kemudian menuliskannya di blog π
SukaSuka
Roda itu kadang berada diatas, kadang dibawah —> ini kurang pas, uni. soalnya kalau rodanya di atas, kendaraannya nggak jalan dong π
yang jelas, mau di atas atau di bawah kehidupan tetap terus berjalan
SukaSuka
hihihi, benar juga ya Bang π .
maksudnya sisi lain dari roda yang bulat itu, kalau sudah berputar posisinya akan bergantian 360drajat, kalau nempelnya di kendaraan semua dapat bagian melindasi jalanan secara bergantian. Kalau nempelnya di turbin lain lg ceritanya π
SukaSuka
manusia boleh berusaha, tapi Tuhan yang menentukan. Semoga dimana pun kita berada, apa pun yang terjadi, kita bisa menjalaninya π
SukaSuka
Aamiin.
SukaSuka
Iya Mak Y, kalau tidak diizinkan ya ga mungkin sempat memiliki ini itu ya, harus sering2 mengingatkan diri
SukaSuka
benar Rin, harus banyak2 menghitung yg udah punya kitanya.
SukaSuka
pengalaman tapi juga sekaligus memberikan hikmah dan makna arti kehidupan.
SukaSuka
pengalaman yg tidak semuanya juga bisa menceritakannya kepada oranglain seperti itu ya.
SukaSuka
Iya mbak… makanya aku nggak berani sombong…. Gimana mau sombong, wong nggak ada yg bisa aku sombongin… Semuanya punya Allah SWT…. π
SukaSuka
hehe iya Dit, ga dikasih hujan dikit aja, berenang malah jd penyakit π
SukaSuka
Haha… bener banget, Mbak π
SukaSuka
Sering banget denger cerita orang kaya yg mendadak jatuh bangkrut. Roda memang terus berputar, kadang di jalan tol mulus pun, kecelakaan bisa terjadi. Ada kuasa-Nya. π
SukaSuka
di jalan tol, pakai mobil edisi terbaru lg, benar sekali.
SukaSuka
Bila sedang berada di atas maka bersyukur dan tidak sombong. Bila sedang berada di bawah sabar dan tidak putus asa. Begitu ya, Mbak.
SukaSuka
Seperti itu seharusnya ya Pak Ustadz.
SukaSuka
[…] ← Hidup Seperti Roda […]
SukaSuka