Kebiasaan atau tradisi adalah sesuatu yang sudah dilakukan sejak lama dan menjadi bagian dari kehidupan sebuah kelompok masyarakat, untuk pelestariannya pada generasi berikutnya dengan cara lisan atau pembiasaan, maupun tulisan.
Menjelang Bulan suci Ramadhan, kebiasaan atau tradisi di kampung, beberapanya mulai saya rasakan lagi, apalagi dengan adanya kedua orangtua di rumah.
Saudara-saudara semakin banyak yang berkunjung ( bersilaturahim ). Yang lebih muda mengunjungi yang sudah tua, yang masih hidup berziarah kemakam mereka yang menghadap-Nya lebih dulu.
Berhubung kedua orangtua termasuk sepuh di keluarga besarnya, beliau banyak yang mengunjungi.
Kebiasaan (tradisi) yang kental di kampung, dilaksanakan lagi :
- Kalau ada yang berkunjung khusus ini, apalagi yang sudah lama ga bertukar kabar. Maka yang bertamu, “wajib” makan dirumah yang dikunjunginya, dan tuan rumah “menjamu” tamunya, sesuai kemampuannya. Pesan moralnya, Hormatilah tamu dan tetaplah jaga silaturahim.
- Daerah Sumbar umumnya, orangtua (laki-laki dan perempuan) mempunyai kebiasaan shalat berjama’ah di Masjid, rata-rata setiap waktu shalat. Tetapi di tempat tinggal saya sekarang, yang berjama’ah ke masjid itu, biasanya laki-laki. Suasana seperti ini, membuat orangtua kurang betah, euyy. Kebiasaan, yang kalau tidak dilakukan, seperti ada yang kurang. Seperti makanan aja, kalau garamnya kurang, semenarik apapun tampilannya, kurang berselera untuk melahapnya. Kampung halaman, tetap dirindukan, seindah apapun perantauan.
Dalam rangka menjalin silaturahim di dunia blog, saya mengucapkan ma’af buat teman-teman yang sudah berkunjung, tapi belum sempat di kunjungi balik, dengan alasan klasik “kesibukan di dunia nyata“.
Tetap menulis sebuah postingan baru, berbagi, dan BW adalah sebuah keharusan, bukan hanya sebuah niat 🙂 .
dhe sangat setuju dengan kalimat ini “Kampung halaman, tetap dirindukan, seindah apapun perantauan.”, dan itu memang sangat dhe rasakan.. oya satu lagi, biasanya di H-1 itu pasti orang-orang pada maaf2an (kebanyakan sih via sms), betul gk??
SukaSuka
Sama² Kak,,memang aktivitas dunia nyata itu lebih penting Kak,,
Oya mumpung masih bulan sya’ban yang menajdi pintu bulan ramadhan saya mohon maaf jika ada salah komentar² hehehe
SukaSuka
Beberapa tahun tinggal di Sumatera Barat dan saya menemukan kebiasaan shalat jamaah itu..
SukaSuka
kampung halaman,tetap dirindukan, seindah apapun perantauan..
hehehe..
kalimat yang manis dan ngena sekali mbak
SukaSuka
mendekati Ramadhan, udah mulai berbau mudik nih kayaknya
SukaSuka
BW memang keharusan mbak, setelah seharian tidak bisa BW saya bela2in malam BW nya 🙂 serasa ada yg kurang kalau tidak BW
SukaSuka
salam kenal …
SukaSuka
Gak apa apa Mbak kalo memang masih sibuk di dunia nyata. Santai dulu nggak usah dipaksa bewe nya. Salam hangat Mbak..
SukaSuka
Ternyata sama di dunia nyata waktu terkuras abis, terkadang 24 jam merasa tidak cukup dalam sehari.
Ini pasti dirasakan setiap orang termasuk aku “Kampung halaman, tetap dirindukan, seindah apapun perantauan.”
Salam
SukaSuka
kulonuwun, kulo bade silaturahmi puniko
salam kenal,
SukaSuka