Jejak masa lalu yang terekam mencari jalannya sendiri untuk muncul kepermukaan. Ada yang membuat kita meneteskan air mata bahagia menemuinya, ada yang membuat kita meneteskan air mata penyeselan melihat dan mengenang apa yang sudah kita lakukan.
Keduanya sama-sama air mata tetapi menghasilkan dampak yang berbeda. Semuanya berasal dari jejak masa lalu yang kita tinggalkan, yang kita kira sudah terkubur dan tidak akan bangkit lagi.
Kita bisa berterima kasih kepada orang-orang yang membuat kita tersenyum untuk kenangan jejak bahagianya, tetapi kita tidak bisa menyalahkan siapa-siapa atas jejak masa lalu yang membuat kita serasa ingin kembali ke masa lalu untuk mengoreksinya.
Sikap bijak kita dimasa sekarang yang diperlukan untuk menghadapinya. Jangan hakimi diri sendiri untuk sebuah kekeliruan sikap yang sempat terekam, tetapi buatlah perubahan untuk rekaman jejak saat ini, untuk kita lihat sebagai masa lalu dimasa yang akan datang.
Kita, saya dan anda tidak berhak untuk menghukum kekeliruan perbuatan seseorang yang hanya merugikan dirinya sendiri, itu adalah pertanggung jawaban masing-masing pribadi sama pencipta-Nya. Dia yang Maha segalanya Maha Pengampun dan Maha Pemberi Maaf yang punya kewenangan untuk itu, bukan kita sesama hamba-Nya.
Kita hanya bisa berdo’a setiap saat, Semoga Kita Semua dilindungi dari Fitnah dunia maupun Fitnah Akhirat.
[…] dokter yang sama dengan yang akhir-akhir ini sudah dikenalnya?? apakah memang ada benang merah jejak masalalunya dengan Laras??, Dasrun tak berani […]
SukaSuka