Istiqomah dalam Kebaikan Godaannya Berat, Bagaimana Caranya Agar Konsisten?


Ikhtiar atau berusaha tetap istiqomah dalam kebaikan godaannya memang berat, itu sangat benar adanya. Padahal niat sudah dipasang dari sebelum memejamkan mata hingga membuka mata lagi untuk menjalani hari. Tapi pada kenyataan, saat praktiknya sering terseok, bahkan kadang terpikir untuk menyerah dan berhenti di tengah jalan.

Ujian yang dialami setiap orang berbeda-beda, dalam upaya mencoba konsisten dengan tetap istiqomah dalam kebaikan selama berkegiatan di muka bumi, menjalani kehidupan dengan bersandar pada niat mencari ridho Allah.

istiqomah dalam kebaikan cara menghadapi godaannya

Godaan Berat saat Mencoba Istiqomah dalam Kebaikan

Tantangan untuk istiqomah itu datang dari berbagai arah, godaan internal dan eksternal.

Godaan dari Diri Sendiri

Godaan internal itu datang dari diri sendiri. Temans sering merasakan kan, terkadang diri digoda oleh pikiran sendiri. Pikiran merasa bahwa benteng diri sudah kuat, selagi masih dalam kesadaran tidak akan pernah terpeleset oleh rayuan dunia.

Tapi nyatanya, kita manusia yang juga memiliki hawa nafsu, sifat ‘Malaikat’ dan ‘Syetan’ keduanya bersemayam di dalam hati. Kita tidak tau yang mana yang akan menguasai diri.

Nggak boleh lengah, godaan pikiran perlahan merayapi hati, ‘Ah, sesekali melanggar, bukan dosa besar ini, Tuhan pasti maklum”. Berawal dari sekali, akhirnya jadi berulangkali dan manjadi kebiasaan.

Toleransi permisif pada diri akhirnya semakin longgar dan diri semakin jauh dari istigomah dalam kebaikan seperti yang sudah diniatkan.

Dalam menjalani keseharian, hati nurani sudah nggak merasa terusik lagi dengan perilaku menyimpang dari dogma dan agama, dengan tameng ‘Tidak merugikan orang lain ini’.

Godaan dari Lingkungan / Orang Lain

Godan eksternal yang berasal dari lur diri. Pada sempat mengalami juga kan, saat ingin menjadi orang baik, menjadi pribadi yang peduli pada sesama, tetapi begitu yang dipedulikan berhasil melewati kesulitannya, malah merespon dengan menjelek-jelekkan ke yang lain, “Itu mah sok baik doang”. Rasanya ingin masa bodo, nggak peduli, yang penting tidak menganggu diri dan keluarga.

Pada lain kesempatan, ketika hati terketuk untuk membantu orang lain, sudah dilakukan dengan hati-hati, tapi malah disalahartikan dan melakukan teror hingga membuat sakit hati.

Pernah juga, diri tidak ingin orang luar tau kesulitan yang sedang dijalani dengan membatasi bercerita dan mengeluh, berpegang pada prinsip bahwa resahmu tidak perlu menjadi beban pikiran orang lain yang tidak semuanya peduli, malah hanya jadi bahan rumpian mereka. Diri memilih menjaga jarak, eh malah dianggap sombong.

Dengan berbagai rangkaian tidak mengenakkan saat berusaha menjadi sosok yang lebih baik dari hari ke hari, akhirnya memutuskan dengan membentengi diri dengan kalimat, “Sudah lah, nggak usah baik-baik amat jadi orang. Zaman sekarang orang baik malah dimanfaatkan serta ditindas dan dianggap munafik”. Hiks!

Ketambahan hobi sebagai blogger, saat isi dompet lagi kosong-kosongnya, eh yang datang menawarkan job menulis adalah produk yang dilarang oleh keyakinan karena membawa banyak mudharat.

Tawaran menulisnya juga mudah, tinggal posting dengan artikel yang dijamin menarik pembaca blog dengan kompensasi dengan nominal dollar yang lumayan, hingga rupiah yang sangat bisa mentraktir beli es cendol hingga perut begah.

Menghadapi situasi tersebut, istighfar-nya kudu kuat agar nggak tergoda untuk mengiyakan.

Berat? Iya lah, mana dompet kosong seperti memanggil-manggil. Namun, niat baik yang sudah di-azzam-kan, insyaAllah bisa menghadapi berbagai godaan agar tetap istiqomah dengan kebaikan.

Lantas, bagaimana Cara agar Tetap Istiqomah dalam Kebaikan? Serta dapat berhasil melewati rintangan dan tantangan yang dihadapi?

Beberapa waktu lalu, saat saya menguping pembahasan di salah satu Majelis Ilmu, ternyata ada banyak cara yang dapat dilakukan. Berikut rangkuman catatan tips yang dapat dilakukan agar tetap istiqomah dalam kebaikan.

Cara Agar Tetap Istiqomah dalam Kebaikan walau Godaannya Berat

#1 Selalu Upgrape Ilmu

Ilmu adalah pondasi dalam setiap amal kebaikan menurut ajaran Islam. Berniat mau istiqomah dalam kebaikan, tapi tidak mengetahui dasar ilmu-nya maka akan sia-sia, hanya membuat diri lelah dan merasa capek dan ingin berhenti.

Diri harus paham bahwa istiqomah itu salah satu tanda ikhlas seorang hamba. Jadi, tidak perlu berkoar-koar dan butuh validasi orang lain untuk berbuat baik. Lakukan sesuai tuntunan ilmunya.

#2 Berkumpul dan Berkawan dengan Orang-orang yang Istiqomah

Lingkup pertemanan sangat besar pengaruhnya. Jika sering berkumpul dengan orang-orang yang di depan seseorang bilang A, tapi di belakang bilang B, maka diri yang awalnya terusik, lama-lama akan membuat alasan “Dia memang begitu, harap maklum saja”.

Karena pemakluman tersebut, diri yang sedang berusaha untuk jujur demi menghargai diri sendiri, malah terkontaminasi.

Diri pun mungkin ikut merespon apa yang sedang dibicarakan, padahal tidak mengetahui apakah yang sedang dibicarakan itu adalah kebenaran atau sebuah kebohongan.

Kemudian dengan alasan menjaga kekompakan, akhirnya jadi ikut-ikutan menjadi orang munafik, orang yang selalu berpura-pura. Pura-pura ramah agar dikira baik, pura-pura menolong agar dikira dermawan, pura-pura ta’at agar dikira sholeh dan sholeha, serta banyak kepura-puraan lainnya.

Makanya, sangat penting berkumpul dan bertukar pikiran dengan orang-orang yang sevisi dan misi agar dapat istiqomah dalam kebaikan.

#3 Berdo’a agar Selalu Istiqomah

Pembolak balik hati adalah Sang Maha Pemilik Hati, Allah Subhanahu wata’ala. Ikhtiar apapun yang dilakukan agar tetap istiqomah dalam kebaikan, kalau diiringi do’a agar selalu diberi keistiqomahan dalam menjalankan semuanya, maka godaan seberat apapun akan terasa lebih ringan untuk dihadapi.

Do’a bukan berarti akan membuat semua lebih mudah, tapi dengan berdo’a diri akan menjadi lebih kuat dan jadi memiliki tekad yang kuat dalam menghadapi semua godaan tersebut, sehingga ikhtiar tetap istiqomah dalam kebaikan dapat terus dilakukan.

Itulah beberapa kunci bagaimana cara istiqomah dalam kebaikan dan menghadapi godaannya. Semoga bermanfaat.

Semangat melakukan istiqomah dalam kebaikan pada setiap langkah kehidupan, saat sendiri, bersama sohib, dilihat orang ataupun tidak, ada yang peduli atau tidak. Mari lakukan karena Allah.

Salam jejak #Majelis Ilmu dari mata, rasa dan pikiran YSalma.

Terima Kasih Untuk Jejakmu, Temans :)

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.