Pantai Karang Bolong sudah lama nge-hit di kalangan pencinta destinasi pantai. Merupakan salah satu bibir laut unik yang terdapat di sepanjang kawasan Anyer, Serang, Banten.
Keunikan yang dimilikinya dibandingkan pantai lain yang ada di kawasan tersebut adalah memiliki batu karang yang mempunyai bolongan (lubang) besar yang terbentuk karena kondisi alam. Lubang besar di karang tersebut jika diamati seperti ‘gerbang’ menuju dimensi lain dari lautan luas.

View lautan lepas dan pemandangan keindahan bibir pantai sekitarnya juga dapat dilihat dari pantai Karang Bolong ini. Tetapi untuk dapat menikmatinya pengunjung harus melakukan pendakian yang treknya lumayan memacu adrenalin serta menguji nyali. Kalau yang lututnya mulai ‘goyah’ dan jantung kurang kuat, sebaiknya jangan mendaki bukit karangnya.
Banyak Pantai! Bingung Memilih yang Menarik di Anyer?
Jauh hari, kumpulan buibu yang mana saya tergabung sebagai salah satu anggota ‘tim hore’ memutuskan untuk refreshing ke pantai yang ada di Anyer pada Sabtu, 2 Juli 2022.
Pantai mana yang akan dituju tidak ditetapkan. Pada sepakat bilang nanti saja, kalau sudah sampai Anyer tinggal pilih pantai yang punya view menarik, asyik untuk foto-foto dan main air serta aman untuk buibu ‘berlarian’ di pasir saat dikejar ombak.

Buibu sepertinya ingin merasakan hubungan singkat yang membahagiakan dengan ombak, kau mendekat kau kukejar dan kubasahi, setelah itu kutinggal, haha. Bukan itu ding! Buibu hanya ingin bernostalgia, bermain air dan ombak yang membahagiakan saat masih usia anak-anak. Buibu ceritanya lagi butuh vitamin sea .
Parjalanan Menuju Anyer
Kami berangkat dari komplek tempat tinggal pukul 6.30 WIB. Nyampai Anyer sekitar pukul 9 WIB. Perjalanan 2.5 jam terhitung lancar. Nyampai kawasan Anyer, melihat banyaknya pantai, buibu pun bingung menentukan pilihan.
Melihat banyaknya suguhan pantai sepanjang jalan Anyer yang sudah dikomersilkan oleh masyarakat setempat, sebagai pengelola ataupun owner penginapan. Rasanya setiap pantai ingin disinggahi dan dilongok ombak dan pasirnya. Plang-plang promosi juga seakan mengajak mampir, ‘pantai pasir putih tanpa karang!’

Ada yang mengusulkan untuk singgah di pantai yang sudah pernah dikunjungi, yang lain ingin melihat pantai yang beda dulu.
Ada yang browsing Pantai Karang Bolong di mbah google, tapi kurang berminat begitu melewati pintu gerbang yang terlihat dari jalan. Kesan selintas seperti ada sedikit aura-aura menegangkan. Mana area di pinggir jalan ditutup tembok tinggi, sementara parkir kendaraan ada di seberang jalan.
Menurut pemikiran kita-kita, kalau ada pantai yang bisa langsung parkir tidak jauh dari bibir pantai, tanpa harus menyeberang jalan, kenapa harus melongok pantai Karang Bolong? Serem nyebrangnya!
Untung yang nyupirin anak muda yang sedang kuliah, dan memaklumi maunya buibu. Walau setelahnya, sempat terucap juga kalau tujuan buibu yang gak jelas dan bingung memilih pantai yang mau disinggahi, sempat membuat dia pusing *Maapkeun makemak ya, Ham 😳 *.
Kami sempat masuk ke satu pantai, tapi area parkirnya sempit banget. Akhirnya muter balik, kemudian masuk ke pantai yang area parkirnya ada beberapa bus yang sudah parkir dan kendaraan pribadi juga banyak. Di lihat sambil jalan dikira cakep, tapi setelah dihampiri rasanya kurang cocok.
Muter balik lagi menuju arah pantai Karang Bolong, masuk ke pantai yang tidak seberapa jauh sebelum lokasi pantai Karang Bolong, dan bisa parkir dekat bibir pantai.
Di pantai yang tak bernama ini, gerbang masuk tidak ada yang menjaga. Akan tetapi, begitu rombongan turun, ada mas-mas yang nyamperin dan minta biaya masuk serta parkiran dengan total sebesar Rp75.000. Tapi tidak diberi tiket ataupun bukti parkir. Hmmm.
Pantainya landai, gak ada karang, ombaknya tidak terlalu besar. Lumayan banyak anak-anak yang bemain pasir dan ombak, view untuk foto-foto juga keren. Secara keseluruhan, pantainya oke. Sayangnya tidak punya saung tempat duduk, hiks.
Di pantai belum bernama ini ada mas-mas yang menghampiri dan menawarkan untuk naik perahu ke pantai Karang Bolong yang dapat dilihat dari tempat kami berdiri. Naik perahunya dikenai biaya Rp200.000 untuk enam orang. Masnya mempromosikan bahwa view pantai Karang Bolong sangat bagus.

Mendengar promosi tersebut, buibu bukannya jadi tertarik naik perahu, justru penasaran untuk mengunjungi pantai Karang Bolong secara langsung. Yang mana gerbangnya sudah empat kali dilewati bolak-balik dari tadi. *Udah kayak pepatah ya, kalau jodoh pasti bertemu, uhuk*.
Sepertinya pantai Karang Bolong punya ‘magic‘, ia tidak terima disimpulkan hanya dengan melihat sambil lewat, hanya berdasarkan penglihatan dari luar. Pantai Karang Bolong melalui angin seperti melantunkan Risalah Hati-nya Dewa, “aku bisa membuatnya jatuh cinta kepadaku, Meski kau tak cinta kepadaku. Beri sedikit waktu, biar cinta datang karena terbiasa,,,” 😳 .
Rombongan kami pun berbalik menuju pantai Karang Bolong.

Mari kita buktikan secara langsung pesona pantai Karang Bolong yang menurut infonya sangat istimewa, beda dengan pantai-pantai lain yang ada di Anyer.
Pantai Karang Bolong Bukan Destinasi untuk Main Air
Saat sampai di parkiran, di seberang jalan lokasi pantai, oleh petugas langsung diminta uang parkiran Rp20.000 per mobil. Area parkirnya luas, di area ini juga ada pondok-pondok penjual makanan, ada warung penjual oleh-oleh juga.

Saat pengunjung akan menyeberang menuju pintu masuk pantai Karang Bolong, petugas dari tim pengelola pantai dengan sigap membantu menyetop kendaraan yang lewat agar pengunjung bisa menyeberang dengan tenang. Good job.
Lokasi, Rute dan Alamat Pantai Karang Bolong
Pantai Karang Bolong berada di Desa Karang Suraga, Cinangka, Kecamatan Anyer, Serang Provinsi Banten.
Pantai Karang Bolong berada di pinggir jalan, rutenya mudah dicari. Dari arah Jakarta, masuk tol Jakarta menuju Merak, keluar di pintu tol Cilegon Barat. Tinggal mengikuti rute menuju Anyer. Masuk kawasan industri Cilegon dulu, setelahnya bertemu ucapan selamat datang “Welcome Anyer“. Ikuti saja jalurnya sampai bertemu gerbang masuknya.
Tiket Masuk
Waktu ke sana kemarin, Tiket masuk resmi per orangnya Rp15.000. Dibuktikan dengan adanya tiket fisik resminya.

Jam Buka Pantai Karang Bolong
Pantai Karang Bolong Anyer, Serang Banten ternyata beroperasi 24 jam, setiap hari, Senin hingga hari Ahad. Mungkin karena pantai ini juga digunakan untuk ‘bersemedi’ bagi anggota masyarakat yang mempunyai tradisi tersebut.
Begitu melewati gerbang masuk kita disambut dengan pantai berkarang yang ditutupi air laut dengan ombak yang lumayan tinggi. Saat kami berkunjung kebetulan sedang pasang, jadi tidak ada yang bermain di pinggir pantai.
Hanya ada beberapa pemuda yang duduk di bangku dekat bibir pantai sambil memperhatikan laut. Di dekat mereka ada ban dalam kendaraan yang sudah dipompa, menurut feeling saya, ban-ban tersebut berfungsi sebagai pelampung. Dan pemuda-pemuda yang duduk tersebut termasuk tim penjaga pantai.

Ada warung-warung penjual makanan, penjual cendera mata, ibu-ibu yang menghampar dagangan ciri khas setempat, seperti emping, ikan asin, dan petai. Ada juga penjual minuman, penyewa tikar.
Melangkah terus ke arah kanan, baru nampak suguhan pemandangan yang luar biasa, karang yang bolong itu, seperti gerbang menuju dimensi dunia lain, jauh ke tengah lautan sana.
Perkiraan kami bakal ada bibir pantai di Karang Bolong yang berpasir dan bisa digunakan untuk bermain air ombak, serta berendam. Ternyata tidak ada. Apalagi saat pasang seperti saat kami datang, gelombangnya cukup besar. Jika tidak jago berenang, disarankan untuk tidak berenang di pantainya saat pasang begini. Cukup main air dipinggir, di bawah cerukan karang yang bolong itu.

Jika terus melangkah agak ke ujung, ada toilet dan mushola. Di sebelahnya ada warung penjual pakaian. Di sebelahnya lagi ada area sempit seperti ‘pintu keluar masuk’.
Pintu itu ternyata bisa digunakan untuk menuju pantai sebelah yang berpasir, dengan berjalan kaki. Pantai berpasir ini jika terus ditelusuri maka bisa sampai ke pantai kami singgah sebelumnya.
Jika datang dari pantai Karang Bolong, maka bermain di pantai yang berpasir di sebelah, tidak dipungut biaya. Tapi jika datang dari pantai sebelah ke pantai Karang Bolong, yang masuk bakal diminta bayaran lagi oleh petugas. Aturan sesama pengelola pantai barangkali ya.
Karena lagi pasang, bibir pantai berkarang yang biasanya bisa untuk jalan melintas ke pantai sebelah, saat itu ditutupi air laut yang lumayan tinggi dan berarus. Kurang aman untuk dilalui.
Kalau begitu, di pantai Karang Bolong mau ngapain, jika tidak ada pantai berpasir yang dapat digunakan untuk berendam. Ngelamun doang sambil menikmati gelombang pantai yang lumayan tinggi? Enggak dong! Baca terus catatan perjalanannya ya 🙂 .
Pantai Karang Bolong Anyer, Kegiatan Menguji Adrenalin
Ada beberapa kegiatan (ragam objek wisata) yang dapat dinikmati selama mengunjungi pantai Karang Bolong, diantaranya:
- Menikmati View di Dekat Karang Bolong
Karang Bolong kan ikon dari pantai, sesuai dengan namanya yaitu karang yang mempunyai lubang besar di tengahnya. Karang yang berdiri kokoh ini satu sisi menjorok ke laut, sisi satunya berada di pinggir pantai.

Karangnya mempunyai lubang yang memiliki diameter sekitar 50 m dan tinggi hingga 30 meter, terbentuk akibat abrasi air laut dan juga akibat letusan gunung Krakatau pada tahun 1883.
Lubang besar itu memberikan view menarik ke laut lepas, serta dapat melihat gunung anak Krakatau di kejauhan.
Pengunjung yang ingin leyeh-leyeh dekat bolongan karang ini bisa menyewa tikar. Satu tikar dapat disewa Rp20.000. Kami buibu berenam, plus satu anak cogan yang nyupurin, menyewa 2 tiker.
- Hiking di Bukit Batu Karang, Memacu Adrenalin
Keunikan lain dari karang ini selain memiliki lubang besar di tengah, bagian atas karangnya ditumbuhi oleh pepohonan besar. Sisi sebelah kiri bukit karang oleh pengelola dibuat tangga naik, bisa untuk jalan untuk melihat view cantik laut dari atas.
Dua buibu memilih duduk di tikar dekat lubang karang di pantai. Saya dan tiga buibu lain plus anak cogan yang nyupirin, memilih hiking menaiki anak tangga untuk melihat view dari atas.
Tangga yang akan dilalui cukup sempit. Semakin ke atas, semakin terasa kecuramannya. Sepertiga jalan, ada tangga ke kanan yang menurun, jika dituruni akan terlihat jelas pantai berpasir yang sebelumnya kami kunjungi. View-nya keren.

Pada area ini, sebenarnya ada tangga turun lagi menuju gasebo yang sepertinya berfungsi seperti gardu pandang. Karena sedang pasang, tidak ada yang menyeberang ke sana, hanya tampak seorang penjaga pantai sedang duduk. Di area ini juga jadi spot berfoto pengunjung.
Melanjutkan hiking, balik ke jalur utama, ada bagian yang dinaungi oleh pohon besar yang dahannya nyaman untuk bersandar. Tapi sepertinya hanya yang bernyali petualang yang bakal berani naik ke atas dahan pohonnya.

Sebab, melewati anak tangga menuju puncak, ada bagian yang sebelah kanannya curam, dipagar bambu untuk pegangan, yang saat itu juga terlihat sudah kurang kokoh. Bagi yang takut ketinggian, kalau ngelihat ke bawah, bukan memandang jauh ke depan, lumayan bikin lutut gemetar. Saat kami berkunjung, hanya mereka yang muda dan berjiwa muda yang naik ke atas.
Di puncak tertinggi bukit karang ada gasebo yang lumayan luas, ada undakan-undakan untuk tempat duduk, istirahat mengatur pernapasan. Di sini ada penjual minuman, kopi, dan mie seduh. Areanya tenuh. Nyaman untuk melihat view pantai dari atas sembari semakin meyakini Kebesaran Sang Pencipta Alam.
- Berfoto ala Pengendali Air
Melanjutkan hiking menuju undakan anak tangga menurun, kecil dan sempit, serta kecuramannya lebih lumayan. Kalau siang, saat cuaca bagus, menuruni anak tangga ini lumayan terik, karena tidak ada pohon-pohon besar lagi, sebab karangnya sudah menjorok ke laut.
Kami saat berkunjung cuaca sangat mendukung, tidak mendung tapi juga tidak terik. Itu saja terasa lumayan panas.

Nyampai bawah ada area karang yang datar, lumayan luas, menjorok ke laut lepas. Di sini ada gasebo (saung) dan bangku kayu panjang untuk duduk. Kalau menurut saya, suguhan view dari area pantai Karang Bolong justru di tempat ini yang juara banget.
Nyampai di area ini, malas rasanya untuk balik. Ngebayangin mendaki undakan tangga sempit dan curam.
Menurut info, lokasi ini juga sering digunakan untuk memancing.
Karena saat berkunjung sedang pasang, saat gelombang tinggi datang maka akan pecah karena berbenturan dengan pinggiran karang. Percikan air laut bisa dijadikan latar foto ala-ala pengendali air di sini.
Untuk mendapatkan foto ala pengendali air tersebut, kita pengunjung harus sabar menunggu, karena gelombang yang datang tidak selalu tinggi dan kuat.
Saya yang sudah berpose ala pengendali air, karena bosan menunggu, akhirnya pose ‘siap grak’ aja hasilnya, wkwkwk.
Oiya, karena jipratan airnya lumayan tinggi, baju siap-siap basah, gak sampai kuyup sih, tapi lumayan. Tetap hati-hati berfoto di area sini, jangan terlalu ke pinggir.
Setelah puas menikmati view menakjubkan, kami harus balik, naik tangga sempit dan curam lagi menuju puncak.

Hampir sampai puncak karang, baru terasa napas ngos-ngosan, karena kecuramannya ternyata lumayan banget. Pas turun sih gak berasa, pas naik, bagi yang jarang olahraga dan mengatur pernapasan, lumayan banget, dada seperti hanya mendapatkan sedikit oksigen.
Kami duduk istirahat saat sampai di area puncak bukit karang sambil mengatur napas.
Setelah dirasa cukup, baru hiking lagi ke titik awal datang. Adrenalin melewati undakan anak tangga sempit dan curam sepadan dengan view yang dilihat.

Nyampe titik awal hiking, kami bergabung duduk di dekat karang yang bolong dengan view juga menawan. Angin laut bertiup sepoai-sepoai, bikin mata ngantuk, apalagi setelah hiking. Pantesan banyak yang rebahan di tikar di area ini 😆 .
Karena sudah pada laper, dan kurang nyaman didatangi mulu sama buibu yang jualan emping, ikan asin, dan petai, sekitar pukul 2 kami beranjak dari pantai Karang Bolong.
Sebelum meninggalkan Anyer, kami singgah di salah satu tempat makan, *saya lupa namanya*. Alasan memilih tempat tersebut, ada menu seafood dan ayam bakar, banyak saung, area parkir luas, dan di kejauhan terlihat pantai yang sebelumnya harus melewati pepohonan yang nampak tertata. Kami berharap bisa melanjutkan main air di pantai tersebut.
Setelah menunaikan sholat Dzhuhur bagi yang muslim, lanjut makan siang, kami pun berjalan menuju pantai yang terlihat. Ternyata pantainya dibatasi oleh tumpukan batu yang perfungsi sebagai penahan air laut. Di atasnya ada bangku kayu untuk duduk.
Kami pun naik ke undakan batu tersebut, ternyata pantainya juga pantai karang dan gelombangnya jauh lebih besar. Cocok untuk tempat berteriak melepaskan sesak di dada *halah.

Hanya terlihat beberapa orang dikejauhan yang melihat pantai di area ini. Ombak yang datang terdengar bergemuruh. Yang tidak begitu terbiasa dengan pantai, lumayan bikin jantung berdegup lebih kencang mendengarnya. Akan tetapi, menikmati sunset di bangku yang ada di sana bakal menawan.
Sayangnya pasang mulai naik, sehingga air laut yang masuk diujung ‘benteng batu’ yang memang disengaja diberi celah untuk mengurangi hempasan ombak, mulai membasahi pasir area kami melintas. Kalau digenangin air laut, bakal repot melewatinya bagi buibu. Akhirnya kami milih balik ke saung tempat makan.
Setelah sholat Ashar, sekitar setengah lima kami bertolak meninggalkan kawasan pantai Anyer. Nyampai rumah pukul 10 malam, kena macet malam minggu di awal bulan.
So, Temans penyuka destinasi wisata pantai, sudah berapa kali berkunjung ke pantai Karang Bolong, bagaimana kesannya? Pantai apa saja di Anyer yang menjadi tempat favorit?
Salam dari jejak #Wisata mata, rasa dan pikiran YSalma.
Thanks untuk semua juru potret (photographer) yang fotonya digunakan di tulisan ini :).
Aaaaakkkk kangen bgt mantaaiii, mba
Mumpung udah ga ada tes PCR, kyknyaaa daku perlu cuss ke sini
Really need vitamin sea 😆
SukaSuka
Cus ngepantai, mba 😀
SukaSuka
Wah seru banget ini bisa main ke pantai. Anyer ya Mbak. Udah aman ya sekarang mah. Alhamdulillah. Duh jadi kepengen main ke pantai juga ih. Aku sejak punya 2 bocil, belom pernah lagi deh ke pantai. Anak-anak bocil pada belom tahu pantai. 😆
SukaSuka
Alhamdulillah sudah Anyer sudah aman, kondisi juga. Udah ramai yg main ke pantai.
SukaSuka
Estetik banget pastinya kalau bisa foto di spot pantai karang bolong yang ada batu besarnya itu..sayangnya saya belum pernah samsek ke Anyer heuheu ..jadi pengen main ke Anyer nih
SukaSuka
Bener banget mba.
Tapi kemarin nunggu selama di sana, ramai mulu orang-orang pas mau pepotoan.
Kita2 malah gak foto di ikon karang bolongnya 😦
SukaSuka
aduh cantiknyaaa
dulu, sebelum pandemi, pengen banget ke sini sewaktu ada kerjaan di Cilegon
nanti pasca pandemi ah, wajib banget ke Karang Bolong
SukaSuka
Harus AMbu.
Tjantik pepotoan di sana 🙂
SukaSuka
Suka banget baca artikel ttg pantai kayak pantai karang bolong ini. Btw Klo pas ke pantai emg paling enak makan bareng2, atau makan di warung2 yg ada gubuknya. Sambil ngopi juga tetap asyik.
SukaSuka
Bener banget mas.
Apalagi jika setelah jeda main air sambil ngelihat pemandangan laut.
Kopi bakal memberi kesadaran lain pastinya.
SukaSuka
Seneng ya bisa reramean wisata bareng ibu-ibu yang lain. Biasa heboh dan seru banget. Saya dah lama gak melakukan ini. Lebih banyak traveling sendirian dan itu juga karena pekerjaan. Ke Anyer nya apalagi. Sepertinya terakhir kesana tuh pas anak sulung saya masih berusia dibawah 10 tahun. Sementara orangnya sekarang usia 23 tahun hahahahaha. Ah, jadi kangen sama pantai Karang Bolong dan Anyer.
SukaSuka
oooh, aku inget deh
ini pantai karang bolong anyer kayaknya dijadikan tempat syuting pemotretan Indonesian Next Top Model deh
SukaSuka
Wah, pantesan banyak yang pepotoan di sana.
Yg berendam malah sepi.
SukaSuka
Sudah lama nih … aku ga lagi berkunjung ke pantai karang bolong, sekarang sudah banyak perubahan ya ….kapan kapan deh mau main ke pantai karang bolong
SukaSuka
Pengen coba kesana deh, unik dan kangen banget sama. Pantai huhu sejak pandemi belum ke pantai lagi
SukaSuka
pantesan namanya pantai karang bolong, karena ada sisi karang yang bolong hehehe seru sekali mantai nya kak, saya udah lama nih gak main ke pantai
SukaSuka