Soto Padang merupakan salah satu kuliner khas Minang. Makanan ini berkuah kaldu segar bening (tanpa santan), dan termasuk dalam jenis makanan (selain sate dan lontong sayur) yang selalu bikin rindu lidah Orang Awak untuk mencicipinya. Walaupun mereka berada di perantauan, jajanan ini selalu dicari.
Saya sendiri sebagai anak perantauan juga melakukan hal yang sama. Jika ketemu atau dapat referensi tempat makan yang menyajikan ketiga jenis makanan utama tersebut, maka saya akan mendatangi tempatnya. Jika rasanya pas di lidah, dapat dipastikan saya akan berkunjung lagi dan lagi.
Dulu, saya lumayan rajin berkunjung ke daerah Blok M, daerah Benhil Jakarta, daerah Tanah Abang, daerah Rawamangun, hanya untuk mencari kuliner khas Padang.
Saya akan merasa seperti bertemu surga dunia jika bisa sarapan dengan lontong sayur Padang, makan siang dengan soto Padang, dan mengisi perut pada malam hari dengan sate Padang. Tentunya dengan cita rasa yang membuat lidah seakan sedang mencicipi makanan di kampung halaman langsung.
Kalau sekarang, jika ada yang dekat, kenapa harus jauh-jauh. Kecuali, ada keperluan lain. Gak kuat sama macetnya.
Referensi Soto Padang Paling Berkesan di Padang Kota
Dulu, masa saya bersekolah di kota Padang, ada tempat makan soto yang sering dikunjungi bersama teman atau saudara.
Setelah merantau ke tanah Jawa, saat mudik dan jika ingin menikmati soto, saya selalu mengunjungi tempat itu kembali. Sekalian untuk mengenalkan rasa soto Padang di ranah Minang asli pada teman hidup dan anak.
- Soto Garuda. Tempat makan soto yang berlokasi di jalan S.Parman no 110 Padang. Merek soto Padang satu ini lumayan sering terdengar nama cabangnya di luar Sumbar. Saya kurang tahu, apakah mereka masih satu keluarga atau sistem franchise.
- Soto Simpang Karya, berlokasi di Jalan Dobi No. 2 A. Sayang sekali, terakhir mencicipinya sekitar 3 tahun lalu, lidah saya merasakan agak kurang istimewa, biasa aja. Padahal dulu termasuk soto yang begitu istimewa. Semoga pemilik usaha kembali menjaga cita rasa sotonya. Kasihan perantau yang jauh-jauh datang, hanya sekedar untuk melepas kangen sama rasa soto Minang 😳 .
- Soto Bopet Rajawali. Tempat makan soto yang paling sering saya kunjungi waktu masa sekolah dulu, tahun 1989 hingga pertengahan 1996. Hal itu karena lokasinya tidak jauh dari terminal angkutan kota, di depan masjid Muhammadiyah Padang, yang mana merupakan masjid persinggahan bersama teman-teman.
Awalnya kami singgah ke sini untuk menikmati segelas minuman, kemudian tergoda oleh aroma kuah sotonya, dan keterusan. Sekarang soto ini sudah punya cabang di Jalan Juanda No. 33 Padang.
Apa Sih Istimewanya Soto Padang?
Sejujurnya, saya dulu bukanlah penggemar soto daerah lain. Lidah saya kurang bisa menerima rasa soto, selain soto Padang.
Entah rasa dagingnya yang terasa masih beraroma sedikit ‘amis’ di hidung. Entah kuahnya yang begitu tajam bumbu penyedapnya, sehingga setelah makan soto yang notabene makanan berkuah, tapi mulut saya justru berasa kering dan sangat kehausan.
Karena sudah lama merantau, dan kebetulan teman hidup yang beda daerah merupakan penggemar soto, lama-lama lidah saya ikut menyesuaikan. Saya pun ketagihan mencicipi beraneka ragam soto. Rakus malah 😆
Menurut saya, pembeda soto Padang dengan soto lainnya ada di rasa kuah dan rasa daging sebagai isian.
Kuah soto Padang yang merupakan air kaldu rebusan daging, lebih segar di lidah dengan bumbu rempah asli yang lebih terasa. Ada cita rasa pala, cengkeh, dan kapulaga di dalamnya.
Sedangkan isian daging yang digunakan terasa garing dan kriuk walaupun sudah disiram kuah. Kerupuk yang digunakan sebagai pelengkap adalah kerupuk merah. Terkadang ada juga dengan karupuak jangek (kerupuk kulit).
Isi Semangkuk Soto Padang
Seporsi soto Padang, umumnya dalam mangkuk yang disiram kuah kaldu berbumbu itu, berisi: daging atau paru garing kriuk, atau campuran keduanya, ada soun atau bihun, ada perkedel kentang, ada taburan bawang goreng, ada irisan daun bawang dan seledri, ada kerupuk merah. Terkadang ada kerupuk emping (biguk, Minang).
Teman pendamping semangkuk soto, seiris jeruk nipis (ambil airnya), tapi terkadang kuah soto sudah pas asam dan segarnya, jadi tidak begitu diperlukan. Juga dilengkapi dengan sambal cabe merah keriting yang terkesan seperti cabe giling biasa.
Semangkuk soto Padang bisa dimakan bersama nasi. Cocok untuk sarapan, makan siang, atau malam. Kembali pada selera makan masing-masing.
Berburu Soto Padang Demi Melepas Rindu
Saat 7,5 tahun lalu saya pindah ke salah satu desa di daerah Kabupaten Bogor yang masih didominasi oleh penduduk Sunda. Saya sempat kelimpungan mencari sarapan khas Minang. Bukan warung nasi Padang, kalau itu memang banyak bertebaran dimana-mana 😳
Sebelumnya, waktu tinggal di Bekasi Selatan, setiap Ahad pagi, setelah bersepeda, saya bisa menikmti beragam kuliner khas Padang di GOR Bekasi. Ada penjual yang khusus datang ke GOR tersebut setiap Ahad pagi, yang beli harus ngantri.
Simak juga tulisan: Dendeng Batokok Padang.
Ketika ibunda saya mau berkunjung (dari Kepulauan Riau). Tentunya sekalian melepas kangen dengan masakan Minang yang ada di sekitar tempat tinggal yang sekarang. Yang mana beliau lebih menyukai soto daripada lontong sayur. Saya pun bertekad untuk tidak mengecewakan lidah beliau.
Untuk itu, saya bukannya belajar memasak soto, sebab saya sadar diri, hasilnya bakal jauh dari harapan 😳 .
Makanya, sebelum hari H ibunda datang, saya pun berkeliling di wilayah Kecamatan, untuk mencari tahu apa ada yang menjual soto Padang. Alhamdulillah, ketemu satu tempat.
Asal Daerah Pembuat, Membedakan Cita Rasa Soto
Si Uni penjual asli Payakumbuh, Sumatera Barat. Dia buka pagi sekitar pukul 8 hingga menjelang siang, peruntukan untuk yang nyari sarapan. Lontong sayur si Uni juga rasanya oke di lidah saya dan teman hidup.
Seperti dugaan saya, ibunda sangat menyukai soto Padang si Uni ini.
Soto Padang si Uni isiannya bisa daging, paru, atau campuran. Kerupuk pelengkapnya kerupuk merah dan juga emping melinjo yang jadi ciri khasnya.
Setelah ibunda balik, jika kangen sarapan menu khas Padang, saya akan berkunjung ke tempat si Uni. Biasanya saya menikmati soto si Uni ini dengan berteman lontong, bukan nasi seperti umumnya.
Sayangnya beberapa waktu setelah itu, si Uni sudah jarang buka.
Saya pun kehilangan tempat makan soto.
Beberapa waktu kemudian, pada satu malam, saat lewat di sebuah komplek perumahan di wilayah ibu Kecamatan juga, saya ingin makan sate.
Mungkin lagi rezeki, mata saya melihat gerobak yang menjual sate, di emperan sebuah ruko.
Ternyata, si Uni yang ini juga menjual soto Padang. Saya tentu saja bersemangat mencobanya.
Wuih, ternyata soto si Uni yang ini, yang berasal dari daerah Pariaman Sumatera Barat, isian daging sotonya campuran antara yang garing dan basah.
Bahkan saat penyajian selalu disertai potongan tulang kecil yang masih berbalut sedikit daging. Isian daging basah dan tulang itu dari kuah soto. Rasa kuah soto si Uni yang ini segarnya mampu menggoyang lidah juga.
Sate dan soto Padang si Uni yang ini bukanya malam, setelah magrib.
Saya pun sering berkunjung.
Sekitar 6 bulan yang lalu, ruko tempat si Uni jualan soto, yang biasanya tutup, sekarang jadi kedai kekinian. Menjual beraneka makanan dan minuman. Tapi tidak ada menu jualan si Uni.
Sekali lagi saya pun kehilangan tempat melepas rindu akan rasa soto.
Sekitar sepekan yang lalu, saya sangat ingin mencicipi soto Padang lagi. Saya pun melakukan perjalanan selama 30 menit dari rumah, mengitari komplek perumahan tempat si Uni dulu berjualan.
Nasib baik berpihak.
Mata saya melihat tulisan Soto Padang. Bahkan bisa dipesan secara online.
Ternyata, yang punya si Uni yang dulu berjualan di emperan.
Si Uni pun bercerita kalau dia sudah pindah ke lokasi yang sekarang sekitar lima bulan lalu. Banyak pelanggan lamanya yang kebingungan juga mencarinya, karena dia tidak bisa meninggalkan tanda penunjuk pindah lokasi.
Si Uni pun promosi kalau sotonya juga sudah bisa dipesan secara online melalui aplikasi, dan menerima pembayaran melalui mesin EDC. Sungguh, pemilik kuliner UMKM sekarang sudah pada melek pembayaran digital semua. Keren kemajuannya!
Selama saya menikmati semangkuk soto, banyak pengendara ojek online yang datang memesan. Ada yang mesan sate, ada yang mesan soto. Barakallah.
Semoga tempat makan soto Padang yang ini tidak menghilang lagi. Jika saya rindu soto Padang, tinggal datang atau pesan.
Kesimpulan
- Pembeda soto Padang yang paling menonjol, isian daging garing kriuk dengan tambahan pelengkap kerupuk merah. Kuah kaldu bening tanpa santan, lebih kaya rasa rempahnya.
- Bagi perantau Minang, soto Padang termasuk makanan yang dirindukan dan dicari.
- Bagi penggemar makanan soto, Soto Padang merupakan salah satu soto yang tidak boleh terlewatkan untuk dicoba.
Temans YSalma, sudah pernah mencoba Soto Padang? Apakah rasanya membuatmu rindu, ingin mencicipiya lagi dan lagi? 😳 .
Mbak…
Ngiler saya nih…
Met tahun baru ya Mbak. Sukses selalu.
Salam dari Sukabumi.
SukaSuka
Tapi udah sarapan khas Sukabumi juga kan Kang.
Ucapan yang sama.
Sukses juga di tahun ini, dan sehat2 terus ya Kang.
Salam untuk keluarga.
SukaDisukai oleh 1 orang
Iya Mbak, sudah nge-buryam…
Salam,
SukaSuka
Nah saya sendiri di Padang belum pernah nyobain secara langsung sotonya, karena lebihh prefer seafoodnya. Tapi kalau Soto Garuda saya di Pekanbaru sering mba, dan memang ada cabang di Padang. Rasanya sama dengan soto padang lain yang ada di Pekanbaru, cuma lebih gurih dan sedikit lebih mahal
SukaSuka
Hehehe,, soto yang namanya udah negtop itu memang termasuk lumayan harganya utk semangkok soto ya.
Tapi kalau sesuai dgn rasa yg ditawarkan, tentunya tetap memuaskan selera 🙂
SukaSuka
Aduhaaaiiiii 😀
Aku baru coba sate Padang, belinya di Pasar Minggu, dekat SMA 28 Jakarta, Mba.
Waktu itu main ke rumah sodara di Pasar Minggu
Kalo soto Padang blum pernah
Kuahnyaaaa segaaarrr nian kayaknya tuh mbaaa
SukaSuka
Kalau main ke saudara di Pasr Minggu, cobain soto Padang juga mba Nurul.
Siapa tau cocok dengan segarnya.
SukaSuka
Saya penggemar masakan Padang. Kalau sedang traveling di luar, entah kenapa kangennya sama sate Padang, padahal saya orang Jawa, hahaha … Saya juga penggemar berat soto. Tapi sayangnya untuk Soto Padang, katanya saya nggak beruntung. Ini kata teman yang orang Minang.
Pertama kali mencicipi Soto Padang, kriuk daging keringnya pahit sekali. Saya kapok nggak mau makan Soto Padang lagi. Teman saya yang orang Minang itu bilang, lain kali saya harus coba lagi karena Soto Padang itu aslinya enak banget.
Tapi, memang jarang banget sih ketemu penjual Soto Padang ini.
SukaSuka
Wah,, kalu ketemu yang pahit gitu memang bakal bikin kapok. Apalagi pada perekenalan pertama.
Mudahan lain kali bisa ketemu yang mewakili rasa soto Padang yg benar. Biasanya sih bikin nagih 😀 .
Memang ga semua RM Padang yg lumayan besar juga menyediakan soto sih.
Makanya kalau ketemu, dan rasanya sesuai, biasa bakal didatangin lagi 😀
SukaSuka
Baru tau saya Kak kalo Padang juga punya soto. Kirain cuma Prasmanan aja di rumah makan rumah makan Padang itu. Keren euy. Komplit sudah.
SukaSuka
Serius kak, aku jadi puingin makan soto padang. Tampaknya kuahnya ringan dan segar ya, beda dengan soto Lamongan atau soto Betawi.
Aku juga kagum lho sama kebulatan tekad kakak untuk selalu mencari yang baru setelah bulak balik kehilangan. Mantab kak! 🙃🙃
SukaSuka
Iya segar mba. Ga seberat soto Betawi. Kalau soto Lamongan, rasa kuahnya agak beda.
Lidah saya masih Minang banget mba, walau merantau sudah puluhan tahun 😀 .
Kalau lagi kangen, biasanya saya nyari krn termasuk yg pemalas masak, hiks.
SukaSuka
Aku seumur-umur belum pernah merasakan soto padang. Di resto minang gitu ada ngga ya?
SukaSuka
Sayangnya tidak semua resto Minang punya suguhan soto Padang mba.
SukaSuka
Aku seumur-umur belum pernah merasakan soto padang. Di resto minang gitu ada ngga ya?
SukaSuka
Eh mbak bikin saya ngiler. Kuliner dari padang semua saya doyan meskipun saya dari sulawesi. Soto padang emang enak, saya doyan jika ditambahkan dengan paru.
SukaSuka
Belum pernah coba soto Padang jadi penasaran banget, yang umum soto pasti tampilannya bening dan segar apalagi kalau dimakan pas masih panas
SukaSuka