Menyimpan Tali Pusar Puput Bayi & Gigi Susu Untuk Kenang-Kenangan?


Tali pusar bayi dan gigi susu tersimpan untuk kenangan

Kenangan itu cukup dalam ingatan atau disimpan dalam bentuk foto, video, serta catatan. Bukan yang lainnya 🙂 . Hampir lima belas setengah tahun yang lalu, ternyata saya juga termasuk dalam golongan mamah muda (mamud) yang menyimpan tali pusar (tali pusat) bayinya yang sudah puput dan kering. Tujuannya hanya sebatas untuk kenang-kenangan. Eh ga taunya, si anak juga menyimpan beberapa gigi susu dan gerahamnya. Terlupakanlah kedua item tersebut hingga beberapa tahun 😥 .

Kenapa hal tersebut bisa dilakukan? Padahal, tetua di daerah saya tumbuh dan dibesarkan tidak mengenal tradisi tersebut.

Terpengaruh Berita Booming, Manfaat Tali Pusar Bayi Untuk Pengobatan

Semua yang saya lakukan itu efek dari pengaruh berita yang booming. Dulu itu sempat heboh dan viral berita tentang memanfaatkan darah pada tali pusar bayi sebagai sumber sel punca untuk pengobatan penyakit tertentu pada bayi.

Menurut infromasi kedokteran yang saya baca, sel punca ini memiliki manfaat dalam pembentukan sel-sel lain dalam tubuh. Sehingga bisa membantu pengobatan gangguan darah seperti penyakit kanker darah (Leukimia), gangguan darah pada sumsun tulang belakang (anemia fanconi), serta untuk penyakit ganguan darah dan genetik lainnya.

Dalam berita saat itu juga dijelaskan bahwa tali pusat bayi yang bisa dimanfaatkan untuk pengobatan itu adalah darah dari tali pusar yang masih segar, yang diambil saat proses melahirkan dengan perlakuan tertentu, serta dari seorang ibu yang sehat, tidak mengidap penyakit.

Proses seperti itu hanya bisa didapatkan jika kedua orangtua si bayi sudah melakukan kontrak atau perjanjian dengan tim bank tali pusar yang waktu itu hanya ada di Singapura dan Malaysia. Kebayang kan berapa biaya yang dibutuhkan untuk bisa melakukan proses tersebut.

Pada waktu itu saya sebagai mamud sempat terkesima dan bergumam, “Alhamdulillah, dunia kedokteran sudah sangat maju. Obat dari penyakit langka sudah ada. Akan tetapi, biaya mengobati penyakit itu tidak ada yang murah. Semoga anak-anak yang lahir selalu dalam kondisi sehat.”

Tali Pusar Kering Disimpan Untuk Kenang-Kenangan

Saya pun sempat membahas perihal pengobatan dengan menggunakan tali pusar ini dengan teman hidup yang berasal dari Jawa.

Tanpa dinyana teman hidup malah menceritakan bahwa dalam tradisi di beberapa daerah di Jawa, memang ada kebiasaan menyimpan tali pusar bayi yang sudah kering itu. Nanti digunakan untuk mengobati bayi jika rewel dan demam dengan cara merendam tali pusar yang sudah mengeras tersebut. Air rendamannya ada yang diminum, ada yang diusapkan.

Tali pusat bayi puput kering

Saat itu saya yang mendengarkan hanya mengangguk-angguk sambil berkomentar, “lha, menurut informasi yang dibaca, mengatakan bahwa dari penelitian, yang bisa digunakan sebagai obat itu adalah tali pusar yang masih segar. Kalau yang sudah kering bisa digunkan juga, kenapa harus menyimpannya di bank khusus? Dan orang-orang rela mengeluarkan biaya mahal untuk itu? Kan mending gunakan tali pusar yang sudah puput aja.” Auk ahh.

Teman hidup saya hanya mengangkat bahu.

Tapi pada akhirnya saya memutuskan menaruh tali pusar bayi yang sudah kering itu, tidak langsung dibuang. Nanti baru dipikirkan mau lanjut disimpan atau dibuang.

Cara penyimpanan sementara waktu itu juga biasa aja, membungkusnya dengan kain kasa kemudian dibalut kertas tisu. Selanjutnya saya taroh bersama catatan-catatan rumah sakit tentang proses melahirkan yang saya jalani. Niatnya hanya sebagai salah satu tumpukan dari rekam jejak menjadi seorang ibu, untuk kenang-kenangan. Akan tetapi, setelah itu terlupakan begitu saja.

Tali Pusar Bayi Itu Apa Sih?

Menurut wiki, tali pusat (tali pusar) merupakan jaringan yang menghubungkan plasenta dan janin dalam kandungan.

Tali pusat tersusun atas air dan tulang rawan hingga 90%.
Setelah bayi lahir, tali pusat biasanya dijepit dan dipotong. Kemudian dibiarkan terpapar udara untuk proses pengeringan.

Dalam suhu ruangan, tali pusar bisa bertahan hingga 48 jam. Setelah itu warna putih kebiruan tali pusar berangsur hilang, berganti menjadi kecoklatan hingga menghitam setelah benar-benar kering.

Sementara itu, sedikit sisi potongan yang dijepit dan masih menempel pada pusat bayi setelah beberapa hari juga akan mengering dan lepas (puput). Hal itu karena pusat bayi sudah menutup. Selama proses pengeringan hingga tali pusat puput, kebersihannya harus dijaga, jangan sampai lembab, serta berikan obat luka yang direkomendasikan oleh dokter anak.

Fungsi Tali Pusat Bagi Bayi

Menjaga kelangsungan hidup sekaligus bagian yang memfasilitasi pertumbuhan embrio, janin hingga dilahirkan.

Saluran pengangkutan oksigen, nutris, dan semua kebutuhan yang diperlukan embrio agar bisa tumbuh dan berkembang. Sekaligus sebagai saluran pembuangan senyawa sisa dari si janin.

Sungguh Maha Besar Allah dengan ciptaan-Nya. Tidak ada makhluk yang bisa menandinginya.

Gigi Susu dan Geraham Bocah Ikutan Tersimpan

Gigi susu pertama anak saya tanggal pertama kali saat usinya 6 tahun lebih. Ketika giginya mulai goyang dia memberitahukan. Tapi saya sebagai emaknya tidak boleh memegang gigi-gigi yang mulai goyang tersebut.

Gigi susu dan geraham bocah yang tersimpan
Geraham, Gigi Susu, dan Gigi Taring yang tersimpan

Karena dia sudah terbiasa mendengar dongeng tentang gigi anak yang ada waktunya untuk tanggal. Dia sudah paham kalau giginya nanti akan lepas. Dia hanya bertanya pada emaknya gimana cara menggoyangkan gigi yang mau lepas itu agar tak terasa begitu sakit.

Emak memberitahukan agar didorong dengan menggunakan lidah. Kalau udah benar-benar goyang baru dibantu dengan tangan. Nanti kalau giginya sudah copot, gusinya tempeli dengan kain kasa yang dibasahi air dingin dari kulkas agar darahnya berhenti lebih cepat.

Dia pun melakukan tips melepas gigi itu.
Dia tetap keukeuh emak ga boleh memegang giginya yang goyang itu sama sekali. Emak hanya dimintain tolong menyiapkan kain buat kompres jika giginya berhasil copot. Dia juga sudah memutuskan akan mengubur gigi yang lepas itu sendiri.

Dia tidak mau melempar gigi susu bawah yang lepas untuk dibuang ke atas (atap misalnya) dan gigi susu atas yang lepas untuk dibuang ke bawah (tanah), berdasarkan kebiasaan para orang tua.

Si bocah beralasan kalau dilempar ke atas, ntar giginya itu bakal dikira makanan oleh burung-burung yang terbang. Atau dipatuk oleh ayam jika dibuang sembarangan di tanah. Dia mau menguburkannya di bagian halaman yang menurutnya bebas dari ‘gangguan’, termasuk dari gangguan kegiatan emak tanam menanam.

Selanjutnya, dia juga minta hadiah, karena menurut cerita yang dia dengar, biasanya anak yang gigi susunya tanggal bakal dapat hadiah dari peri gigi 😳 .

Nah, kebetulan ada saatnya gigi susu dan geraham goyang dalam waktu yang hampir bersamaan. Dia pun bilang akan mengumpulkan gigi yang mau tanggal itu, baru kemudian dikuburkan secara bersamaan. Untuk sementara akan disimpan di salah satu kotak pensil kosong.

Begitu gigi dan geraham yang goyang sudah lepas. Dia malah merasa agak berat untuk segera menguburkannya, sebab gigi penggantinya belum tumbuh. Sehingga mulutnya tampak ompong. Gigi dan geraham itu buat antisipasi jika gigi dan geraham baru tak tumbuh-tumbuh 😳 .

Sebagai emak, untuk urusan mencabut gigi susu ini saya hanya mengawasi. Biarlah itu menjadi salah satu proses tahapan kehidupan seorang anak, karena anaknya tidak mengizinkan saya terlibat langsung.

Alhamdulillah gigi dan gerahamnya lepas tanpa drama. Ada yang lepas saat bermain karena didorong lidahnya, pulang untuk menguburkan gigi dan mengompres gusinya. Ada yang dia memilih pulang dari bermain karena merasa giginya sudah hampir lepas.

Karena tidak langsung ditindaklanjuti, gigi dan geraham yang disimpan itu pada akhirnya juga terlupakan.

Tali Pusat Kering Yang Disimpan, Makanan Jin & Syetan?

Sekitar dua minggu yang lalu, Jum’at pagi, saya membuka salah satu notif di grup WA. Begitu membaca broadcast yang tertulis itu saya merasa bergidik sendiri. Diinfokan bahwa tali pusat atau tali pusar bayi yang sudah kering dan kemudian disimpan, itu merupakan makanan jin dan syetan.

Astagfirullah hal adzim.

Saya baru ingat bahwa saya juga menyimpan tali pusat kering anak hampir 15 tahun yang lalu. Saya mulai mengingat-ingat menarohnya ditumpakan berkas yang mana. Setelah mencari, Alhamdulillah ketemu.

Informasi di grup WA itu untuk penanganan tali pusat bayi yang terlanjur disimpan sebaiknya dibakar. Saya ga berani, memilih menguburkannya saja.

Kebetulan, seminggu sebelumnya, saat saya beberes kamar nak bujang, saya juga menemukan kotak tempat gigi dan geraham yang tanpa sengaja masih tersimpan. Dan saat itu karena tidak langsung dikerjakan, kembali saya lupa untuk menguburkannya 😥 .

Akhirnya, di Jum’at pagi itu, setelah menemukan tali pusat kering yang disimpan dengan tujuan sebagai kenang-kenangan, saya pun menguburkannya bersama gigi susu dan geraham si bocah. Sebelumnya sempat difoto dulu.

Kesimpulan

Kenangan itu seharusnya disimpan dalam ingatan. Sebagai media pengingatnya cukup melalui foto dan tulisan di blog ini. Tapi perlu sedikit usaha, sebab untuk menuliskannya harus melawan rasa malas.

Sesuatu yang menjadi tradisi harus dicari tahu dulu landasan yang menjadi latar belakangnya jika ingin melakukannya. Jangan asal ikut.

Sesuatu itu harus segera dilakukan, jangan ditunda-tunda. Jika tidak mau berujung menyimpan sesuatu yang tak umum (gigi susu dan geraham) hingga tahunan 😥 .

Adakah teman-teman yang memiliki pengalaman yang sama dengan YSalma waktu masih menjadi mamah muda?

Iklan

10 comments

  1. Yaampun baru tau kalau ada yg nyimpen gigi & tali pusar untuk kenang kenangan.-. tapi kalau saya agak takut sih membayangkan menyimpan tali pusar, entah kenapa :’))

    Kalau soal gigi, berhubun gigi saya seringnya lepas gitu aja tanpa sepengetahuan ketika sedang tidur, atau lepas ketika lagi gosok gigi jadinya ikut terbuang bersama air kumur kumur 😅 apalagi dulu pas kecil gakpeduli soal mitos peri gigi/aturan utk buang gigi atas ke bawah atau sebaliknya

    Disukai oleh 1 orang

    • Kalau saat masih baru jadi seorang ibu, ga ada kepikiran gimana-gimananya.
      Akses ke internet masih belum semudah seperti sekarang juga, hingga ga sempat juga untuk mencari tahu lebih lanjut soal simpan menyimpan tali pusar itu. Ndalilah kok saya lupa hingga tahunan.

      Termasuk yang beruntung itu, ga perlu drama lepas gigi susu 😀 .
      Gigi anak saya termasuk yang mudah lepas juga, hanya perlu digoyang dikit, lepas, makanya saya sebagai emak ga terlibat banyak, hanya terima laporannya aja. Ga taunya kelupaan jg ngubur giginya 😳 .

      Suka

      • Ahh i see isee. Mungkin kalau skrg saya sudah jadi ibu bisa juga ngalamin kejadian kayak gitu, kelupaan ngubur soalnya kelupaan.

        Tapi saya penasaran, gmn mbak rasanya nemuin buntelan berisi tali pusar dan gigi? Kayanya kalau bukan mba sendiri yang nemuin bakal kaget juga. kyk ayah saya yang nemuin potongan rambut saya sepanjang 30cm dalam keadaan terkepang yg saya potong sekaligus 😂

        Disukai oleh 1 orang

        • Iya. Kalau yang tali pusar saya ga begitu kaget.
          Tapi saat nemuin gigi yang justru saya sempat agak kaget, karena saya pikir udah di kuburin sama si bocah.

          Dia ditanya kemaren kenapa masih nyimpen giginya, malah dia ga begitu ingat, karena ngerasa udah nguburin.
          Saat dilihatkan hasil foto, malah dibilang saya nyomot foto di internet 😀 .

          Duh, ga kebayang kagetnya si Ayah yg nemuin rambut terkepang. Shok berat pastinya ya 😀

          Suka

  2. Saya juga awalnya menyimpan tali pusar dua anak saya. Nggak ngerti juga buat apa. Ngikutin orang-orang dulu aja. Ketika dapat info tentang tali pusar bisa menjadi tempat berdiam jin, akhirnya tali pusarnya dibakar dan dikubur juga.

    Disukai oleh 1 orang

    • Iya. Setelah tali pusat puput, sebagai emak baru kita bakal lebih sibuk dan lupa dengan urusan tetek bengek sebelumnya.

      Memang baiknya dicari tahu dan segera diselesaikan menurut yang semestinya ya 🙂 .

      Suka

  3. Di jawa zaman dulu, saat saya masih kecil, memang ada tradisi menyimpan tali pusar. Tetapi sekarang ini sih serba luwes. Simpan boleh dikubur juga boleh, suka-suka lah. Yang penting diperlakukan dengan baik dan dengan hormat. Begitu saja.

    Disukai oleh 1 orang

Terima Kasih Untuk Jejakmu, Temans :)

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.