Peralatan sekolah baru bemberikan semangat belajar lebih? Benar, itulah yang saya perhatikan diwajah dan eksperi sikap junior setiap kali menerima dan mendapatkannya.
Dari awal si junior mulai memasuki usia sekolah di play group, saya selalu melibatkan dia dalam mempersiapkan peralatan sekolah yang dia perlukan. Biasanya, sebelum hari pertama sekolah kita sudah mempersiapkan untuk kebutuhan satu semester, mulai dari buku tulis dan sampulnya, pensil, pulpen, penghapus, penggaris, pencil warna, juga tempatnya agar jika dibawa ke sekolah tidak berserakan kemana-mana.
Kalau untuk urusan tas dan sepatunya biasanya melihat kondisinya, harus perlu ganti atau masih bisa dimanfaatkan.
Kadang anak-anak itu maunya diluar perkiraan kita. Tas yang terlihat masih bagus, tapi dia sudah merayu minta dibelikan yang baru karena melihat dan mendapat informasi dari temannya yang memakai tas dengan gambar kartun favoritnya.
Terkadang tas sudah kucel dan bolong-bolong, diajak mau dibelikan yang baru, si anak bertahan dengan alasan itu masih bisa dimanfaatkan karena itu tas kesayangannya. *kalau kasus seperti ini para emak akan menyembunyikan senyum bahagianya ๐ *.
Peralatan sekolah yang sering diprediksi kebutuhan satu semesternya sering meleset adalah pensil, penghapus serta penggaris. Khususnya bagi anak saya.
Stok Pensil, penghapus itu diawal diperkirakan cukup, tapi baru satu bulan pertama semuanya sudah tak bersisa.
Hal itu disebabkan karena tangannya yang kurang bisa diam.
Menurut informasi gurunya dan juga saya perhatikan saat dia mengerjakan tugas atau mengulang pelajaran di rumah, sambil mendengar atau membaca, tangannya juga sibuk memainkan penghapus yang dipotek kecil-kecil. Jadi, si penghapus habis bukan karena dipakai buat menghapus.
Atau saat jam istirahat, pensil dan penggaris akan berubah fungsi menjadi stik pemukul meja. Yaa,, tentu saja berakhir patah. Patahannya sih di bawa ke rumah.
Satu waktu dia bisa juga asyik meraut, membuat si pensil seruncing mungkin sehingga pensil sangat cepat habis.
Lain waktu ia lupa memasukkan kembali ke tempatnya, sehingga berpindah ke tempat pensil temannya. Setelahnya lupa meminta kembali.
Kalau semua stok di rumah sudah habis, Alfamart lah sebagai penyelamat situasi.
Dia dengan semangat akan menggowes sepedanya ke toko terdekat. Sibuk memilih peralatan sekolah yang sangat cepat habis itu dengan mata berbinar-binar, seakan semua yang dipajang itu kalau bisa dibawa pulang ๐ .
Saya sering memberi nasehat agar dia bisa menjaga dan memanfaatkan semua peralatan sekolahnya dengan baik.
Karena tidak semua anak bisa memilikinya. Banyak anak diluar sana yang sekolah menggunakan buku bekas, atau menggunakan pensil yang sangat pendek, bahkan menggunakan hapusan dari karet gelang.
Peralatan sekolah ala kadarnya itu tidak menyurutkan semangat belajar mereka. Itu semua hanya sarana pembantu.
Kau tidak akan menjadi lebih pinter dengan peralatan selalu baru atau kau tidak akan bodoh karena menggunakan peralatan sekolah seadanya.
Pinter dan bodoh itu disebabkan oleh tekun dan tidaknya kau dalam belajar.
Si junior sih mengangguk-angguk paham. Sejalan dengan pertambahan usia, dia juga sudah bisa membeli kembali peralatan yang cepat habis itu dengan menyisihkan uang jajan. Sudah mulai ada rasa tanggung jawab.
Pendidikan bagi anak-anak sangatlah penting karena merekalah generasi penerus bangsa.
Dalam rangka mendukung program wajib belajar 12 tahun yang dicanangkan pemerintah, ternyata Alfamart punya program ASSek (Aku Siap Sekolah), yang memberikan bantuan dengan membagikan perlengkapan sekolah bagi anak-anak yang kondisinya sangat memerlukan. Kegiatan ini dibiayai oleh bantuan donasi dari konsumen Alfamart Alfamidi. Keren yaa, dari konsumen untuk mencerdaskan anak bangsa.
Ingat waktu masih sekolah dulu, banyak banget pengennya. Tas baru, buku baru, Pensil baru, penghapus baru, dompet baru pokoknya semua serba baru. Kalau ingat sekarang betapa iba pada ibu- bapak ๐
SukaDisukai oleh 1 orang
Betul sekali, Uni,, kalau ga dibelikan sesuai permintaan menunjukkan wajah merengut segala ๐
SukaSuka