Rayuan Seorang Anak Bila Menginginkan Sesuatu kepada orang tuanya akan semakin jelas terbaca kalau si anak sudah mempunyai target sendiri untuk mendapatkan apa yang diinginkan tersebut. Misalnya saat menginginkan sebuah mainan baru, memohon ijin mempunyai hewan peliharaan, atau hal-hal lain yang memerlukan persetujuan orangtuanya.
Segala hal yang dapat meluluhkan hati orangtuanya akan dilakoni si anak. Mulai dari lebih tekun belajar, biasanya dimintain tolong sangat susah dan lama, sekarang justru sebaliknya, si anak dengan senang hati menawarkan bantuan.
Anak akan semakin rajin memuji orangtuanya ,”Mama atau bunda cantik deh kalau bla-bla-bla” atau “Papa atau Ayah atau Abi capek ya, mau di itak-itak ga?” *bakat gombal* si anak dipraktekkan langsung ke orangtuanya.
Anak sekarang juga sangat pintar-pintar. Mereka tidak akan menangis kejar atau ngambek yang berlebihan bila menginginkan sesuatu. Anak diatas 5 tahun sudah mulai mengerti betapa memalukannya tindakan menangis-nangis di tengah keramaian kalau sebuah keinginan itu tidak terkabul.
Mending di rencanakan dulu, ajukan permohonan kepada orangtua, lancarkan aksi rayuan maut kepada orangtua, tunggu waktu yang membuktikan keampuhan rayuan itu π .
Kesimpulan diatas berdasarkan pengalaman dengan junior, saya paham kebiasaan dia dan sepertinya dia juga maklum kebiasaan emaknya.
Biasanya dia akan memulai dengan mengajukan pertanyaan untuk mencari tau apakah emaknya sudah tau dengan benda yang diinginkannya. Dia akan memuji kelebihan benda tersebut, kemudian memberi kesan kalau dia sepertinya akan senang kalau bisa juga memilikinya. Terakhirnya bilang, “beliin ya Mam” π .
Secara seringnya takluk dengan rayuan anaknya sendiri, akhirnya saya memilah mana yang permintaan anak yang memang benar-benar keinginan dan diperlukan, atau itu hanya sebuah keinginan yang dipengaruhi oleh emosi sesaat *pengaruh teman dan iklan TV* π .
Setiap keinginan itu tidak perlu langsung terpenuhi. Bisa di siasati dengan meminta pertanggung jawaban si anak, misalnya terhadap mainan yang sudah ada, nilai raport atau hafalan. Jadikan permintaan dan rayuan yang dilancarkannya sebagai motivasi si anak untuk rajin menabung juga. Dengan catatan, masih sebuah keinginan anak-anak yang wajar.
Kalau anak saya dalam menginginkan sesuatu, selain mengeluarkan rayuan dia juga menawarkan solusi sendiri,”kalau aku begini dan berhasil, di kasih hadiah itu ya”. Dia memacu dirinya untuk memenuhi target itu, kalau benar-benar dia menginginkannya dia akan terpacu terus.
Tapi seringnya, sebelum saat yang dinantikan nya itu tuntas dijalankan, dia berharap, ditengah usahanya itu orangtuanya sudah mewujudkan keinginan tersebut.
Kalau orangtuanya belum juga memenuhi keinginannya itu, dia dengan wajah prihatin akan nyelutuk,”Mama lagi bangkrut ya” π . Duh, Anak sekarang, pada jago-jago ngerayu dan ngegombalnya.
untungnya nggak ngeluarin rayuan si raja gombal π
SukaSuka
semoga jangan, bukan bikin klepek-klepek emaknya,
tapi malah bikin pusing π
SukaSuka
Hihihi… semakin dahsyat rayuannya menunjukkan daya kreativitas yang amaaaat tinggi ya mak. Kereen! π
SukaSuka
iya, biasanya diakhiri dengan kata-kata,”Please” dengan memasang wajah memelas, duh,
reaksi emaknya ,”Plas-please, ga bakal mempan” π
SukaSuka
hahhaha Mama baru bangkrut ya …?
Ampun ampun biasa aja sih junior ini kalau ponakan aku kalu minta ngak dituruti langsun sakit panas mbak salma.
Oh iya di itak-itak itu apa mbak…?
SukaSuka
waduh, gawat juga kalau ponakannya sampai sakit panas Ri,
apa ya bahasa Indonesianya, pijat punggung orang yang tengkurap dengan menggunakan kaki itu.
SukaSuka
ohhhh kalau orang jawa bilang di idak – idak ( di injak injak )
SukaSuka
iya itu Ri *orang Jawanya soale lagi ga dirumah π
SukaSuka
hahhaha kang masnya baru kerja ya mbak..
SukaSuka
Kayaknya dulu pas masih kecil aku juga suka ngerayu gitu deh, hahaha….
Wah, keren mbak kalau bisa bikin target sendiri…. Berarti kan secara apriori dia sudah tau bahwa kalau menginginkan sesuatu, harus usaha dulu… No pain, no gain….
SukaSuka
sekarang ngerayunya makin lancar ya Dit π
harus mulai belajar, tak ada yang sim salabin seperti dalam dongeng, kalau di kehidupan nyata.
SukaSuka
Mungkin gak beda dengan jaman waktu kita kecil, cuma anak kita anak kota, kalo saya dulu anak ndeso. Jaman udah beda.
SukaSuka
iya, sedikitnya gambaran kebiasaan orangtuanya waktu kecil, tapi anak sekarang lebih kritis dan spontan, saya malah sampai sekarang masih jadi anak desa π
SukaSuka
duh mbak, aku juga klo lagi ada maunya sama mamah, pasti suka bersikap sok baik dan sok manis gitu deh π
SukaSuka
nah ini pengakuan langsung dari yang jago ngerayu orangtuanya π
SukaSuka
anak sekarang memang sudah banyak yang bijak-bijak π
SukaSuka
setuju Pak, calon negosiator yang baik semua π
SukaSuka
beda sama jaman ita dulu yg suka gulung2 sambil menangis jika ga dituruti hahahahahahaha
SukaSuka
hahaha, iya, orangtua sampai ga tau mau ngomong apa lihat tingkah anaknya π
SukaSuka
Hhaha, semakin pintar mengambil hati yah, Mbak. saya juga gitu, dulu masih duduk di bangku SD, kalau ada barang yang diinginkan, bilang dan kalau hasil raport bagus (peringkat satu targetnya) akan dibelikan. haha. benar-benar jadi motivasi tersendiri.
SukaSuka
targetnya Richo mah bikin senang orangtua,
kalau anak saya cuma menargetkan dia lebih baik dari sebelumnya aja yang dijadikan motivasinya π
SukaSuka
Anak pinter udah nggak ngamuk-ngamuk lagi di pusat perbelanjaan ya, Mbak. Udah paham banget gimana cara meluluhkan hati emaknya dengan cara yang eylekhan π
SukaSuka
Kalau ngamuk2 ga pernah tante cuma sempat keluar air mata aja,
dulu pernah ngelihat anak lain gulung2 nangis minta sesuatu, dia sempat melongo, kesempatan emaknya berbisik,”ga enak ngelihatnya kan π “
SukaSuka