Bahlul dan Majnun adalah kata yang berasal dari Bahasa Arab. Teman-teman blogger yang bisa berbahasa Arab tentunya sangat mengerti arti dan pemakaian kata ini.
Bagai saya sendiri, kalau untuk kata majnun, saya sudah lama mendengarnya. Yang mana kata tersebut sepertinya merujuk pada ketidakwarasan atau gila. Bahkan kata ini sudah sangat populer lewat kisah Layla dan Majnun, kisah cinta seperti kisah tragisnya Romeo dan Juliet, tapi yang ini dalam versi Arab. Jika teman penasaran dengan kedua kisah tersebut, silahkan search lewat mesin pencari google aja ya 😉 .
Kata Bahlul dan Majnun Jadi Panggilan Becandaan!
Sedangkan, untuk kata bahlul (bodoh), baru belakangan ini saya sering mendengarnya. Itupun dari sebuah iklan salah satu ‘acara’ (serial/sinetron) televisi dengan tema yang seakan agamis, dan kata tersebut digunakan sebagai bahan becandaan bagi mereka yang paham artinya, dan ditujukan pada mereka yang ga paham dan terkesan kurang pandai.
Saya sendiri belum mengerti arti sebenarnya dari kata bahlul ini. Dipikiran saya , hanyalah “kata” yang dipakai peruntukannya untuk bercanda yang ga nyambung, ga lucu, atau garing.
Diluar dugaan saya, ternyata anak-anak yang belajar di SDIT, Madrasyah, yang ada pelajaran Bahasa Arabnya, kata Bahlul dan Majnun ini adalah kata-kata yang paling menarik. Sekaligus kata yang paling cepat tinggal (nyantol) di kepala mereka. Dengan kata lain, kata yang paling cepat mereka pahami arti dan cara pemakaiannya.
Tentu saja termasuk si Junior saya dan teman-temannya.
Pertama kali mendengar kedua kata ini di sekolah. Mereka peroleh dari cerita Bapak/Ibu guru yang berusaha meluruskan pemakaian kedua kata tersebut, karena anak yang terpapar tontonan sinetron dari orang dewasa di rumah pada menggunakan kata-kata ini di sekolah.
Contohnya pada hari itu, ketika saya menjemput si Junior ke sekolah, terdengar teriakan antar anak-anak tersebut:
“Ente Bahlul“, kata anak yang satunya.
“Ente Majnun“, jawab anak yang dikasih kalimat panggilan tersebut.
Kemudian mereka tertawa bersama. Ah, dunia anak-anak, semuanya dikira candaan.
Kemarin, saya lewat di sebuah perumahan, yang kebetulan juga ada anak seumuran junior yang memanggil-manggil “mbaknya”. Setelah mbaknya menoleh, si anak cuma bilang sambil senyum-senyum, “Ente Bahlul”. Si mbak dengan lugunya bertanya, emang itu maksudnya apa 😛 .
Kesimpulan
Sepertinya bagi anak-anak sekarang, kata-kata baru/kata asing yang paling cepat nyantol itu yang beraroma kewarasan, kurang waras, atau ketidakwarasan, seperti kata Bahlul (bodoh) dan Majnun (gila) ini.
Apakah ini disebabkan karena mereka berada di lingkungan yang penuh dengan orang dewasa yang kewarasannya dipertanyakan 😕 . Ntah.
Note: Lingkungan orang dewasa yang kewarasannya dipertanyakan di sini, yang saya maksudkan adalah tontonan dari “orang dewasa” di acara-acara media televisi, sangat banyak yang kurang mendidik.
Kalau begitu, orangtua jangan kasih anaknya tontonan televisi dong. Rumah tidak usah punya TV! Itu sepertinya juga bukanlah solusi yang bijak di era teknologi dan informasi saat ini. Anak-anak tidak menonton acaranya, tetapi iklan acara tersebut ketika jeda acara lain, juga akan terlihat. Orangtua di setiap rumah tentunya sudah berusaha membentengi anak-anak mereka.
Tolonglah, lingkungan juga bekerjsama, khususnya untuk media penyiaran, tayangannya dikemas untuk lebih mencerdaskan generasi penerus. Sebab, kelangsungan bangsa ini berada di generasi yang akan tumbuh ini. Mana saat ini tontonanlah yang menjadi tuntunan buat mereka 😦 .
Ini hanyalah catatan perjalanan seorang emak dalam membesarkan anaknya saat ini.
apakah karena bang Madit…?
semoga tidak
SukaSuka
anak memang seperti kaset, bisa merekam dengan mudah apa yang pernah didengar dari orang di sekitarnya
SukaSuka
hhee..mungkin jga mbak… soalnya bukan kta2 itu saja yg cepat diserap, kta2 gaul pun jg cepat diserap… 😉
SukaSuka
Dan banyak juga materi tayangan di televisi yang memang sangat tidak cocok dengan usia anak tapi banyak di tontong anak. Kadang saya miris sendiri melihat perkembangan pertelevisian dewasa ini 😦
Salam hangat serta jabat erat selalu dari Tabanan
SukaSuka
Hhehhee, selama ini cuma denger kata Ente Bahlul tapi baru sekarang tahu artinya, hhehee
SukaSuka
wahh..tapi ga bagus juga ya mbak kalo dipake becanda … :p
khan kata-kata adalah doa
SukaSuka
Kayaknya ini mengacu pada acara sinetron Bang Madit di __tv yang berjudul __lam KTP … Memang sangat disayangkan acara bernuansa islami tapi kok malah membiarkan kata-kata bahlul ya.. 🙂
SukaSuka
anak2 sangat cepat menerima informasi yang ada disekelilingnya 🙂 untuk itu perlu untuk memprotek anak2 dari informasi yang tidak baik
SukaSuka
wah berbekas di mereka justru yg seperti itu ya mbak…aku juga prihatin dg keadaan media saat ini mbak…
SukaSuka
Kayaknya sih begitu ya.
Anak-anak nih paling cepat nyantol kalau udah yang aneh-aneh kata-katanya…
Harus benar2 jaga bicara di depan anak-anak..
SukaSuka
Bahlul sendiri adalah bahasa arab pasar ,bkan bahasa arab yang sebenarnya. .
Ya itu pentingnya anak untuk dibimbing ketika melihat televisi .. 🙂
SukaSuka
saya mengenal kata bahlul dari sebuah komedi wan abud dengan sering menyebut kata bahlul
artinya baru tahu sekarang secara jelas setelah hanya mereka-reka sebelumnya
SukaSuka
hiks,, memprihatinkan ya mbak..
orang2 media, mbok ditolong tho kami2 inih… agak2 disaring gitu acaranya, gak cuma ngejar rating.. *tak bantu teriak2 mbak* 🙂
SukaSuka
kadang-kadang si anak sendiri kurang mengerti makna kata2 yang mereka ucapkan. Hanya karena teman2nya berkata yg sama mereka menganggap jadi lebih ‘cool’
SukaSuka
Semuanya ngejar lakuuu dan kurang memperhatikan kualitas ya mbak..dan saya sangat merindukan lagu anak-anak, kini acara anak-anak terutama lagunya kurang juga
SukaSuka