Jadilah Seperti Buah Durian


Judul tulisan ini merupakan sebuah perumpamaan atau kiasaan. Kalimat ini sempat saya baca dan menarik perhatian hingga terekam kuat di kepala saat saya dan keluarga sedang jalan-jalan ke Taman Buah Mekar Sari di daerah Cileungsi Kabupaten Bogor.

Sebenarnya ini sudah merupakan kunjungan saya yang kesekian kalinya ke objek wisata alam buatan ini, tetapi baru sekarang mata saya terpukau oleh sebuah tulisan yang ditulis di sebuah papan, dan di gantung di area antrian pengunjung untuk  naik kereta, salah satu sarana untuk mengelilingi dan melihat keindahan Taman Buah tersebut.

Papan itu berisi kalimat-kalimat inspiratif. Sebuah kreativitas yang patut diapresiasi. Daripada bengong menunggu, lumayan baca-baca kalimat-kalimat bijak yang berisi petuah hidup.

Pepatah Jadilah Seperti Buah Durian

Pepatah atau peribahasa tersebut lebih kurang dituliskan seperti berikut:

Jadilah seperti buah Durian. Jangan seperti buah Kedondong.

Durian walaupun kulitnya penuh duri, daging buah di dalamnya, bentuk, dan rasanya menarik, manis, dan lezat. Sebaliknya, Kedondong walaupun bentuk luarnya mulus dan bewarna hijau cerah yang menarik, tetapi “bijinya” berduri dan rasanya asam.

Seperti yang sudah diketahui dengan pasti bahwa buah durian itu mempunyai kulit yang berduri tajam. Bahkan jika kurang hati-hati saat memegang atau menyentuhnya bisa mengakibatkan luka,dan itu lumayan perih.

Akan tetapi, begitu kulit buah yang berduri itu jika sudah matang dan dibuka sesuai dengan ruang yang seharusnya, tidak terlalu sulit. Setelah itu tampaklah daging buah yang lembut, dan jika dicicipi rasanya lezat.

Seseorang yang tampilan terlihat ‘garang’ dan terkesan menakutkan dari jauh, tetapi begitu sudah kenal baru tahu bahwa dia ternyata sosok yang berhati malaikat. Memberikan rasa nyaman pada orang-orang sekitarnya.

Pesan Moral Jangan Seperti Buah Kedondong

Sebagai manusia, kalau kita bersikap seperti buah kedondong akan sangat menipu. Tampilan luar yang kita tampakkan pada lingkungan sosial adalah sebagai pribadi yang sangat santun, tetapi sebenarnya “hati”  yang merupakan jiwa dari seorang manusia justru penuh dengan kebencian dan kedengkian.

Hati yang penuh duri tentu saja tidak akan punya rasa empati terhadap sesama, lingkungan, dimanapun dia berada.

Melihat orang lain dalam kesusahan dia justru merasa senang. Sebaliknya, dia tidak akan sungkan sebagai penyebab penderitaan dan ketidakadilan bagi orang lain karena dia berpikir inilah “kehidupan”.

Sosok yang seperti buah kedondong ini kalau sempat sebagai pemimpin, dia tidak akan memikirkan kemakmuran rakyat tetapi lebih ke penyelamatan golongannya saja.

Untuk itu, sebagai sesama, kita juga jangan terlalu cepat memberikan penilaian hanya dengan melihat tampilan luar atau cover yang membungkusnya. Belajarlah melihat dari berbagai sudut.

Bisa jadi dari kacamata kita jelek, tidak menarik, berduri, belum tentu juga isi di dalamnya seburuk yang kita kira. Cobalah mengenali lebih dekat segala sesuatunya sebelum memberikan penilaian, biar hasilnya fair.

Maka dari itu, sebagai pribadi mari kita sama-sama berusaha menerapkan petuah bijak, Jadilah seperti buah durian. Jangan suka memberikan penilaian berdasarkan kulit luar.

23 comments

Tinggalkan Balasan ke ysalma Batalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.