
Bahasa Minang yang digunakan masyarakat di Sumatera Barat yang terbagi dalam beberapa Kota dan Kabupaten juga beragam, ada sedikit perbedaan pengucapan. Begitu juga dengan nama hewan yang agak berbeda dengan bahasa Indonesia, terdengar unik dalam bahasa Minangkabau.
Beberapa nama hewan yang terdengar unik dalam bahasa Minang tersebut sangat menarik untuk dicatatkan. Temans ada yang familiar dengan nama hewan seperti “karuk-karuak, kapuyuak, kapindiang” kah?
Yuks berkenalan dengan lima belas nama hewan dalam bahasa Minang yang unik melalui tulisan berikut, disimak sampai selesai yaa 🙂 .
1. Kamu mungkin kurang familiar, karena jarang yang tahu kalau “rangik” merupakan bahasa Minang untuk hewan serangga bernama nyamuk. Unik kan?

Mungkin alasan sebutan nama “rangik” dalam bahasa Minang karena nyamuk kalau terbang bunyinya kan ‘ngeeeng, ngiiik’. Suara hewan yang nganggu banget kalau lagi ngantuk dan berniat tidur nyenyak.
2. Tikus dalam bahasa Minang disebut “mancik”

Kalau anak kecil yang setelah mandi sore, wajahnya yang belum kering, kemudian diberi bedak tabur warna putih yang tebal oleh emaknya, hasil akhirnya yang kelihatan hanya dua mata dan mulut doang. Biasanya suka dibecandain sama yang ngelihat, “hahaha, lah sarupo mancik kalua dari tapuang, Nak” = “Seperti tikus keluar dari tepung.”
3. “Karuak-karuak” merupakan sebutan untuk lalat buah dalam bahasa Minang

Hewan kecil bergerombol yang sering mengerumuni pisang yang kematangan, atau buah lain yang sudah hampir busuk.
Sedangkan sebutan hewan lalat secara umum dalam bahasa Minang adalah “langau”.
4. Nggak ada hubungan dengan ulekan atau cobek, “ulek” dalam bahasa Minang memiliki arti ulat dalam bahasa Indonesia

Foto ulat atau ulek bulu dalam bahasa Minang yang sempat membuat ‘gatel’ badan saat menjepretnya.
Nah, kalau ada seorang anak gadis yang menclok sana-menclok sini sama teman lelaki, biasanya tetua suka bilang “parangai sarupo ulek bulu” = Perangai atau kelakukan mirip ulat bulu alias ‘gatal’ .
5. Hewan kecoak dalam bahasa Minang disebut “kapuyuak”

Hewan kapuyuak juga sering digunakan sebagai istilah sindiran dalam bahasa Minang untuk seseorang yang sudah di-php (pemberi harapan palsu) oleh seseorang yang sudah ditolong saat terjepit atau kesusahan, diharapkan jadi pribadi baik tapi malah hasilnya zonk, tapi nggak ada rasa malu dan bersalah, malah cengengesan.
Nah, si php ini diberi ungkapan rasa kesal oleh sosok yang kecewa dengan kata “paja kapuyuak! maknanya “dia tengik kayak kecoak”. Ucapan rasa geram karena merasa takicuah di nan tarang, tapi nggak bisa ngapa-ngapain lagi.
Alasannya, mungkin karena bentuk umum kecoak atau kapuyuak ini kan bagus-bagus aja, tapi begitu kesenggol, keinjak, bau cairan yang keluar dari tubuhnya membuat jijik. Binatang kecoa juga bisa pura-pura mati saat tubuhnya terbalik, tapi begitu ditowel, langsung kabur.
6. Kamu bisa menyebut “samuik” untuk semut dalam bahasa Minang

Kita patut belajar kerjasama pada semut pekerja 🙂 .
7. “Lawah” merupakan nama hewan laba-laba atau spiders dalam bahasa Minang

Sedangkan jaring laba-laba dalam bahasa Minang disebut “jariang lawah”.
8. Kamu pernah dengar “sipasan”? Itu sebutan untuk hewan melata kelabang atau lipan.

9. Siput dalam bahasa Minang disebut “cipuik”. Sedangkan siput sawah atau siput air tawar yang bisa dimakan, di beberapa daerah ada yang menyebutnya “langkitang”

10. Kamu mungkin familiar, jenis monyet yang bisa mengambil kelapa dalam bahasa Minang disebut “baruak”

11. Kutu kasur dalam bahasa Minang disebut “kapindiang”

Hewan atau binatang yang namanya juga sering jadi ungkapan rasa kesal dalam bahasa Minang “paja kapindiang”. Kekesalan yang ditujukan pada sesorang yang hadirnya merusak suasana.
12. Nama hewan unik lain dalam bahasa Minang adalah “koncek” untuk katak

Katak disebut koncek dalam bahasa Minang mungkin merujuk pada cara berpindahnya yang meloncat-loncat yang dalam bahasa Minang sama dengan “maloncek-loncek”.
13. Yang sudah populer tentunya hewan kerbau yang dalam bahasa Minang disebut “kabau”

Hewan yang sangat penting keberadaannya dalam budaya masyarakat Minang. Kerbau pada zaman dulu merupakan sarana transportasi yang menarik pedati.
14. “Kondiak” merupakan bahasa Minang untuk hewan babi, khususnya daerah Payakumbuh dan sekitarnya
Sedangkan untuk daerah lain di Minang, biasanya sebutan babi disamakan dengan sebutan untuk babi hutan atau celeng secara menyeluruh yaitu “ciliang”
15. Nama hewan lain yang dalam bahasa Indonesia berkahiran ‘ing’ biasanya diberi tambahan huruf ‘a’ setelah huruf i, seperti kucing dalam bahasa Minang jadi “kuciang”

Bagaimana Temans, belum pernah dengar atau sudah familiar dengan nama-nama hewan dalam bahasa Minang?
Salam jejak #Sastra dari mata, rasa dan pikiran YSalma.

Menarik sekali, baru ini tahu nama2 binatang dalam bahasa minang 😁
Kalo bahasa minangnya kambing jadi kambiang kah? Kalajengking jadi kalajengkiang hehehe
SukaDisukai oleh 1 orang
Menarik karena mirip2 bahasa Indonesia yang kadang terdengar aneh, hehe.
Kalo Kambing, benar Minang-nya jadi “kambiang”
Tapi Kalajengking agak unik juga bahasa MInang-nya, yang diambil hanya empat huruf di depan ‘kala’ jadi “kalo”.
Kalajengking (Indonesia) = Kalo (Minang)
SukaSuka