Peran Sasakawa Health Foundation dan NLR Indonesia dalam Pencegahan Kusta


Sebelum tahun berganti, walau sudah sering turun hujan, cuaca di bulan Desember hawanya masih terasa gerah, saya mengisi waktu dengan menambah informasi tentang Suara untuk Indonesia Bebas Kusta, dengan menonton siaran tunda Talkshow Ruang Publik NLR x KBR dengan tema “Sasakawa Health Foundation & Kusta di Indonesia” yang sudah ditayangkan dan siarkan melalui youtube dan 105 radio jaringan KBR di seluruh Indonesia dari Aceh hingga Papua, pada Selasa 25 Juli 2023 lalu.

Sasakawa health foundation cegah kusta

Berikut catatan rangkuman dari hasil menonton bahasan tersebut.

Acara talkshow #SuaraUntukIndonesiaBebasKusta merupakan salah satu bentuk edukasi untuk meningkatkan kesadaran kolektif mengenai kusta. Nah, Sasakawa Health Foundation (SHF) merupakan salah satu donor potensial yang bekerjasama dengan NLR Indonesia. Semoga berkelanjutan.

Pencegahan Kasus Kusta di Indonesia

Menurut data yang dirilis KBR, ternyata selama 10 tahun terakhir kasus baru kusta di Indonesia mengalami stagnasi, akan tetapi kasus yang sudah ada mencapai 18.000 kasus, membuat Indonesia sebagai negara dengan tingkat kasus kusta tertinggi ketiga di dunia setelah India dan Brazil.

Selain itu, penyakit kusta jika tidak tertangani dapat menyebabkan disabilitas. Pemerintah sudah membuat target pada tahun 2017 untuk angka disabilitas akibat kusta, 1 orang per 1 juta penduduk, tapi belum tercapai karena kasus di Indonesia 6,6 orang per 1 juta penduduk. Sosialisasi menjadi salah satu kendala dalam penanganan kasus kusta di Indonesia.

talkshow Sasakawa health foundation dan NLR Indonesia

Secara global dilaporkan bahwa pada tahun 2021 ada peningkatan jumlah kusta baru, berarti setelah dampak COVID-19 mereda, kegiatan pengendalian kusta telah dilanjutkan. Walaupun saat ini pasien baru yang tercatat lebih rendah dibandingkan sebelum pandemi, bisa jadi ini mengindikasikan adanya keterlambatan dalam penemuan dan pengobatan kusta.

Mengenal Sasakawa Health Foundation

Ms. Aya Tobiki sebagai Chief Program Officer, Hansen’s Disease Program, dari Sasakawa Health Foundation (SHF) memaparkan bahwa Sasakawa Health Foundation merupakan lembaga nonprofit yang berdiri sejak tahun 1974 di Tokyo. Salah satu fokus dari kegiatannya dibidang kusta atau leprosi.

Ada 3 pilar utama mengatasi masalah kusta yang dilakukan oleh SHF yaitu mencegah penyebaran penyakit kusta, menghilangkan diskriminasi terhadap penderita kusta, dan menyampaikan sejarah tentang riwayat kusta.

Sasakawa Health Foundation hadir di Indonesia dalam rangka mengunjungi proyek PEP++ NLR Indonesia dengan melihat langsung tiga tempat yang ada layanan penanganan penyakit kusta yang berlokasi di Pasuruan, Indramayu, dan Cirebon.

Dalam kunjungannya di Indonesia Ms. Aya sangat mengapresiasi berbagai kegiatan yang dilakukan, menurutnya LSM memang harus dekat dengan pasien kusta. Memberikan motivasi pada pasien agar sembuh dengan terapi yang dilakukan. Penanganan cepat pada penderita yang baru kena kusta juga dapat dilakukan dengan tepat.

Sasakawa health foundation Chief program officer

Ms. Aya juga menegaskan bahwa kegiatan sangat sejalan dengan visi dan misi Sasakawa Health Foundation dalam memanusiakan manusia, “Semua manusia berhak atas nilai-nilai kemanusiaan, kesehatan yang lebih baik. Apapun kondisinya manusia memiliki martabat yang sama.”

NLR Indonesia, Suara untuk Indonesia Bebas Kusta

Sekedar info tambahan, Netherlands Leprosy Relief (NLR) merupakan organisasi non-pemerintah yang didirikan di Belanda pada 1967, dan hadir sejak 1978 untuk pengendalian kusta di Indonesia.

Seperti pemaparanh Pak Asken Sinaga selaku Executive Director NLR Indonesia bahwa pengendalian kusta di Indonesia butuh kerjasama semua pihak.

“Pemerintah sudah punya aksi dan rencana mengatasi kusta. NLR Indonesia mengambil dukungan teknis, melalui awareness raising atau edukasi masyarakat seluas-luasnya dengan metode konvensional maupun media sosial. Juga menjaring jejaring dengan pelaku program dan advokasi.”

NLR Indonesia executive director

Kerjasama NLR Indonesia dengan Sasakawa Health Foundation merupakan salah satu bentuk dukungan NLR Indonesia terhadap program pemerintah dalam penanganan penyakit kusta.

Pak Asken juga memberikan penjelasan tentang program NLR Indonesia dengan melakukan pendekatan inovasi dalam berbagai penanggulangan pencegahan kusta secara efektif, yaitu Peer Concelor Project.

Proyek yang memberdayakan OYPMK (Orang Yang Pernah Menderita Kusta), dengan memberikan training sehingga bisa menjadi konselor bagi penderita kusta dengan berbagi pengalaman dan dapat memotivasi penderita yang masih dalam pengobatan.

Penanganan penyakit kusta tidak bisa dilakukan sendiri, diperlukan keterlibatan semua pihak agar eleminasi penyakit kusta bisa maksimal, maka NLR Indonesia juga Menjaring partnership.

Pihak lain yang digandeng NLR Indonesia dalam jejaring kerjasama diantaranya NGO yang fokus pada penyandang disabilitas, lembaga riset, dan kelompok pemuda.

Mari Hapus Diskriminasi dan Stigma Kusta

Dalam kesempatan yang sama, pak Ardi Yansyah selaku OYPMK dan Ketua Permata Bulukumba menguatkan peran NLR Indonesia yang hadir secara nyata dalam Suara untuk Indonesia Bebas Kusta.

OYPMK ketua permata bulukumba

“Menurut saya peran NLR Indonesia sangat luar biasa. Saya belajar juga ketika NLR memberikan pelatihan dan kegiatan (dialog publik) penjelasan tentang kusta dari aspek medisnya. Serta adanya peningkatan kapasitas edukasi soal kusta.”

Pak Ardi yang sempat terpuruk karena pernah merasakan langsung betapa martabat penderita kusta terasa tidak sama seperti sebelumnya, satu persatu orang terdekatnya bukannya mencari informasi tentang cara merawat dan mencegah kusta, malah pada menjauh dan itu membuat depresi.

Beliau bangkit setelah bermitra dengan NLR Indonesia melalui organisasi yang diikutinya Permata Bulukumba. Dampak positif bukan hanya dirasakan oleh dirinya, Pak Ardi juga dapat memberikan kontribusi bagi program di desanya dalam cegah kusta menjadi lebih baik.

Sekarang, sudah saatnya stigma terhadap penyakit kusta yang ada di tengah masyarakat dikikis habis dengan informasi dan sosialisasi yang tepat, apa itu kusta, apa dampaknya bila terlambat ditangani, mudah menular jika tidak ditangani dengan baik.

Semua harus paham bahwa penyakit kusta sama dengan penyakit lain yang dapat dicegah, diobati, dan sembuh.

Pencegahan kusta dapat dilakukan dengan deteksi dini kusta, menyediakan fasilitas layanan kesehatan kusta yang memadai, hindari stigma terhadap penderita kusta, serta buat kelompok peer conselor.

Semua lapisan masyarakat harus terlibat, sebab mereka yang kesehatannya terdampak kusta sangat butuh dukungan moril dari orang terdekat dan lingkungan, stigma yang keliru akan membuat mereka down.

Jangan sampai penderita kusta baru malah menyerah melakukan pengobatan yang akhirnya jadi terlambat penanganannya dan dapat berujung disabilitas.

Memang tak dapat dipungkiri bahwa diskriminasi dan stigma karena kurangnya wawasan, terkadang justru dilakukan oleh orang terdekat, seperti pengakuan Pak Ardi sebagai OYPMK, “Pengalaman pribadi, saya tidak mendapatkan stigma di luar dari keluarga. Stigma dan diskriminasi justru saya dapatkan di keluarga. Yuk mulai hapus stigma dari diri kita sendiri.”

Keberadaan LSM seperti Sasakawa Health Foundation dan NLR Indonesia sangat diperlukan. Mereka menjadi penggerak untuk mencegah stigma dan diskriminasi penderita kusta.

Salam, jejak #Kesehatan YSalma.

12 comments

  1. Memang penting sekali adanya penyuluhan tentang kusta secara rutin. Agar masyarakat melek tentang penyakit ini dan mampu mengayomi penyitasnya.

    Bahkan dari Jepang sendiri aware terhadap penyakit ini lho. Smg mampu membawa insight positif untuk masyarakat kita ya.

    Suka

  2. Diskriminasi kusta ini masih terjadi ya kak, sehingga memang perlu sosialisasi dan edukasi yang secara masif dilakukan. Dengan begitu juga si pasien bisa semangat dan kembali rasa kepercayaan dirinya untuk berobat maupun melanjutkan hidup

    Suka

  3. Sangat membantu sekali ya NLR Indonesia untuk teman-teman yang memiliki penyakit kusta. Semoga kedepannya tidak ada lagi stigma negatif kepada penderita penyakit kusta di Indonesia

    Suka

  4. Selalu salut untuk yayasan/organisasi yang fokus pada satu permasalahan global untuk ditangani bersama publik. Salah satunya adalah penyakit kusta, yang menurut saya, literasinya masih belum tersosialisasikan lebih baik kepada masyarakat luas. Semoga dengan hadirnya SHF dan NLR Indonesia berikut dengan program-program mereka, dapat berjalan dengan baik sehingga pemahaman tentang kusta menjadi lebih dipahami.

    Suka

  5. Hebat ya Sasakawa Health Foundation? Bersama NLR dan KBR aktif mengkampanyekan kusta

    karena berkat kampanye mereka, kita jadi tahu bahwa penyakit kusta belum hilang dari Indonesia

    malah kita berada di peringkat ke-3

    Suka

  6. salut dengan beberapa gerakan NLR Indonesia dalam memerangi kusta. Terlebih saat ada Sasakawa Healtf Foundation yang ikut menjadi support sistem di dalamnya. Semoga segera tercapai target pemerintah utk mengeliminasi kusta di negara +62

    Suka

  7. Benar, sebagian besar yang terjadi di tengah masyarakat adalah menjauh jika ada yg terkena penyakit kusta. Minumnya pengetahuan tentang penyakit ini, membuat orang2 sekitar menjauh dan tidak mau terlibat untuk membawa penderita ke fasilitas kesehatan untuk berkonsultasi mengenai penanganan penyakit penderita.

    Suka

  8. Penyakit Kusta ini memang nggak bisa diperangi sendiri ya Mba? Harus ada kerjasama yang solid dari banyak pihak. Keren sih ini program Sasakawa Health Foundation ^^

    Suka

  9. Dengan adanya LSM seperti Sasakawa Health Foundation dan NLR ini sangat terbantu untuk memberikan edukasi tentang kusta kepada masyarakat. Karena gak bisa dipungkiri kalau penderita kusta masih sangat tinggi di Indonesia.

    Suka

  10. Membaca profil Sasakawa Health Foundation langsung merasa terharu yaa..
    Bahwa ternyata memerangi penyakit kusta itu gak setahun dua tahun, tapi uda bertahun-tahun dan kita semua masih berjuang untuk memberikan pemahaman yang benar mengenai penyakit ini serta memberikan dukungan serta ruang untuk tetap berkarya bagi OYPMK dan disabilitas.

    Suka

Tinggalkan Balasan ke annienugraha Batalkan balasan