Cara Mengajarkan Anak Menabung Sejak Usia Dini


Panduan cara mengajarkan anak menabung sejak usia dini perlu diketahui oleh semua orangtua. Kita sebagai orangtua tidak perlu menunggu menjadi ahli perencana keuangan dulu agar dapat mengarahkan anak untuk membiasakan diri menabung dengan mengatur keuangan.

Mengajarkan anak memanajemen antara kebutuhan atau sekedar keinginan, tak perlu menunggu waktu  khusus dulu. Memberikan contoh melakukan kebiasaan menabung dapat dilakukan sambil bermain di rumah bersama anak.

Cara menyimpan uang atau menabung untuk keperluan tertentu bisa diajarkan sejak usia dini, bahkan tanpa pernah disadari oleh anak kalau itu adalah sebuah pembelajaran. Bahkan, kita bisa membiasakan anak menabung sesuai perkembangan usia mereka.

Menabung yang akan dilakukan anak di sini maksudnya menyisihkan uang yang diterima untuk disimpan dengan pos-pos sesuai keperluan anak.

Dengan membiasakan menabung sejak dini maka kita sebagai orangtua telah melatih anak untuk membagi pengeluaran uang saku yang didapatkannya. Sementara uang saku bisa diberikan secara harian, mingguan, atau bulanan. Tergantung usia dan kebutuhan anak.

Celengan Kapten Amerika
Celengan ‘Kapten Amerika’ si Junior 🙂

Berdasarkan pengalaman saya sebagai Emak dari seorang anak, dan ‘Mak Uwo’ dari beberapa orang keponakan, maka anak kelas 4 Sekolah Dasar sudah bisa dilatih untuk diberikan uang saku mingguan.

Kemudian mereka dibantu mengarahkan cara mengelola uang yang mereka terima itu. Berapa rupiah yang dapat disisihkan untuk infaq, berapa yang dipergunakan untuk jajan (kalau anak memang perlu jajan lagi, karena ikutan teman di sekolah yang biasanya juga sudah pada membawa bekal), dan berapa rupiah untuk ditabung.

Kalau uang saku habis sebelum waktunya, mereka juga sudah bisa memahami konsekuensinya, tidak jajan di sekolah sampai menerima uang saku minggu berikutnya.

Sebenarnya, anak-anak jajan itu tergantung dari pembiasaan di rumah. Kalau di rumah semua kebutuhan makanan sehatnya sudah dipenuhi dan disediakan orangtua, anak tidak akan jajan.

Kalaupun ingin jajan pun bisa dilakukan pada momen tertentu bersama keluarga. Misalnya hanya sekedar beli es krim saat anak bisa mengelola uang saku mingguan dengan baik, kemudian dimakan bareng-bareng.

Anak-anak akan merasa, ternyata dengan berhemat sekian rupiah beberapa waktu, berikutnya dia dapat berbagi makanan kesukaan yang dapat dibeli dari hasil menabung tersebut untuk orang-orang terdekatnya. Anak-anak pasti sangat senang sekali. 

Di sekolah tinggal dibawakan bekal, camilan sehat. Jajan kadang-kadang aja, paling kalau terpengaruh sama teman-temannya. Tapi kalau diberi pengertian dengan baik, mereka akan memilih jajan untuk pernak-pernik sekolah yang lucu-lucu, yang dijual di koperasi sekolah *itupun kalau tergoda 😛 .

Tahapan Cara Mengenalkan Kebiasaan Menabung Sejak Dini

Tahapan mengenalkan cara menabung sejak usia dini perlu dilakukan dengan cara yang menyenangkan. Berikut beberapa tahapan yang dapat dilakukan sebelum anak mendapatkan uang jajan karena sudah masuk jenjang pendidikan formal atau sekolah.

Anak Usia 2-3 tahun

Pada usia ini adalah pengenalan. Berdasarkan pengalaman, caranya juga sangat mudah, tinnggal belikan sebuah celengan lucu atau bisa juga menggunakan bekas botol/kaleng minuman kesukaannya, tempatkan di area yang terlihat oleh anak.

Setiap kita punya recehan, ajak si kecil untuk memasukkan recehan tersebut ke dalam celengan, sambil berceloteh ringan, “Saatnya kita nabung, ntar kalau celengannya sudah penuh, kita beli susu kesukaan” 😉 . Kesannya sedang melakukan permainan memasukkan benda ke sebuah tempat.

Dulu waktu saya mengajarkan si Junior, saya memilih tempat celengan yang kecil dulu, jadi penuhnya tidak perlu menunggu waktu terlalu lama.

Saat penuh, hitung bareng-bareng sama anak, kemudian beli camilan kesukaannya. Bagi juga camilan yang dibeli kepada teman bermainnya. Walaupun anak belum mengerti nilai uang secara harfiah, tapi diharapkan semua proses menyisihkan uang receh yang mengasyikkan itu akan terekam dalam ingatannya.

Tanpa disadari, melalui perbuatan yang dilakukan bersama orangtua, anak telah belajar menabung sekaligus belajar berbagi.

Anak Usia 3 – 5 tahun

Pada usia ini, anak sudah bisa memilih celengan sesuai seleranya, seperti sesuai kartun favoritnya. Umumnya di kota-kota besar anak juga sudah mulai masuk pendidikan sekolah usia dini atau playgroup. Biasanya ada kebijakan dari sekolah yang juga sudah mulai mengajarkan anak belajar menabung setiap hari kepada ibu guru di sekolah. 

Kalau di sekolah Junior dulu, uang tabungan yang terkumpul biasanya dipergunakan untuk jalan-jalan sekolah *kalau biayanya masih kurang, orangtua tinggal menambahkan sedikit*. Dengan kegiatan positif dari sekolah ini maka anak belajar menabung dan orangtua pun untung karena terbantu meringankan biaya untuk keperluan sekolah dengan cara dicicil ringan dalam bentuk tabungan harian anak 😀 .

Anak Usia 6 tahun, Usia SD

Anak usia 6 tahun ke atas sudah bisa diajarkan menabung ke Bank, dengan nebeng di rekening orangtua, tapi atas namanya sendiri. Uang dari tabungan yang dikumpulkan di celengan apabila sudah penuh maka bisa disetorkan ke rekeningnya itu.

Waktu Junior SD, sekolahnya bekerjasama dengan pihak Bank. Tabungan harian yang dipegang guru dalam rentang waktu tertentu kemudian disetorkan ke Bank yang mengunjungi sekolah dengan mobil. Dulu data yang dipergunakan untuk membuka rekening setiap anak tetap data orangtua. Walaupun menggunakan ATM sendiri, ATMnya tetap yang memegang emaknya :mrgreen: .

Dari yang saya amati terhadap anak sendiri dan teman-temannya, anak-anak di atas usia 7 tahun, sudah punya keinginan untuk membeli mainan ini itu, mainan kesukaannya yang dipengaruhi oleh tontonan dan obrolan bersama teman.

Untuk mendapatkan sebuah mainan yang diincar si anak, kalau saya syaratnya harus tetap melewati proses menabung dulu. Dengan begitu anak akan mempunyai motivasi sendiri untuk menabung. Kalau nanti uangnya masih kurang, saya sebagai orangtua tinggal menambahkannya, tapi harus dilihat dulu keseriusan anak menabung.

Saya pernah mengantarkan anak ke sebuah mall untuk membeli mainan yang sudah diincarnya sejak lama. Uang receh-receh dari tabungan dihitung dulu di rumah, diikat, diselotip, kemudian dimasukkan tas kantong kecil untuk dia tenteng. Kami pun jalan ke pusat perbelanjaan.

Saat membayar dengan uang receh sekitar 350 ribu-an, kasirnya untung senyum-senyum dan memaklumi, “uang dari tabungan ya, dek 🙂 “.

Anak saya tersenyum lebar sambil mengangguk. Anak punya rasa kepuasan tersendiri juga saat mendapatkan mainan dari hasilnya menabung.

Menabung dulu untuk mendapatkan sesuatu, sudah tertanam dalam pikiran anak sejak dini.

Walaupun orangtua mampu untuk membelikan semua kebutuhan yang diperlukan anak, termasuk mainan kesukaan mereka. Tidak bijak juga tidak mengajarkan ‘usaha dan kemandirian’ kepada anak.

Hidup itu selalu berputar, kita tetap mendo’akan yang terbaik untuk masa depan anak-anak. Kita harus memastikan kesejahteraan anak-anak. Perlindungan terhadap keluarga dengan melek finansial, perlu diajarkan sejak dini.

Tidak begitu sulit cara mengajarkan menabung sejak dini kepada anak. Tinggal orangtua mencontohkan sekaligus mencarikan dan memenuhi keperluan uang saku untuk si anak 😉 .

Dengan mengajarkan menabung sejak dini, kita orangtua sudah memberitahukan kepada anak pentingnya mengelola keuangan, pentingnya edukasi finansial sejak dini.

49 comments

  1. menabung memang harus diajarkan sejak dini.
    sepertinya celengan sekarang banyak pilihan bentuknya dibanding zaman dulu yang kurang bervariasi

    Suka

  2. Kalau dulu celengan model ayam jago, petruk dll, sekarang model celengan banyak ragam nya ya, anak-anak jadi makin senang masukkin duit (nabung) 😀 .

    Suka

  3. Dasar penyimpan yang baik dari seorang anak, datang dari orang tuanya ya, Buk. Percuma juga kita ngajarin anak menabung kalau kita sendiri enggak pernah menabung. Artikel yang mencerahkan, Buk 🙂

    Suka

  4. Dasar penyimpan yang baik dari seorang anak, datang dari orang tuanya ya, Buk. Percuma juga kita ngajarin anak menabung kalau kita sendiri enggak pernah menabung. Artikel yang mencerahkan, Buk 🙂

    Suka

  5. Hihi.. aku dari kecil juga udah dibiasain nabung mbak. Aku sama adik dibeliin celengan gitu. Yah walaupun sebenernya yang nabung si ibu, tapi yang masukin recehannya kan aku juga. Disitu lah ngajarinnya. Paling seneng kalo udah penuh. Biasanya dibeliin sendal atau apalah yang memang lagi dibutuhkan.

    Bahkan waktu SMP dan SMA pun aku jadi kebiasaan nabung. Uang jajan tiap hari nggak aku jajanin. Soalnya emang nggak pengen jajan. Jadinya aku simpen selama seminggu, di akhir pekan biasanya aku beliin majalah atau tabloid. Gitu aja tiap hari 😀

    Suka

    • Nah pembelajaran menabung dari ortunya nyampe ke hati anaknya ntuh,
      anaknya jadi pinter mengelola uang saku dan mempergunakannya ke hal yang bermanfaat,
      ceritanya bisa jadi motivasi yang membaca, sip 🙂

      Suka

    • makasih, umur dua tahun kan anaknya udah jago berceloteh,
      dan sudah punya mau, dan sudah bisa ‘dipercaya’ megang koin untuk masuk celengan,
      walau setelah itu tangannya tetap kudu di cuci 🙂

      Suka

  6. aku beliin ara celengan karakter mba.. jd dia makin semangat nabungnya. di sekolah juga, terus sama aku bukain rekening tabungan di bank, meski dia blm ngerti. paling tidak, dia tau kalo harus nabung 😀

    Suka

Tinggalkan Balasan ke jampang Batalkan balasan