Pantaskah Kumiliki


Sepertinya kita-kita pada sering mendengar ataupun membaca tentang,  sudah seberapa pantaskah kita memiliki sebuah barang. Kalau buat ysalma cerita yang paling membekas di ingatan adalah kisah seorang bapak yang baru saja membeli sebuah mobil baru. Dia sudah wanti-wanti sama istri, supaya anak-anak jangan bermain dekat mobil baru mereka.

Tetapi yang namanya anak-anak, semakin ada larangan dari orang tuanya semakin dia penasaran. Awalnya sih mereka bermain di taman, tapi lama-lama bergeser ke carport dan dengan asyik dia memperhatikan cat mobil yang mengkilap yang memantulkan wajah polos mereka.

Tanpa sadar mereka mengukir pantulan bayangan mereka tersebut dengan batu, di body mobil baru bapaknya yang masih mulus. Betapa murkanya sang bapak begitu melihat mobil barunya ada goresan. Dan tanpa pikir panjang, saking stressnya dia menghukum sang buah hati sampai sakit. Si anak trauma dengan hukuman bapaknya.

Hmmm,,  dari kejadian diatas, menimbulkan pertanyaan, buat siapakah si bapak membelikan mobil baru tersebut??

Bukankah niat dia membeli mobil untuk membahagiakan anak dan istrinya. Untuk memudahkan transportasi keluarganya. Dengan kejadian tersebut, sudah pantaskah si bapak memiliki mobil baru tersebut???.

Dia begitu takutnya mobil barunya lecet, walaupun oleh goresan sang buah hati. Goresan di mobilnya bisa dihilangkan seketika dengan di bawa ke bengkel. Trauma yang di alami si anak akan terbawa sampai besar dan kemungkinan menimbulkan efek yang tidak baik di kemudian hari.

Sebenarnya si bapak belum pantas memiliki sebuah mobil baru dan terlalu memaksakan diri membelinya. Dia pantas memilikinya kalau dia bisa nyantai kalau terjadi apa-apa dengan mobilnya.

Bagaima dengan kita?? Berapa banyak barang yang kita miliki karena kita memaksakan diri untuk membelinya. Barang-barang yang setelah kita miliki justru membuat kita stress dengan pemeliharaan dan perawatannya.

Sama seperti halnya kita punya sepeda baru, taroknya di depan rumah, malamnya ga bisa tidur karena khawatir sepeda di curi orang. Sebenarnya indikator pantas tidaknya kita memiliki suatu barang, bukan dari harga mahal atau tidaknya.

Tetapi bisa dilihat seberapa besarnya barang tersebut memberi nilai tambah kepada kita. Membuat kita bahagia, membuat kita bersyukur (bersyukur punya sepeda, udah ga jalan kaki lagi kemana-mana ;)). Bukan malah membuat kita semakin stress dan penuh kekhawatiran terhadap barang yang di punyai.

Pertanyaan buat YSalma, sudah pantaskah kumiliki blog ini?? 😉

Bagaimana dengan teman-teman, adakah punya sesuatu yang membuatnya justru semakin khawatir???

32 comments

  1. Yang penting niat kita dalam membeli sesuatu, kalau niatnya cuma buat gengsi2an, tentu akan terjadi seperti contoh kasus di atas..

    Suka

  2. gimana ya? … mbak ysalma pantas kok miliki nih blog …
    Denuzz sepakat dengan kata memiliki pantas atau tidaknya dilihat dari added value yang didapatkan … kalo gak namanya tuh mubazir …

    ~~~ Salam BURUNG HANTU ~~~

    Suka

  3. Sudah kok…sudah pantas…heee…memang begitu ..ketika barang baru pasti akan dirawat dengan baik dan barang lama dilupaian,…itulaha ego yang dimiliki kita…mari kita lihat semua barang dengan memperlakukan yang sama tidak baru maupun lama, karena yang lama kalau dirawat akan awet dan yang baru kalau tidak dirawat akan cepat rusak

    Suka

  4. Tiap orang punya kadar sense of belonging yang berbeda2 ya. Mgkn kejadian pada si bapak td tidak bisa dilihat dr pandangan siap tidaknya dia punya mobil. Krn emosi bisa dipicu oleh banyak hal, dan mgkn saja sudah ada emosi sebelumnya entah di kantor atau sedang berantem sama istrinya jadi akhirnya gampang tersulut saat mobil tergores. 🙂

    Yah, kalau saya, apapun yg saya miliki dengan hasil keringat sendiri, jelas itu pantas dimiliki. Tidak ada yang bisa mengatakan pantas atau tidak pantas kecuali diri kita sendiri.

    Suka

  5. saya sependapat dengan komentarnya Mbak @Zee

    anyways, adalah sanga bijak jika kita berpikir ‘kedepan’ dalam hal membeli sebuah barang.

    Suka

  6. walaupun mobil baru, tdk sepantasnya kita mendewakan sedemikian rupa,
    toh satu saat dia akan menjadi barang lama juga.
    tapi, hati anak yg trauma , tdk akan bisa diobati dlm waktu yg dekat.

    Inilah contoh manusia yg cinta hanya pd materi semata, hingga diperbudak oleh materi itu.
    Semoga kita tdk menjadi orang2 yg hanya mencintai materi semata ,amin
    krn ada yg lebih baik di dunia ini yg patut kita cintai, misalnya keluarga kita sendiri
    salam

    Suka

  7. Udah pantes kok mbak..pantes banget, bahkan!
    He eh he he

    Sejauh ini gak ada yang membuat khawatir selain kehilangan orang-orang yang kita sayang..he h he he he

    Suka

  8. hahaha bener mbak..manusia memang tak pernah bersyukur xixi
    saya juga seringnya malah ketakutan dengan ini dan itu..tapi semuanya g terbukti.. benar hidup mah harus nyantai ajalah.. 😀

    Suka

  9. Benar ya, semua tidak hanya diukur dari harga barang tersebut.
    harus banyak berfikir sebelum membeli sesuatu, akankah membawa manfaat bagi kita atau malah sebaliknya.
    terima kasih ulasannya, telah membuat saya juga sadar!

    Suka

  10. Salam..nice share mba

    dengan ulasan kayak gini harusnya mba ysalma pantas donk memiliki blog ini, hehe..
    setuju bgt kalau kita masih merasa terbebani dengan apa yang kita miliki berarti belon pantas memilikinya, hihi ngaco gak yah komen saya 😛

    Suka

Tinggalkan Balasan ke Denuzz BURUNG HANTU Batalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.