Berkunjung ke blog teman-teman, rata-rata pada membahas SEO positif ‘Anak SMP‘. Membaca tulisan tersebut saya pun jadi ingat juga dengan masa jadul atau jaman dulu waktu jadi anak SMP yang masih lugu dan imut. Saya langsung meluncur baru hari ini ke blog Gerakan SEO Positif sang pencetus ide.
Anak SMP Kampung yang Kreatif
SMP saya berada di desa, 3km sebelum objek wisata jembatan akar. Bangunannya sendiri terletak sekitar 50m dari jalan raya. Di sepanjang jalan ini terdapat kebun penduduk, ada tanaman pohon pisang, kayu manis, cengkeh, kopi, duren, dan masih banyak pohon-pohon besar lainnya.
Masa SMP Masih Masa Bermain
Zaman saya jadi anak SMP, anak-anaknya pada saat sekolah dominannya masih bermain tapi tetap sekolah serius. Saya dan teman-teman masih suka membuat ‘bola’ dari bagian daun pohon. Penduduk di sana menyebutnya pohon “Bayua”. Pohon ini kalo sudah cukup umur dan lingkar batangnya mencukupi bisa dijadikan papan sebagai bahan bangunan.
Poyon bayua ini pada bagian belakang daunnya yang masih muda terdapat semacam karet, berwarna putih kekuningan. Jika dari pangkal daunnya kita kelupaskan atau pisahkan secara hati-hati, bagian putih dari daun ini bisa kita gulung menjadi bola, sebesar bola bekel. Tentu saja ini memerlukan daun bayua muda yang banyak.
Gambaran Lokasi Sekolah
Bangunan SMP yang dikelilingi oleh parak penduduk ini, maka setiap pagi nyampai sekolah disambut oleh kicauan burung.
Tidak jauh di belakang bangunan sekolah sayup-sayup akan terdengar aliran air sungai. Guru tidak mengijinkan murid-murid bermain ke dekat pinggiran sungai ini. Tapi saya dan beberapa teman pernah sekali melipir ke sana.
Sewaktu YSalma bersekolah, di halaman depan sekolahnya juga ada batu-batu besar dan pohon langsek (baca: duku). Yang jika kalau musim, setiap jam istirahat area ini bakal penuh oleh murid.
Kenakalan Anak SMP
- Nyampah Daun, Masuk Kebun Orang Tanpa Izin
Suatu hari saya dan beberapa teman ingin membuat bola daun bayua ini. Ngumpulin daunnya pas jam istirahat sekolah. Pernah nyasar jauh ke dalam parak (baca; kebun) penduduk. Yang empunya sampai kaget, anak sekolah kok main di parak. Pernah juga diomelin, karena keasyikan gulung-gulung daun sampai bikin sampah, daun berserakan di sekitar lingkungan sekolah.
- Masuk SMP Bukan Berdasarkan Kesepakatan Dengan Orangtua
Sebelum masuk SMP ini, orang tua (lebih tepatnya ‘Ibu’) menyarankan saya masuk MTSN. Saya ga mau, sempat membantah, hingga membuat beliau sedih.
Biar aman, saya tetap berangkat untuk mendaftar, dulu yang sekolah itu kayaknya emang anak-anak ya, bukan orang tua kayak sekarang ini. Jadi waktu mendaftar sekolah ga ada pake diantar ortu. Semua urus sendiri.
Apa mungkin karena sekolahnya di kampung kali ya. Soale, sekarang saya jadi emak, juga sibuk ngurus pendaftaran sekolah anak 🙂 .
Waktu pendaftaran itu, kita ada 4 orang, berangkat dari rumah naik angkutan umum yang juga masih jarang-jarang (lokasi sekolah MTSN-nya berjarak 3 desa dari kampung).
Secara niatnya mau masuk SMP, saya ga membawa lengkap syarat pendaftara (lupa, apanya yang saya tinggal di rumah. Tapi bukan NEM, secara NEM saya yang tertinggi di SD. Bangga dong 😉 ).
Sebenarnya, kala itu petugasnya mengizinkan saya mendaftar, kekurangannya ntar diantarkan, menyusul atau dititipkan aja pada Uwan (secara di sana ada kakak ibu yang juga jadi guru).
Karena emang dari awal udah ga niat, saya tetap ga mau mendaftar dengan alasan “ntar dikira nepotisme”. Alhasil yang mendaftar cuma tiga teman yang lain.
Di rumah, saya laporan kalau persyaratannya kurang, ga bisa daftar. Bibit kenakalan anak SMP baru muncul 😳 .
Esok harinya, saya langsung berangkat daftar SMP, tentu dengan membawa semua persyaratan, lengkap 😀 .
Pendaftaran masuk SMP ini merupakan kenakalan pertama. Jangan ditiru ya. Sebaiknya diskusikan dengan kedua ortu. Sebaliknya, ortu juga sebaiknya mendengarkan apa maunya anak, secara yang mau belajar itu anak. Setelah itu, sebagai anak, harus bertanggung jawab dengan pilihan yang sudah diambil itu. Jangan bikin kecewa ortu.
- Mbelot Aturan Guru
Setelah beberapa bulan sekolah di SMP, ada peraturan, anak perempuan yang rambutnya melebihi bahu, besok hari Senin waktu upacara pagi, rambutnya harus dikepang dua, dan diberi pita.
(Alamak,,,), itu bukan gaya, Ambo!
Maksud guru, biar rapi dan enak dilihat anak didiknya dengan seragam putih biru.
Saya alih-alih ngikutin, malah motong pendek rambut keriwilnya jadi potongan cowok .
Hari Senin pagi, guru yang melihat penampilan saya, cuma bisa geleng-geleng sambil nyelutuk, “kamu jadi semakin mirip Ambon manise yang berkulit bersih”.
Beliau kemudian ngasih wejangan pas upacara, anak cewek yang pakai pita pasti rajin dan bangunnya pagi biar bisa urus rambutnya. Anak perempuan yang milih motong pendek rambutnya, berarti anak cewek pema….s, hiks.
Kelakuan kayak ini termasuk kategori kenakalan anak SMP juga, ga nurut nasehat guru.
- Berkegiatan di Luar Sekolah Tanpa Pamit
Kenakalan anak SMP berikutnya yang sempat saya lakukan. Ini sih tanpa sengaja.
Saya kebetulan ikut ekstrakurikuler Pramuka. Sebelumnya, Kakak Pembina udah ngasih tahu beberapa orang murid yang mau melakukan latihan gabungan dengan anak-anak SMP sekolah lain, beda Kecamatan. Si kakak berpesan, “sebelum berangkat harap minta ijin sama orang tua”.
Ga tau karena saking semangatnya, atau takut ntar ga dikasih ijin. Ternyata, pada hari itu, ga satupun anak yang pamit sama ortu kalau latihan di tempat lain.
Sudah pasti pulangnya jauh lebih telat dari biasanya.
Orangtua yang panik, dari berbagai kampung datang ke sekolah yang sudah pasti kosong (ga ada kegiatan).
Akhirnya, mereka datang ke rumah salah satu guru, di sana baru dapat penjelasan kalau ada kegiatan luar. Tentu saja guru kena protes sama ortu, “Siapa yang bertanggung jawab kalau terjadi apa-apa”.
Padahal, kesalahan bukan terletak pada guru, tetapi sama anak-anak murid yang tak meminta ijin. Kasihan para guru jadi disalahkan.
Keesokan harinya, kami semua mendapat hukuman di sekolah.
Nakal Waktu Jadi Anak SMP, Boleh Aja, Tapi Dalam Batas Kewajaran & Tetap Belajar!
Masih banyak “kenakalan anak SMP” lain yang dilakukan, yang bikin jengkel guru ataupun orang tua. Tapi semua masih dalam taraf wajar, masih dalam batas proses berkembang dari fase anak-anak ke usia remaja.
Masa SMP (masa sekolah) adalah masa-masa jayanya seorang admin ysalma, walaupun agak rada-rada. Tetapi, selalu mempunyai nilai baik. Lulus SMP, saya mempunyai NEM SMP tertinggi. Ini tentu saja bikin bangga sekolah dan guru-guru.
Nilai NEM itu juga bisa menghantarkannya bisa memilih SMA terbaik dan terfavorit di daerah SUMBAR saat itu.
Di SMA, (baru nyadarnya setelah masuk dunia kerja, salah kaprah tentang jurusan IPA. Jurusan yang dianggap lebih baik. Padahal, saat psikotes penjurusan saya lebih dianjurkan untuk ke jurusan Sosial. Penjurusan tidak sesuai minat ini benar-benar besar pengaruhnya nanti buat masa depan. Untuk itu, pilihlah jurusan yang sesuai minat, bukan hanya berdasarkan kemampuan saja).
Mau masuk SMA saya juga mengikuti kemauan sendiri. Ortu maunya anaknya setelah SMP masuk SPK. Saya menolak, alasannya perawat itu sama aja pembantu orang yang sakit, harus sabar, dan banyak lainnya agar gak menyakiti pasien yang adalah orang lain. Emang agak rada-rada ya saya dulu 😦 .
Setelah sudah besar, alias sudah selesai dari pencarian jati diri, baru menyadari bahwa tugas mulia bagi seorang perempuan yang ingin bekerja di luar rumah itu adalah sebagai pendidik atau perawat. *Saya sempat menyasal, efek saya terlalu semaunya sendiri jadi anak* 😥 .
Kalau sekolahnya penuh kenakalan, kok selalu bisa punya nilai bagus?? Ini karena mempunyai prinsip dari dulu :
Apapun yang menjadi pilihan saya, dan dimanapun saya berada, saya akan berikan yang usaha terbaik dari saya, tentunya yang saya bisa.
Masa sekolah, bukti dari janji itu adalah nilai rapor yang baik. Itu tidak didapat dari hasil nyontek, ataupun les ini itu. Tetapi rajin mengulang pelajaran. Dan ini tidak mengurangi waktu bermain. Tetap bisa melakukan kenakalan anak SMP sembari bersenang-senang bersama teman-teman.
Intinya tetaplah pegang komitmen terhadap apa yang sudah kamu pilih.
Nah, kalo yang berikut ini adalah salah satu koleksi photo (foto) jadul sebagai anak SMP 😉


lanjutkan.. hajar SEO negatif dari DM ini..
SukaSuka
Wah seru yah..
Tuh fotonya keren , jauh banget yah dengan anak smp jaman sekarang! hehe
semoga gerakan ini cepet memberikan hasil!
SukaSuka
semoga usahanya mendapatkan hasil, jadi inget waktu smp masih culun dan polos
SukaSuka
fotonya itu taon berapa yah mba? (klo ble tau) 🙂
jadul abis sih, hehe
SukaSuka
ini yang paling Top di Jamannya nih mba 😉
SukaSuka
Terima kasih atas partisipasinya…nama sudah masuk dalam list PENDUKUNG GERAKAN SEO POSITIF…
MARI TERUS BERBAGI KEBAIKAN..KARENA KEBAIKAN AKAN BERBUAH KEBAIKAN YANG LAIN…
salam hangat dari MANAJEMEN EMOSI
SukaSuka
Kunjungan subuh … salam kenal …
SukaSuka
Coba gogling anak smp, ternyata gerakan SEO positif ini sudah bisa terdepan. Indahnya kebersamaan 🙂
SukaSuka
Salam Persahabatan…….
(Mohon maaf jika OOT) Ingin mengajak sahabat blogger untuk berpartisipasi dalam kontes SEO positif dalam rangka menghidupkan kembali semangat ngeblog. ……
SukaSuka
keren sob.. mari tetap semangat untuk membersihkan konten negatif di search engine
SukaSuka
anak SMP jaman sekarang tentu beda dengan jaman saya karena jaman ekarang banyak fasilitas yang memudahkan untuk belajar sekaligus sbg penggoda yaitu hapedan komputer.
Harus pandai2 untuk menyikapinya
salam hangat dari Surabaya
SukaSuka