Sabtu, 9 Juli 2011, orangtua yang sepuh, meminta diajak jalan-jalan. Bingung, mau mengajak kemana, liburan sekolah semua objek wisata pasti penuh dan ramai.
Objek wisata yang paling dicari tempat parkirnya harus dekat dengan tempat rekreasinya, tujuannya memudahkan bapak jalan dan menikmati rekreasinya. Akhirnya diputuskan untuk menuju objek wisata waduk Jatiluhur.

Ini merupakan kunjungan saya yang kedua. Dan tidak jauh berbeda dengan kondisi pertama saya berkunjung sekitar tahun 2006 dulu. Malah banyak penambahan arena permainan.
Objek Wisata Waduk Jatiluhur terletak di Kabupaten Purwakarta, Kecamatan Jatiluhur (+/- 8KM dari pintu keluar Tol Jatiluhur).
Waduk yang dibangun tahun 1957 merupakan bendungan untuk irigasi, PLTA, juga dimanfaatkan untuk budidaya perikanan. Mempunyai beberapa fasilitas sebagai objek wisata, sarana pertemuan, perkemahan dan sarana olah raga.
Dipintu masuk utama, di arahkan oleh petugas untuk menuju kawasan Grama Tirta, karena untuk waduk utamanya sepertinya sudah dibatasi. Membayar tiket masuk @ Rp. 7.500.-/ Orang (anak-anak tidak bayar) dan @Rp.10.000.-/ Kendaraan Gol. I.
Mencari tempat parkir yang nyaman di area sekitar waduk yang rindang dengan pepohonan. Ada tikar untuk lesehan, menikmati jagung bakar dan kelapa muda.

Dikawasan Grama Tirta, ada Water World dengan tarif: Hari biasa Rp. 25.000, Hari Sabtu dan Minggu Rp.27.500. Hari Libur Nasional RP.30.000. Anak usia 3th ke atas sudah membayar penuh.



Area bermain untuk anak, banana boat, perahu untuk mengitari waduk.

Melihat waduk, menambah wawasan anak tentang bendungan, budidaya ikan, dekat dengan lingkungan hijau, bermain air sepuasnya. Sebuah rekreasi yang komplit dan murahkan 🙂 .
Sayang sekali, di beberapa tempat, tempat sampahnya kurang, sehingga sampah kelihatan berserakan, perbaikan buat pengelola 🙂 .

indahnya..jadi pengen ke sana..
SukaSuka
sepertinya aku sekali2 pengen berenang di kolam deh.. bosen juga berenang dilaut *halah*
SukaSuka
lha, saya dah lama sekali tak berenang kangen juga rasanya
SukaSuka
[…] Maka pulau ini termasuk kota tambang, kota perdagangan antar pulau dan tentu saja kota tujuan objek wisata pantai yang lebih di kenal oleh negara tetangga di banding dalam negri […]
SukaSuka
[…] Objek wisata sejarah budaya Melayu di Pulau Penyengat yang menyambut kedatangan kita pertamakali datang adalah Masjid Raya Sultan Riau yang terbuat dari putih telur, yang didalamnya banyak tersimpan kitab-kita kuno. Kebetulan saat ysalma berkunjung adalah hari Jum’at, pengunjung selain yang ingin berwisata, juga bapak-bapak yang akan melaksanakan shalat Jum’at yang datang dari kota Tanjungpinang, Malaysia, maupun Singapur. Ini ditandai dengan kas dan infaq ke masjid yang terkumpul dalam mata uang Rupiah, Ringgit Malaysia dan dolar Singapur. […]
SukaSuka