Tanda Mengetahui Seseorang Yang Dipilihkan Tuhan Untuk Kita


Tanda untuk mengetahui seseorang yang dipilihkan Tuhan atau jodoh untuk diri kita, merupakan salah satu kalimat yang membuat pembaca sampai di beranda blog ini. Seingat saya tidak ada postingan spesifik yang membahas tentang jodoh. Atau mungkin karena saya pernah menulis tentang pasangan yang sudah menikah tapi masih mempertanyakan soulmate hidup? Bisa jadi 😳 .

Jodoh Rahasia Tuhan

Dalam keyakinan yang saya anut, jodoh merupakan salah satu rahasia Tuhan. Akan tetapi manusia dianjurkan untuk mengusahakannya, salah satunya dengan memantaskan diri sesuai arah jodoh yang diharapkan.

Kepantasan diri yang dimaksud tentu saja dalam pandangan Tuhan Yang Maha Mengetahui, bukan menurut penilaian kita sendiri, apalagi kaca mata orang lain.

mengetahui seseorang dipilihkan Tuhan untuk kita jadi jodoh

Saya termasuk yang sudah menyadari bahwa jodoh itu memang hak prerogatif Tuhan. Orang-orang terdekat saya juga banyak mengalami hal yang sama.

Memang umumnya orang menikah dengan ‘pacar’, teman dekat, atau orang yang sudah dikenal. Tapi tak sedikit yang menikah dengan seseorang yang sepertinya baru muncul atau baru ditemui belakangan.

Ada yang seperti dipertemukan sendiri dalam perjalanan hidup. Yang mana sebelumnya hati terasa begitu berat untuk mengiyakan pinangan yang datang. Tapi begitu ketemu dengn yang jodoh ini, tak membutuhkan waktu lama, diri mantap berkomitmen. Kenalan, penjajakan, sepakat untuk menikah.

Ada yang dipertemukan karena perantara pihak lain melalui perjodohan dan ta’aruf. Bagi seorang muslim dan muslimah cara seperti ini yang dianjurkan.

Ingatan saya dan beberapa kenalan yang mengalami sendiri yang namanya jodoh sebuah rahasia Ilahi ini, diri dibuat luluh dan tak berdaya oleh siapa, dilamarnya sama siapa, tapi pada akhirnya menjalani hidup pernikahan dengan siapa. Bahkan bermimpi pun tidak sebelumnya akan menikah dengan sosok seperti jodoh itu.

Ada yang tanggal pernikahan sudah tinggal hitungan hari, persiapan juga dilakukan atas kesepakatan bersama, tapi karena tidak berjodoh, ada saja alasannya untuk batal. Memutuskan mundur pada detik-detik terakhir, entah dorongan kekuatan mana yang memberikan keberanian untuk melakukannya.

Awalnya, cara jodoh bubar jalan seperti itu memang terasa sangat menyakitkan dan memalukan.

Tapi, setelah waktu mengurainya dan masing-masing menikah dengan orang lain, kedua belah pihak malah sama-sama merasakan kelegaan. Bersyukur pernikahan tidak terjadi di waktu lampau itu.

Lega belakangan itu karena munculnya kesadaran bahwa Tuhan ternyata benar-benar sudah menyiapkan jodoh masing-masing di tempat lain.

Tanda Seseorang Itu Jodoh (Pasangan) Yang Tepat

Atau dalam bahasa kekiniannya, seseorang yang memang dikirimkan dan dipilihkan Tuhan untuk menjadi jodoh atau pendamping hidup di dunia hingga Jannah. InsyaAllah.

Bagi teman-teman yang belum menikah, walau jodoh rahasia Tuhan, bukan berarti kita tidak diberi tanda. Apalagi bagi yang berikhtiar sambil berdo’a agar diberikan yang terbaik dengan setulus hati, diantaranya:

  1. Sosok Menghargai & Menghormati

Sebelum perasaan terlibat lebih jauh, ketika bertemu, hati kecil akan dengan jujur bisa mengenali sosok yang dapat menghargai pribadi orang lain atau tidak.

Ada saja tanda kecil yang menyentakkan pikiran, sosok calon yang dapat menghormati kita sebagai pribadi atau tidak. Bukan yang menghargai dan menghormati basa basi.

Sebagai penguat pertimbangan, kita bisa meminta tolong orang yang dipercaya untuk ikut memastikannya lagi.

  1. Memberikan Rasa Nyaman

Sesempurna apapun sosok si calon menghormati dan menghargai, tapi jika kita tidak merasaa nyaman karenanya, sama aja bohong. Kita harus tetap bisa tampil menjadi diri sendiri tanpa rasa khawatir, bukan hanya sekedar menyeimbangkan dia.

  1. Mengenal dan Memperkenalkan Keluarga

Menikah itu bukan hanya putus pada dua orang yang akan melakukannya, tapi melibatkan keluarga besar kedua belah pihak.

Jodoh yang baik itu akan berusaha secepatnya untuk mengenal keluarga kita dan memperkenalkan kita dengan keluarganya.

  1. Mendiskusikan Tujuan Bersama Denga Jelas

Bukan tentang sudah mapannya, tapi tentang semangatnya untuk berusaha mandiri. Dia membicarakan dan mendiskusikan rencana umum tentang keluarga masa depan seperti apa yang ingin dibinanya bersama kita.
Bahasa lainnya, menyamakan visi misi berdua.

  1. Menyegerakan Berkomitmen Secara Resmi

Kalau hanya sebatas rencan-rencana tanpa realisasi secepatnya, sama aja ga niat. Calon yang baik tidak akan membiarkan jodohnya menunggu terlalu lama.

  1. Seiman

Ini bukan SARA, tapi sebaiknya harus. Justru bagi seorang muslimah, poin ini malah wajib hukumnya.

Sebab, nikah itu tentang ikrar dari komitmen dua orang di hadapan Tuhan yang disaksikan orang terdekat dan dikabarkan pada lingkungan, dan akan dijalani hingga sisa usia.

Hakekat dari manusia beragama itu semakin usianya bertambah, keinginan untuk lebih mendekatkan diri pada agama yang diyakini juga semakin menguat.

Jangan sampai dua orang yang sudah berkomitmen malah saling menyakiti setelah melalui berbagai hal dalam pernikahan. Kemudian menyalahkan jodoh yang hanya sampai di situ. Memang ada yang bisa melaluinya, tapi tak sedikit yang pada akhirnya menyerah. Setidaknya meminimalisir dari awal.

Jangan Anggap Sepele Sebuah Kebiasaan!

Oiya, jangan lupa mencari tahu tentang kebiasaan dia. Sebab yang namanya kebiasaan, itu melekat pada diri. Apalagi kebiasaan yang sudah dilakukan mungkin hampir seusianya atau saat mulai aqil baliq, itu tidak akan bisa diubah dalam waktu singkat. Bahkan ada yang tidak bisa diubah sama sekali, kecuali dari keinginannya sendiri.

Tujuan mengetahui kebiasaan ini selain untuk tambahan pertimbangan, juga untuk mengetahui batas toleransi kita. Misalnya:

  • Kebiasaan yang sudah jadi candu

Misalnya merokok. Kebiasaan ini sejalan waktu mungkin bisa diubah untuk sebagian orang. Tapi bagi sebagian lain mungkin saja tidak, bagi yang sudah candu. Apalagi kalau ada candu lain-lainnya. Pikirkan matang-matang.

Saya sudah mengalaminya, saya pada waktu-waktu tertentu bisa sangat tidak tahan dengan asap rokok, bisa megap-megap seperti ikan yang keluar dari air. Bisa kebangun dari tidur lelap ketika mencium asap rokok. Tapi pasangan hidup saya perokok berat 😥 .

Dulu saya pikir bisa berhenti, tapi ternyata tidak. Solusinya dengan membuat kesepakatan, merokok tidak di dalam rumah.

Sewaktu anak masih kecil memang merokoknya di luar rumah. Tapi karena merokok itu sudah kebiasaan, saat boker mulai merokok di kamar mandi. Ketika anggota keluarga sudah tidur, mulai merokok sembari nonton tv.

Kalau yang menganggap ini sebuah prinsip, bisa jadi pemicu ‘adu mulut’ nantinya. Kan sayang buang-buang energi. Saya akhirnya menganggap seperti kebiasaan saya kalau sudah nonton, bisa lupa waktu 😳 .

  • Kebiasaan Tidur

Jika kita tidurnya suka dalam suasana hening dan lampu temaram, tapi caalon pasangan hanya bisa tidur kalau lampunya menyala terang dan diiringi musik atau sambil ‘ditonton’ tv. Jika dimatikan lampu atau tv-nya, selelap apapun, si dia bisa terbangun. Gimana bakal tidur bersama? 😳 .

Percayalah, walau itu tampak hal sepele di awal, tapi perbedaan kecil itu jika ga ketemu solusinya bisa bikin capek hati.

Ketika istirahat, tidur bisa aja di ruangan terpisah. Ngumpul pas lagi saling mau kelonan atau pas ada maunya aja. Tapi saat kondisi bathin capek, salah satu akan merasa didatangi saat butuh saja. Itu kalau berulang bisa menjadi endapan emosi, dan bisa meledak kapan saja.

  • Kebiasaan Ketika Emosi

Dia kalau sedang emosi suka lupa daratan, menerjang, memukul tanpa terkontrol. Bahayya, bisa berujung KDRT.

Banyak kebiasaan lain yang harus disesuaikan bagi dua pribadi. Kalau hanya sekedar menaruh handuk, memencet pasta gigi, itu bisa dikondisikan.

Tapi kalau hal-hal mendasar itu bertentangan banyak dengan kebiasaan yang sudah kita anut lama, hal itu bakal menguras emosi. Jangan dikira cinta bisa mengubahnya nanti.

Di awal-awal cinta memang bisa membuatnya tampak indah.
Tapi, cinta pada makhluk itu tidak ada yang abadi.

Cinta dalam menjalani kehidupan rumah tangga itu perlu diusahakan terus menerus agar dia tidak memudar atau hilang.

Kebiasaan si calon sebaiknya dipertimbangkan dengan baik, bakal mampu ga menghadapinya.

Kesimpulan

  • Menikahlah segera jika sudah ketemu dengan seseorang yang tepat. Kapan itu? ‘Alarm’ diri pasti mengetahuinya.
  • Jangan menikah karena alasan dikejar usia, karena takut diomongin orang lain, karena terpaksa. Sebab yang menjalaninya kita.
  • Karena sekarang bukan lagi jaman Siti Nurbaya, banyak cara mudah untuk mencari tahu kepribadian seseorang. Ta’aruf dengan sebaik-baiknya, maksimalkan itu.
  • Jika sudah memutuskan berkomitmen dalam pernikahan, apapaun alasan yang menjembataninya, jika merasa itu pilihan salah, jangan terburu-buru membuat keputusan. Jika bukan hal prinsip, coba terima dulu bahwa itu jalan hidup yang musti dilalui. Mungkin ada hikmah yang sedang menunggu, yang baru akan disadari nanti, bisa jadi berupa pelangi dalam hidup.

Teruntuk temans YSalma yang masih sendiri, semoga segera dipertemukan dengan jodoh terbaik. Secepatnya menyempurnakan separuh agama dengan menikah 🙂 .

3 comments

    • Tetap semangat, itu hanyo yang paik2 e snek. Yang sero e banyak hahaha.

      Mati nyalo lampu, kadang bisa jadi bahan utk romantis, bermanja, dan saling merajuk berdua, tapi kalau mood lagi ga baik, baru deh.

      Semua tergantung kesiapan diri.
      Kalau sudah memutuskan jadi pasangan seseorang, harus menerima kelebihan dan banyak kekurangannya 😀 .

      Suka

Terima Kasih Untuk Jejakmu, Temans :)

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.