Love, Membekukan Kebahagiaan September


Waktu berputar sangat cepat
Sudah 9 September lagi, Love.

Bekukan harapan dengan catatan yang berisi energi kebaikan ❤ .

Love-September

____

Apa kabarmu perempuan tangguh yang mempunyai banyak luka tak berdarah, dan juga bekas luka bernanah?
Semua bisa dilewati, dan tetap senyum yang kau tampilkan.

Teruslah seperti itu.

Selalu batasi hatimu pada sesuatu yang membuatnya memerih.
Walau untuk itu, kau dicap banyak sebutan dan omongan.
Biarkan saja!

Mereka tidak tahu susahnya berdamai dengan lubang gelap kehidupan.

Bahkan, disaat pemberi luka yang tak disadari itu sudah tiada. Kecemasan lain muncul. Kau masih harus berbaik-baik pada sisa jejak yang sangat ingin dihapus itu.

Itu, karena kau tidak bisa menjelaskan ketakutanmu, bahkan pada kedua orangtuamu sekalipun.

Tetaplah percaya bahwa kau bisa melewati semuanya.

Kau hanya perlu memperhatikan posisimu.
Kapan kau harus mundur selangkah, menjauh, atau mungkin ‘menghilang’ sejenak.
Jangan sekali-kali ijinkan kepalamu dikuasai oleh pikiran negatif terlalu lama.

Jangan mengasihi dirimu sendiri.
Buka matamu, baca! Banyak di luar sana yang jauh lebih parah lukanya dari apa yang kau alami.

Tepatlah memilih tempat curhat.
Biarkan hanya kau dan Dia yang tahu.

Menerima semua yang sudah terjadi.
Yakinlah, tak ada satu kejadian yang tak memberikan hikmah bagi yang mau ‘melihat’.

Teruslah tersenyum, tak perlu tertawa.
Karena kau tahu betul, dibalik tawa selalu ada air mata yang menyertainya.
___

Catatan Tentang Aku.

8 September, sekitar pukul 8.30 ikut antrian mau periksa tensi darah karena merasa badan sedikit pegal-pegal *bukan hati*.

Sempat, nomor antrian panggilannya terlewatkan, longkap memanggilnya, salah nama pula. Protes dong!
Petugas yang manggil minta ma’af.

Aku tersenyum manis, karena dipanggil, “mbak” oleh si bapak. Walau tak lama. Setelah menimbang berat badan, ia masih semangat menyebutkan angkanya.

Begitu mendengar mulutku menyebutkan angka untuk usia, terlihat jelas perubahan wajahnya, terkejut. Beliau menggumamkan nama lengkap yang salah tulis itu lagi :mrgreen: .

Bergerak ke meja berikutnya. Antri lagi sejenak.
Ibu perawat sebelum menyapa, melirik cerdas kertas yang ku sodorkan, kemudian berujar, “silahkan, bu”.

Ia juga menggumamkan nama yang salah tulis itu. Ketika ku jelaskan. Beliau juga sigap berdalih, “Salwa dan Salma itu sangat dekat”. Kami pun tersenyum. Lanjut membahas keluhan yang tubuhku rasakan.

Berpindah ke meja berikutnya. Sekali lagi menunggu giliran.
Akhirnya, mas dokter bersuara, “Silahkan duduk, mbak”.
Aku duduk sambil tersenyum tipis.

Terulang lagi, wajah mas dokternya agak terkesiap melihat kertas di tangannya, kertas yang berisi catatan data pasien. Lebih tepatnya usia pasien yang tertera. Bahasa tubuhnya mengatakan, “duh, gua salah manggil si ibu dengan panggilan mbak” :mrgreen: .

Terima kasih mas dokter. Anda membuat keluhan pegal-pegal di tubuh langsung sirna, karena bahagia dianggap awet muda 😳  *emak-emak minta ditimpuk*.
_

Alhamdulillah.
Barakallah fii umrik.
Happy B’day. Selamat Ultah.
Love, 9 September 2019.

22 comments

    • Makasih, mas.
      Aamiin. Memang sehat itu yang semakin terasa penurunannya dari tahun ke tahun.

      Semangat ngeblog juga sama mas guru, saya ikutan belajar banyak dari tulisan-tulisan di blognya. Terima kasih.

      Suka

  1. Barakallah Fii Umrik, Mbak Salma 💕

    Semoga semakin semangat mendidik si bujang.
    Semoga semakin rajin memasak untuk ayah dan si bujang.
    Dan semoga semakin menjadi perempuan tangguh yang berbahagia 😊

    Disukai oleh 1 orang

  2. Alhamdulillah yang diperiksakan pegal pegal badan bukan hati 😀 . Padahal lagu yang terkenal berjudul september ceria lho mbak… Hepi besdey aja pokoke.

    Suka

Terima Kasih Untuk Jejakmu, Temans :)

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.